KEBIJAKAN FISKAL

Realisasi Penerimaan Loyo, Strategi Utang Berubah? Ini Kata Kemenkeu

Redaksi DDTCNews | Kamis, 11 Juli 2019 | 16:08 WIB
Realisasi Penerimaan Loyo, Strategi Utang Berubah? Ini Kata Kemenkeu

Dirjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kemenkeu Luky Alfirman.

JAKARTA, DDTCNews – Kinerja penerimaan yang di bawah ekspektasi membuat pembiayaan (utang) berpotensi berubah tahun ini. Hal tersebut akan menjadi bagian dalam laporan pemerintah kepada DPR.

Dirjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kemenkeu Luky Alfirman mengatakan opsi perubahan strategi dan patokan pembiayaan akan terlihat dalam penjabaran di laporan semester I dari pemerintah kepada DPR.

“Nanti, minggu depan Menkeu akan menyampaikan laporan semester kepada DPR. Nanti lihat saja angkanya di sana,” katanya saat membuka masa penawaran Savings Bond Ritel (SBR) seri SBR007, Kamis (11/7/2019).

Baca Juga:
Cari Tambahan Penerimaan, Negara ini Rombak Regulasi Pajak Warisan

Luky memaparkan kondisi perekonomian yang diliputi ketidakpastian turut memengaruhi kondisi keuangan negara. Kinerja penerimaan misalnya, ikut terpengaruh sehingga mencatatkan pertumbuhan yang tidak setinggi tahun lalu.

Iklim ketidakpastian yang berkembang saat ini menjadi perhatian serius pemerintah. Perhatian pemerintah tidak hanya pada pos penerimaan, tetapi juga seluruh pos yang ada dalam APBN.

“Kondisi global masih diliputi ketidakpastian dan masih sangat volatile. Kita ini seperti naik rollercoaster, kadang ada berita bagus, kadang ada berita buruk. Kita terus cermati dan waspada kepada semua yang terjadi,” paparnya.

Baca Juga:
Kejar Pendapatan, DPR Imbau Pemerintah Optimalkan Sektor Perkebunan

Seperti diketahui, pendapatan negara hingga akhir Mei 2019 tercatat senilai Rp728,5 triliun dengan laju pertumbuhan sebesar 6,2%. Realisasi pertumbuhan setoran ke kas negara tersebut lebih rendah dari tahun lalu dengan setoran senilai Rp686 triliun dengan laju pertumbuhan sebesar 15,5%.

Sementara itu, pembiayaan utang pemerintah hingga akhir Mei 2019 sebesar Rp159,6 triliun atau 44% dari pagu APBN senilai Rp359 triliun. Realisasi utang tersebut tumbuh negatif 10,6% dari tahun fiskal 2018 yang pembiayaan utangnya mencapai Rp178,5 triliun. (kaw)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Senin, 21 Oktober 2024 | 18:33 WIB PENDAPATAN NEGARA

Kejar Pendapatan, DPR Imbau Pemerintah Optimalkan Sektor Perkebunan

Sabtu, 19 Oktober 2024 | 14:00 WIB PEREKONOMIAN INDONESIA

Konsumsi Kelas Menengah Stabil, Ekonomi Diprediksi Tumbuh di Atas 5%

Jumat, 18 Oktober 2024 | 10:30 WIB KOTA SERANG

Kejar Pendapatan Daerah, Kota Ini Bakal Bentuk Tim Intelijen Pajak

BERITA PILIHAN
Rabu, 23 Oktober 2024 | 17:30 WIB PERPRES 132/2024

Tak Hanya Sawit, Cakupan BPDP Kini Termasuk Komoditas Kakao dan Kelapa

Rabu, 23 Oktober 2024 | 17:05 WIB KABINET MERAH PUTIH

Kabinetnya Gemuk, Prabowo Minta Menteri Pangkas Kegiatan Seremonial

Rabu, 23 Oktober 2024 | 17:00 WIB UJIAN SERTIFIKASI KONSULTAN PAJAK

Awas! Ada Sanksi Blacklist bagi Peserta USKP yang Tidak Datang Ujian

Rabu, 23 Oktober 2024 | 16:30 WIB KEMENTERIAN KEUANGAN

Daftar Lengkap Menteri Keuangan dari Masa ke Masa, Apa Saja Jasanya?

Rabu, 23 Oktober 2024 | 16:00 WIB KABUPATEN MALUKU TENGAH

Pajak Hiburan 45%, Ini Daftar Tarif Pajak Terbaru di Maluku Tengah

Rabu, 23 Oktober 2024 | 15:53 WIB PROFESI KONSULTAN PAJAK

USKP Kembali Digelar Desember 2024! Khusus A Mengulang dan B-C Baru

Rabu, 23 Oktober 2024 | 15:45 WIB KEBIJAKAN PEMERINTAH

Kabinet Gemuk Prabowo, RKAKL dan DIPA 2024-2025 Direstrukturisasasi

Rabu, 23 Oktober 2024 | 15:32 WIB SERTIFIKASI PROFESIONAL PAJAK

Profesional DDTC Bersertifikasi ADIT Transfer Pricing Bertambah

Rabu, 23 Oktober 2024 | 15:30 WIB CORETAX SYSTEM

Coretax DJP: Lapor SPT WP Badan Harus Pakai Akun Orang Pribadi