Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memaparkan materi dalam konferensi pers APBN Kita, Senin (21/6/2021). (tangkapan layar Youtube)
JAKARTA, DDTCNews – Kementerian Keuangan mencatat setoran pajak dari semua sektor usaha utama hingga Mei 2021 makin menunjukkan perbaikan.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan penerimaan pajak dari sektor industri pengolahan hingga Mei 2021 mengalami pertumbuhan 5,31%. Sektor usaha tersebut biasanya menjadi andalan penerimaan pajak.
"Ini kembali meng-confirm adanya industri pengolahan yang pada Mei ini penerimaan perpajakannya tumbuh 42,24%," katanya dalam konferensi pers APBN Kita, Senin (21/6/2021).
Sri Mulyani mengatakan perbaikan penerimaan pajak dari sektor industri pengolahan makin terasa jika dilihat secara bulanan. Pada Mei, pertumbuhannya sebesar 42,24%, jauh lebih baik dari posisi April 2021 yang tumbuh 10,17%.
Menurut Sri Mulyani, perbaikan penerimaan pajak dari industri pengolahan tersebut juga sesuai dengan data peningkatan purchasing managers' index (PMI) manufaktur dan indeks keyakinan konsumen.
Kemudian, setoran pajak dari sektor perdagangan hingga Mei 2021 juga tumbuh 5,02%, sementara pada periode yang sama 2020 mengalami kontraksi 12,35%. Secara bulanan, penerimaan pajak dari sektor itu pada Mei 2021 tumbuh 25,74%, lebih baik dari posisi April 2021 yang tumbuh 19,71%.
Sementara itu, penerimaan pajak dari sektor informasi dan komunikasi tumbuh 11,31%, lebih tinggi dari periode yang sama 2020, yakni tumbuh 3,67%. Secara bulanan, pertumbuhannya bahkan mencapai 54,69%, melesat dari kinerja pada bulan sebelumnya yang minus 14,65%.
Penerimaan pajak dari sektor jasa keuangan dan asuransi, konstruksi dan real estat, transportasi dan pergudangan, pertambangan, serta jasa perusahaan hingga Mei 2021 masih mengalami kontraksi. Namun, Sri Mulyani menilai kebanyakan terus menunjukkan perbaikan secara bulanan.
Secara umum, Sri Mulyani menyebut membaiknya kinerja penerimaan pajak dari sektor usaha utama pada Mei 2021 didukung pembayaran tunjangan hari raya (THR), pembayaran dividen, peningkatan impor, serta membaiknya permintaan dalam negeri.
“Tentu nanti dengan adanya Covid yang melonjak dan terjadi pengetatan maka akan terefleksi juga pada penerimaan yang kita lihat pada Juni. Namun, kita lihat di sini untuk beberapa aktivitas ekonomi sudah menunjukkan perbaikan," ujarnya. (kaw)
Cek berita dan artikel yang lain di Google News.
Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.