ARAB SAUDI

Penerimaan PPN di Saudi Menanjak, Nyaris Separuh Porsi Nonminyak

Muhamad Wildan | Sabtu, 09 Oktober 2021 | 15:00 WIB
Penerimaan PPN di Saudi Menanjak, Nyaris Separuh Porsi Nonminyak

Ilustrasi PPN.

RIYADH, DDTCNews - Kontribusi PPN terhadap penerimaan nonminyak Arab Saudi diprediksi terus meningkat. PPN makin punya peran penting terhadap penerimaan negara yang selama ini terlalu bergantung pada minyak tersebut.

Pada tahun ini, kontribusi PPN terhadap penerimaan nonminyak di Arab Saudi diperkirakan mencapai 43%, lebih tinggi dari tahun lalu sebesar 25% dan tahun 2019 yang sebesar 14% dari total penerimaan nonminyak.

"Penerimaan yang bersumber dari PPN akan memiliki peran kunci dalam menyokong penerimaan nonminyak," tulis Jadwa Investment dalam laporannya, dikutip Selasa (5/10/2021).

Baca Juga:
PPN Mestinya Naik Tahun Depan, Gerindra akan Bahas Bareng Kemenkeu

Selain PPN, penerimaan nonminyak Arab Saudi sebagian juga akan disokong oleh hasil dari penjualan aset milik negara dan yang bersumber dari kegiatan public private partnership atau kerjasama pemerintah dengan badan usaha (KPBU).

Penjualan aset dan KPBU diperkirakan akan menghasilkan penerimaan nonminyak bagi Arab Saudi sebesar SAR206 miliar atau Rp781,2 triliun sepanjang 5 tahun ke depan.

Untuk diketahui, Arab Saudi adalah salah satu negara yang meningkatkan tarif PPN sejak periode awal pandemi Covid-19. Arab Saudi memutuskan untuk meningkatkan tarif PPN dari 5% menjadi 15% sejak Juli 2020.

Baca Juga:
Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

Kenaikan tarif PPN tersebut sempat membuat inflasi di Arab Saudi meningkat 5%-6% pada Juli 2020 hingga Juni 2021. Namun, mulai Juli 2021 dampak yang ditimbulkan oleh PPN terhadap inflasi mulai mereda.

Kebijakan kenaikan tarif PPN diambil oleh Arab Saudi akibat menurunnya penerimaan negara di tengah pandemi dan menurunnya harga minyak bumi yang selalu menjadi andalan dalam menyokong penerimaan negara. (sap)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

PPN Mestinya Naik Tahun Depan, Gerindra akan Bahas Bareng Kemenkeu

Selasa, 22 Oktober 2024 | 15:30 WIB AUSTRALIA

Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

Selasa, 22 Oktober 2024 | 13:30 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Kenaikan Tarif PPN Perlu Diikuti dengan Transparansi Belanja

Selasa, 22 Oktober 2024 | 11:30 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Anggota DPR Ini Minta Prabowo Kaji Ulang Kenaikan PPN Jadi 12 Persen

BERITA PILIHAN
Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:45 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

Sah! Misbakhun Terpilih Jadi Ketua Komisi XI DPR 2024-2029

Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

PPN Mestinya Naik Tahun Depan, Gerindra akan Bahas Bareng Kemenkeu

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:30 WIB KPP PRATAMA JAMBI TELANAIPURA

WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:06 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

DPR Tetapkan Daftar Mitra Kerja untuk Komisi XII dan Komisi XIII

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:41 WIB IHPS I/2024

BPK Selamatkan Keuangan Negara Rp13,66 Triliun pada Semester I/2024

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:30 WIB KANWIL DJP JAWA TIMUR II

Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:00 WIB TIPS PAJAK DAERAH

Cara Daftarkan Objek Pajak Alat Berat di DKI Jakarta secara Online

Selasa, 22 Oktober 2024 | 15:30 WIB AUSTRALIA

Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

Selasa, 22 Oktober 2024 | 14:00 WIB KP2KP SIDRAP

Ubah Kata Sandi Akun Coretax, Fiskus: Tak Perlu Cantumkan EFIN