CORETAX SYSTEM

Pendaftaran Wajib Pajak di Coretax Bakal Dilengkapi Fitur Geotagging

Muhamad Wildan | Rabu, 02 Oktober 2024 | 18:30 WIB
Pendaftaran Wajib Pajak di Coretax Bakal Dilengkapi Fitur Geotagging

Ilustrasi.

JAKARTA, DDTCNews - Coretax administration system bakal dilengkapi dengan fitur geotagging yang terintegrasi dengan proses bisnis pendaftaran wajib pajak.

Dengan adanya fitur ini, wajib pajak yang mendaftarkan diri melalui coretax tidak hanya diwajibkan untuk mengisikan data alamat secara lengkap, melainkan juga titik lokasi yang sesuai dengan alamat wajib pajak.

"Peta lokasi akan muncul berdasarkan alamat yang telah Kawan Pajak isi. Sesuaikan titik lokasi tersebut dengan menggeser titik lokasi berdasarkan lokasi kedudukan Kawan Pajak yang sebenarnya," ungkap DJP dalam video tutorial coretax, dikutip Rabu (2/10/2024).

Baca Juga:
WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Fitur geotagging nantinya akan diterapkan atas setiap alamat, baik alamat subjek pajak maupun alamat objek pajak. Fitur ini nantinya dapat digunakan oleh wajib pajak maupun oleh petugas pajak.

Bagi wajib pajak badan, alamat tempat kedudukan wajib diisi sebagai alamat utama. Dalam hal status tempat kedudukan masih berstatus sewa, wajib pajak perlu memberitahukan ke DJP dengan mencentang Location is Rented.

Bagi wajib pajak orang pribadi, wajib pajak harus mengisi 1 alamat utama yakni alamat domisili. Setelah mengisikan alamat domisili sebagai alamat utama, wajib pajak orang pribadi juga harus mengisi alamat sesuai KTP. Alamat KTP harus diisi sesuai dengan data yang ada di Ditjen Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil).

Baca Juga:
Ubah Kata Sandi Akun Coretax, Fiskus: Tak Perlu Cantumkan EFIN

"Apabila alamat KTP sama dengan alamat domisili, silakan klik Copy from Domicile," ungkap DJP.

Sebagai informasi, DJP berencana untuk melakukan deployment coretax pada akhir tahun dan akan digunakan secara penuh dalam pelaksanaan hak dan kewajiban pajak pada tahun depan. Sistem baru ini akan menggantikan sistem yang digunakan oleh DJP saat ini, SIDJP.

Seusai dirilis pada Desember 2024, DJP akan melaksanakan maintenance dan post implementation support terhadap coretax pada 2025. (sap)


Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:30 WIB KPP PRATAMA JAMBI TELANAIPURA

WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Selasa, 22 Oktober 2024 | 14:00 WIB KP2KP SIDRAP

Ubah Kata Sandi Akun Coretax, Fiskus: Tak Perlu Cantumkan EFIN

Senin, 21 Oktober 2024 | 19:00 WIB ADMINISTRASI PAJAK

Sertel Kena Suspend, Begini Cara Sampaikan Klarifikasi ke Ditjen Pajak

Senin, 21 Oktober 2024 | 14:32 WIB CORETAX SYSTEM

Urus Pemeriksaan Bukper: Coretax Bakal Hadirkan 4 Fitur Baru

BERITA PILIHAN
Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:30 WIB KPP PRATAMA JAMBI TELANAIPURA

WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:06 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

DPR Tetapkan Daftar Mitra Kerja untuk Komisi XII dan Komisi XIII

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:41 WIB IHPS I/2024

BPK Selamatkan Keuangan Negara Rp13,66 Triliun pada Semester I/2024

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:30 WIB KANWIL DJP JAWA TIMUR II

Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:00 WIB TIPS PAJAK DAERAH

Cara Daftarkan Objek Pajak Alat Berat di DKI Jakarta secara Online

Selasa, 22 Oktober 2024 | 15:30 WIB AUSTRALIA

Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

Selasa, 22 Oktober 2024 | 14:00 WIB KP2KP SIDRAP

Ubah Kata Sandi Akun Coretax, Fiskus: Tak Perlu Cantumkan EFIN

Selasa, 22 Oktober 2024 | 13:45 WIB KABINET MERAH PUTIH

Tak Lagi Dikoordinasikan oleh Menko Ekonomi, Kemenkeu Beri Penjelasan

Selasa, 22 Oktober 2024 | 13:30 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Kenaikan Tarif PPN Perlu Diikuti dengan Transparansi Belanja