Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memberikan paparan dalam video conference APBN Kita.
JAKARTA, DDTCNews – Realisasi penerimaan pajak hingga akhir Maret 2020 masih tercatat turun 2,5% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Penurunan mulai lebih kecil dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 5%.
Hal ini dipaparkan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati melalui video conference APBN Kita pada pagi ini, Jumat (17/4/2020). Realisasi penerimaan pajak hingga akhir Maret 2020 tercatat senilai Rp241,6 triliun atau 14,7% terhadap target APBN 2020 senilai Rp1.642,6 triliun.
“Total penerimaan pajak kita negatif 2,5% [dibandingkan periode yang sama tahun lalu],” ujar Sri Mulyani.
Sebagai perbandingan, realisasi penerimaan pajak selama tiga bulan pertama pada 2019 tercatat senilai Rp247,7 triliun atau 15,7% terhadap target Rp1.577,6 triliun. Performa tersebut sekaligus tercatat mengalami pertumbuhan 1,3%.
Sementara itu, realisasi penerimaan bea dan cukai hingga 31 Maret 2020 tercatat senilai Rp38,3 triliun atau 17,2% dari target Rp223,1 triliun. Realisasi ini mencatatkan pertumbuhan 23,6% dibandingkan realisasi periode yang sama tahun lalu Rp31,0 triliun.
Dengan demikian, realisasi penerimaan perpajakan hingga akhir Maret 2020 tercatat senilai Rp279,9 triliun atau 15,0% dari target dalam APBN Rp1.865,7 triliun. Performa ini hanya mencatatkan pertumbuhan 0,4% dibandingkan realisasi akhir Februari 2019 senilai Rp278,7 triliun.
“Khusus untuk cukai, ini disebabkan pembelian pita cukai melonjak. Pengusaha membeli pita cukai lebih awal karena mengantisipasi adanya pembatasan sosial [akibat virus Corona],” kata Sri Mulyani.
Secara umum, realisasi pendapatan negara tercatat senilai Rp375,9 triliun atau tumbuh 7,7% dibandingkan capaian periode yang sama tahun lalu Rp349,0 triliun. Realisasi pendapatan negara itu setara dengan 16,8% dari target APBN 2020 senilai Rp2.233,2 triliun.
“Kelihatanya pendapatan negara melonjak. Namun, perlu digarisbawahi, Ini karena ada pergeseran pembayaran dividen dari BUMN kita sehingga PNBP melonjak. Bank-bank BUMN melakukan RUPS lebih awal,” jelas Sri Mulyani.
Selanjutnya, belanja negara tercatat senilai Rp452,4 triliun atau 17,8% dari pagu Rp2.540,4 triliun. Realisasi belanja negara itu hanya tumbuh 0,1% dibandingkan penyerapan per akhir Maret tahun lalu senilai Rp452,1triliun.
Dengan performa pendapatan negara dan belanja negara itu, defisit APBN tercatat mencapai Rp 76,4 triliun atau 24,9% dari patokan dalam APBN 2020 senilai Rp307,2 triliun. Realisasi defisit anggaran itu setara dengan 0,45% terhadap PDB.
"Angka Maret ini belum menjadi angka normal yang menunjukkan kondisi ekonomi yang sesungguhnya karena beberapa hal yang tidak akan terulang [karena virus Corona]," ujar Sri Mulyani. Simak artikel 'Begini Realisasi Lengkap Penerimaan Perpajakan Per Akhir Maret 2020'. (kaw)
Cek berita dan artikel yang lain di Google News.
Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.