Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati (tengah) bersama Wakil Menteri Keuangan Anggito Abimanyu (kiri), Suahasil Nazara (kedua kiri), Thomas A. M. Djiwandono (kedua kanan), dan Sekretaris Jenderal Heru Pambudi (kanan) saat menyampaikan paparan pada rapat kerja dengan Komisi XI DPR di kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (13/11/2024). Rapat tersebut membahas kinerja Kementerian Keuangan Triwulan III Tahun 2024. ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto/tom.
JAKARTA, DDTCNews – Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menyebut kondisi ekonomi yang sulit menyebabkan penerimaan pajak masih terkontraksi. Hingga Oktober 2024, realisasi penerimaan pajak mencapai Rp1.517,53 triliun, turun 0,4% dari periode yang sama tahun lalu.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan penerimaan pajak sejauh ini memang belum sekuat pada periode yang sama tahun lalu. Menurutnya, kondisi ini antara lain dipengaruhi oleh penurunan harga beberapa komoditas unggulan Indonesia.
"Kami telah sampaikan ke Komisi XI, tahun ini memang tahun yang berat dengan pertumbuhan pajak negatif karena harga-harga dari CPO dan batu bara mengalami penurunan," katanya dalam rapat kerja di Komisi XI DPR, Rabu (13/11/2024).
Sri Mulyani mengatakan realisasi penerimaan pajak hingga Oktober 2024 tercatat senilai Rp1.517,53 triliun, atau setara dengan 76,3% dari target senilai Rp1.989 triliun.
Sementara itu, Wakil Menteri Keuangan Anggito Abimanyu menjelaskan Kemenkeu terus memantau kinerja penerimaan pajak ini secara bulanan. Walaupun belum sekuat tahun lalu, penerimaan pajak telah menunjukkan perbaikan dalam 4 bulan terakhir.
Dia berharap penerimaan pajak terus membaik dalam 2 bulan mendatang seiring dengan penguatan denyut ekonomi nasional pada akhir tahun.
"Nanti kami akan pantau, memastikan proyeksi sampai akhir tahun itu minimal mendekati target di APBN," ujarnya.
Anggito juga memerinci penerimaan PPh nonmigas mencapai Rp810,76 triliun atau 76,24% dari target. Secara bruto, penerimaan tersebut tercatat terkontraksi sebesar 0,34%, sedangkan secara neto terkontraksi 3,11%.
Sementara itu, realisasi penerimaan PPh migas mencapai Rp53,7 triliun atau 70,31% dari target. Kinerja ini secara bruto terkontraksi 8,97%, sedangkan secara neto turun 8,9% akibat penurunan lifting minyak bumi.
Untuk PPN dan PPnBM, realisasi penerimaannya mencapai Rp620,42 triliun atau 76,47% dari target. Penerimaan ini secara bruto tumbuh 7,87%, sedangkan penerimaan secara neto tumbuh 3,5%.
Kemudian, realisasi penerimaan dari PBB dan pajak lainnya mencapai Rp32,65 triliun atau 86,52% dari target. Penerimaan ini secara bruto tumbuh 12,81%, sedangkan penerimaan secara neto tumbuh 13,6%. (rig)
Cek berita dan artikel yang lain di Google News.
Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.