PMK 72/2024

Pemerintah Revisi Ketentuan Penggunaan Dana Bagi Hasil Cukai Rokok

Dian Kurniati | Senin, 04 November 2024 | 08:35 WIB
Pemerintah Revisi Ketentuan Penggunaan Dana Bagi Hasil Cukai Rokok

Tampilan awal salinan PMK 72/2024.

JAKARTA, DDTCNews - Pemerintah menerbitkan Peraturan Menteri Keuangan (PMK) 72/2024 yang mengatur terkait dengan penggunaan dana bagi hasil (DBH) cukai hasil tembakau (CHT) atau rokok.

PMK 72/2024 terbit menggantikan PMK 215/2021 tentang Penggunaan, Pemantauan, dan Evaluasi DBH CHT. Penggantian peraturan ini dilaksanakan untuk meningkatkan efisiensi, efektivitas, dan akuntabilitas penggunaan, pemantauan, dan evaluasi DBH CHT.

"Untuk meningkatkan efisiensi, efektivitas, serta akuntabilitas penggunaan, pemantauan, dan evaluasi DBH CHT, perlu mengatur kembali ketentuan penggunaan, pemantauan, dan evaluasi DBH CHT dalam PMK," bunyi salah satu pertimbangan PMK 72/2024, dikutip pada Senin (4/11/2024).

Baca Juga:
PMK 81/2024 Terbit, Coretax Seragamkan Tanggal Setor Pajak

Melalui PMK 72/2024, terdapat beberapa hal yang baru. Misal pasal 2, DBH CHT digunakan untuk mendanai program peningkatan kualitas bahan baku; pembinaan industri dan lingkungan sosial; sosialisasi aturan cukai; pemberantasan barang kena cukai ilegal; dan/atau kegiatan lainnya.

Bagian pada program kegiatan lainnya ini sebelumnya tidak ada dalam peraturan sebelumnya, yaitu pada PMK 215/2021. Adapun kriteria kegiatan lainnya tersebut akan ditetapkan dengan keputusan menteri keuangan.

Terdapat beberapa ketentuan dalam penggunaan DBH CHT. Pertama, program peningkatan kualitas bahan baku untuk mendukung kesejahteraan masyarakat. Kedua, program pembinaan industri untuk mendukung kesejahteraan masyarakat dan penegakan hukum.

Baca Juga:
Ekonomi Tumbuh 4,95 Persen, Peran Konsumsi Rumah Tangga Paling Besar

Ketiga, program pembinaan lingkungan sosial untuk mendukung kesejahteraan masyarakat dan kesehatan. Keempat, program sosialisasi ketentuan cukai dan pemberantasan barang kena cukai ilegal untuk mendukung penegakan hukum.

Lebih lanjut, kepala daerah menunjuk koordinator untuk melakukan koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan kegiatan DBH CHT di wilayahnya masing-masing, meliputi penyusunan rencana pelaksanaan penggunaan DBH CHT.

Kemudian, pelaksanaan penggunaan DBH CHT; penyusunan dan penyampaian laporan penggunaan DBH CHT; serta monitoring dan evaluasi penggunaan DBH CHT.

Baca Juga:
PMK 82/2024 Atur Batasan Penggunaan BKC yang Dapat Pembebasan Cukai

Penggunaan DBH CHT dianggarkan berdasarkan pagu alokasi DBH CHT pada tahun anggaran berjalan ditambah sisa DBH CHT dengan ketentuan 50% untuk kesejahteraan masyarakat; 10% untuk penegakan hukum; dan 40% untuk kesehatan.

Penganggaran DBH CHT sebesar 50% untuk kesejahteraan masyarakat meliputi 20% untuk program peningkatan kualitas bahan baku; program pembinaan industri; dan/atau program pembinaan lingkungan sosial untuk kegiatan peningkatan keterampilan kerja, serta 30% lainnya untuk program pembinaan lingkungan sosial pada kegiatan pemberian bantuan.

Dalam PMK 72/2024 juga turut diatur kegiatan pendukung pengelolaan DBH CHT. Kegiatan ini terdiri atas koordinasi perencanaan, pelaksanaan, dan monitoring dan evaluasi DBH CHT; verifikasi dan validasi data; dan/atau pemberian honorarium yang melekat pada kegiatan.

Baca Juga:
BPS Umumkan Ekonomi RI Cuma Tumbuh 4,95 Persen di Kuartal III/2024

Kegiatan pendukung pengelolaan DBH CHT tidak termasuk belanja modal. Namun, kegiatan ini dibatasi paling tinggi 3% dari total alokasi DBH CHT dan paling banyak Rp1,5 miliar untuk provinsi dan Rp600 juta untuk kabupaten/kota.

"Jika provinsi/kabupaten/kota menerima alokasi DBH CHT kurang dari Rp100 juta, penggunaan DBH CHT sesuai dengan ketentuan…dengan proporsi yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan daerah," bunyi Pasal 11 ayat (10) PMK 72/2024.

Lebih lanjut, kepala daerah wajib menyusun laporan realisasi penggunaan DBH CHT. Gubernur pun akan menyusun laporan konsolidasi realisasi penggunaan DBH CHT setiap semester berdasarkan laporan realisasi penggunaan DBH CHT.

Baca Juga:
Wajib Punya NPWP, KSO Harus Mendaftar ke KPP Tempat Kedudukan

Gubernur juga melakukan pemantauan dan evaluasi realisasi penggunaan DBH CHT berdasarkan laporan realisasi penggunaan DBH CHT.

Sementara itu, Kementerian Keuangan melalui Ditjen Perimbangan Keuangan dan Ditjen Bea dan Cukai (DJBC) juga akan melakukan pemantauan dan evaluasi realisasi penggunaan DBH CHT bersama kementerian terkait.

Pada saat PMK 72/2024 mulai berlaku, PMK 215/2021 dicabut dan dinyatakan tidak berlaku. PMK 72/2024 mulai berlaku sejak diundangkan pada 18 Oktober 2024. (rig)


Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Selasa, 05 November 2024 | 12:00 WIB PMK 81/2024

PMK 81/2024 Terbit, Coretax Seragamkan Tanggal Setor Pajak

Selasa, 05 November 2024 | 11:45 WIB PERTUMBUHAN EKONOMI

Ekonomi Tumbuh 4,95 Persen, Peran Konsumsi Rumah Tangga Paling Besar

Selasa, 05 November 2024 | 11:30 WIB PMK 82/2024

PMK 82/2024 Atur Batasan Penggunaan BKC yang Dapat Pembebasan Cukai

Selasa, 05 November 2024 | 11:15 WIB PERTUMBUHAN EKONOMI

BPS Umumkan Ekonomi RI Cuma Tumbuh 4,95 Persen di Kuartal III/2024

BERITA PILIHAN
Selasa, 05 November 2024 | 12:30 WIB KABUPATEN BEKASI

Pemkab Punya Aplikasi Tax Survey, Pemetaan Pajak Bisa secara Digital

Selasa, 05 November 2024 | 12:00 WIB PMK 81/2024

PMK 81/2024 Terbit, Coretax Seragamkan Tanggal Setor Pajak

Selasa, 05 November 2024 | 11:45 WIB PERTUMBUHAN EKONOMI

Ekonomi Tumbuh 4,95 Persen, Peran Konsumsi Rumah Tangga Paling Besar

Selasa, 05 November 2024 | 11:30 WIB PMK 82/2024

PMK 82/2024 Atur Batasan Penggunaan BKC yang Dapat Pembebasan Cukai

Selasa, 05 November 2024 | 11:15 WIB PERTUMBUHAN EKONOMI

BPS Umumkan Ekonomi RI Cuma Tumbuh 4,95 Persen di Kuartal III/2024

Selasa, 05 November 2024 | 11:00 WIB INFOGRAFIS PAJAK

Konsep Dasar Pajak Berbasis Penghasilan

Selasa, 05 November 2024 | 10:51 WIB KEBIJAKAN ENERGI

Evaluasi Penyaluran Subsidi, Sri Mulyani Tetap Utamakan Kesehatan APBN

Selasa, 05 November 2024 | 10:30 WIB KEBIJAKAN ENERGI

Subsidi Elpiji 3 Kg Dipastikan Berlanjut, Subsidi BBM Dikaji Ulang

Selasa, 05 November 2024 | 10:00 WIB PMK 79/2024

Wajib Punya NPWP, KSO Harus Mendaftar ke KPP Tempat Kedudukan

Selasa, 05 November 2024 | 09:31 WIB KOTA SEMARANG

Manfaatkan! Perpanjangan Insentif Diskon BPHTB Hingga Akhir November