PMK 71/2022

PPN Bagi PKP yang Menyerahkan Jasa Pengiriman Paket, Begini Aturannya

Redaksi DDTCNews | Selasa, 08 November 2022 | 17:30 WIB
PPN Bagi PKP yang Menyerahkan Jasa Pengiriman Paket, Begini Aturannya

Petugas kurir menata barang yang akan dikirim ke konsumen di Jakarta, Jumat (28/10/2022). ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/aww.

JAKARTA, DDTCNews - Terdapat ketentuan khusus dalam menghitung besaran pajak pertambahan nilai (PPN) terutang bagi pengusaha kena pajak (PKP) yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang jasa pengiriman paket.

Sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan (PMK) 71/2022, jasa pengiriman paket termasuk dalam kelompok jasa kena pajak (JKP) tertentu. Sehingga, perhitungan PPN terutangnya diatur menggunakan besaran tertentu.

“PKP yang melakukan penyerahan JKP tertentu wajib memungut dan menyetorkan PPN yang terutang dengan besaran tertentu.” bunyi Pasal 2 ayat (1) PMK 71/2022, dikutip Selasa (8/11/2022).

Baca Juga:
Kontribusi ke Negara, DJP: Langganan Platform Digital Kena PPN 12%

Adapun besaran tertentu yang diatur sebesar 10% dari tarif PPN sesuai Pasal 7 ayat (1) Undang-Undang PPN. Dalam hal menyesuaikan dengan tarif PPN yang berlaku saat ini, yakni sebesar 11% maka akan didapatkan tarif efektif sebesar 1,1%.

PPN terutang akan didapatkan dengan mengalikan tarif efektif tersebut dengan nilai penggantian sebagai dasar pengenaan pajaknya. Adapun nilai penggantian merupakan nilai berupa uang, termasuk semua biaya yang diminta atau seharusnya diminta.

Kemudian, PKP yang melakukan penyerahan jasa pengiriman paket juga memiliki kewajiban membuat faktur pajak. Namun, perlu diperhatikan, pembuatan faktur pajaknya menggunakan kode transaksi 05 sesuai yang diatur dalam Lampiran B PER-03/PJ/2022. Simak juga 'Ingat! Ini Penyerahan yang Menggunakan Kode Faktur 05'.

Baca Juga:
Apa Itu Barang Tidak Kena PPN serta PPN Tak Dipungut dan Dibebaskan?

Kemudian, perlu diperhatikan pula terkait ketentuan pengkreditan pajak masukannya. Jasa pengiriman paket termasuk dalam kelompok JKP tertentu. Sesuai dengan Pasal 5 PMK 71/2022, pajak masukan yang berhubungan dengan penyerahan JKP tertentu tidak dapat dikreditkan.

"PKP … tidak dapat mengkreditkan pajak masukan atas perolehan BKP atau JKP, impor BKP, serta pemanfaatan BKP tidak berwujud atau JKP dari luar daerah pabean di dalam daerah pabean, yang berhubungan dengan penyerahan JKP tertentu,” bunyi penggalan Pasal 5 PMK 71/2022. (Fauzara Pawa Pambika/sap)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Rabu, 25 Desember 2024 | 13:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Kontribusi ke Negara, DJP: Langganan Platform Digital Kena PPN 12%

Rabu, 25 Desember 2024 | 09:37 WIB KURS PAJAK 25 DESEMBER 2024 - 31 DESEMBER 2024

Kurs Pajak Terbaru: Rupiah Melemah terhadap Mayoritas Mata Uang Mitra

Selasa, 24 Desember 2024 | 19:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Sempat Menolak, PDIP Kini Berbalik Dukung PPN 12 Persen

BERITA PILIHAN
Rabu, 25 Desember 2024 | 15:00 WIB KEBIJAKAN PEMERINTAH

Pemerintah akan Salurkan KUR Rp300 Triliun Tahun Depan

Rabu, 25 Desember 2024 | 13:30 WIB PSAK 201

Item-Item dalam Laporan Posisi Keuangan Berdasarkan PSAK 201

Rabu, 25 Desember 2024 | 13:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Kontribusi ke Negara, DJP: Langganan Platform Digital Kena PPN 12%

Rabu, 25 Desember 2024 | 12:30 WIB KEBIJAKAN KEPABEANAN

Fitur MFA Sudah Diterapkan di Portal CEISA sejak 1 Desember 2024

Rabu, 25 Desember 2024 | 11:30 WIB PMK 94/2023

Pemerikaan Pajak oleh DJP terhadap Kontraktor Migas, Apa Saja?

Rabu, 25 Desember 2024 | 11:00 WIB INFOGRAFIS PAJAK

Dokumen yang Dilampirkan saat Pemberitahuan Perpanjangan SPT Tahunan

Rabu, 25 Desember 2024 | 09:37 WIB KURS PAJAK 25 DESEMBER 2024 - 31 DESEMBER 2024

Kurs Pajak Terbaru: Rupiah Melemah terhadap Mayoritas Mata Uang Mitra