Ilustrasi.
BUENOS AIRES, DDTCNews—Menteri Ekonomi Argentina Martin Guzman mengkaji wacana pengenaan pajak atas kekayaan (wealth tax) sebagai alternatif untuk melunasi utang dan membiayai penanganan pandemi Covid-19.
Terdapat 11.000 orang dengan kekayaan setidaknya US$2 juta atau Rp31 miliar yang akan dipungut pajak tersebut. Sayang, Guzma tak menjelaskan dasar penetapan ambang batas itu, dan hanya menekankan negara tidak lagi memiliki ruang untuk berhemat.
“Argentina tidak memiliki ruang untuk penghematan atau pengurangan dana dan perlu memprogram ulang utangnya dengan International Monetary Fund,” ujar Guzma, Senin (20/4/2020).
Saat ini, lanjut Guzman, pemerintah tengah bernegosiasi dengan IMF. Argentina—yang punya jatuh tempo utang US$500 juta pada 22 April 2020–mengajukan proposal kepada IMF agar batas waktu pembayaran utang diundur hingga dekade berikutnya.
Menurutnya, pemerintah perlu segera menata ulang program utangnya. Jika tidak, Argentina terancam tidak bisa melunasi kewajiban utang kepada IMF hingga 2023. Apalagi di tengah pandemi Corona saat ini yang membuat kondisi ekonomi semakin getir.
“Pandemi ini memicu krisis kesehatan, untuk itu semakin tidak masuk akal bagi negara-negara yang memiliki sumber daya terbatas untuk membayar kreditor,” kata Guzman dilansir dari Bloomberg.
Wacana wealth tax sendiri datang dari anggota parlemen untuk menyasar orang-orang dengan nilai aset lebih dari US$3 juta. Usulan ini muncul di tengah kondisi perekonomian Argentina yang memburuk, sekaligus opsi alternatif mendanai menangani Covid-19.
Kasus virus Corona di Argentina tercatat mencapai 2.839 kasus dan telah menyebabkan 132 kematian. Argentina juga telah memberlakukan lockdown sejak 20 Maret untuk mengurangi tingkat penyebaran virus. (rig)
Cek berita dan artikel yang lain di Google News.
Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.