PORTUGAL

Portugal Rencanakan Pengenaan Pajak 28% Atas Aset Kripto

Muhamad Wildan | Sabtu, 15 Oktober 2022 | 08:30 WIB
Portugal Rencanakan Pengenaan Pajak 28% Atas Aset Kripto

Ilustrasi.

LISBON, DDTCNews - Pemerintah Portugal berencana untuk mulai mengenakan pajak atas capital gain yang diperoleh wajib pajak dari aset kripto. Kebijakan ini ditargetkan mulai berlaku pada tahun depan.

Dalam rencana anggaran 2023, PPh sebesar 28% akan dikenakan bila capital gain atas aset kripto direalisasikan oleh wajib pajak dalam waktu kurang dari 1 tahun.

"Capital gains atas aset kripto yang disimpan oleh wajib pajak selama lebih dari 1 tahun tetap dikecualikan dari PPh," tulis pemerintah dalam rencana anggaran 2023, dikutip Sabtu (15/10/2022).

Baca Juga:
Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

Pengenaan PPh sebesar 28% atas capital gains dari aset kripto diusulkan oleh pemerintah untuk menciptakan kesetaraan perlakuan pajak antarsektor. Pasalnya, PPh dengan tarif sebesar 28% adalah tarif yang berlaku umum dan dikenakan atas capital gains yang bersumber dari aset-aset lainnya.

Selain pengenaan PPh atas capital gains, pemerintah Portugal juga mengusulkan pengenaan bea (stamp duty) sebesar 4% atas komisi yang diperoleh perantara yang memfasilitasi transaksi aset kripto.

Untuk diketahui, pengenaan PPh atas capital gains dari aset kripto telah diwacanakan oleh Menteri Keuangan Portugal Fernando Medina sejak Mei. Menurutnya, aset kripto adalah instrumen investasi dan capital gains dari aset tersebut seharusnya dikenai pajak.

Baca Juga:
Malaysia Berencana Kenakan Pajak atas Dividen sebesar 2 Persen

Bagaimanapun, Portugal perlu mengenakan pajak atas aset kripto sebagaimana yang telah dilakukan oleh negara lain. "Beberapa negara sudah memiliki sistem pemajakan atas aset kripto, kami juga akan membangun sistem kami," ujar Medina pada Mei 2022 seperti dilansir blockworks.co.

Saat ini, Portugal masih memperlakukan aset kripto layaknya mata uang sehingga capital gains yang diterima oleh para investor aset tersebut terbebas dari pajak. (sap)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Selasa, 22 Oktober 2024 | 15:30 WIB AUSTRALIA

Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

Minggu, 20 Oktober 2024 | 15:00 WIB PERATURAN BAPPEBTI 9/2024

Ada Aturan Baru, Exchanger Kripto Harus Punya Hak Akses NIK Dukcapil

Minggu, 20 Oktober 2024 | 14:00 WIB HONG KONG

Negara Ini Bakal Pangkas Tarif Bea Masuk Minuman Beralkohol

BERITA PILIHAN
Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:45 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

Sah! Misbakhun Terpilih Jadi Ketua Komisi XI DPR 2024-2029

Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

PPN Mestinya Naik Tahun Depan, Gerindra akan Bahas Bareng Kemenkeu

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:30 WIB KPP PRATAMA JAMBI TELANAIPURA

WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:06 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

DPR Tetapkan Daftar Mitra Kerja untuk Komisi XII dan Komisi XIII

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:41 WIB IHPS I/2024

BPK Selamatkan Keuangan Negara Rp13,66 Triliun pada Semester I/2024

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:30 WIB KANWIL DJP JAWA TIMUR II

Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:00 WIB TIPS PAJAK DAERAH

Cara Daftarkan Objek Pajak Alat Berat di DKI Jakarta secara Online

Selasa, 22 Oktober 2024 | 15:30 WIB AUSTRALIA

Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

Selasa, 22 Oktober 2024 | 14:00 WIB KP2KP SIDRAP

Ubah Kata Sandi Akun Coretax, Fiskus: Tak Perlu Cantumkan EFIN