Ilustrasi.
KUALA LUMPUR, DDTCNews - Mantan perdana menteri Malaysia Datuk Seri Ismail Sabri Yaakob meminta pemerintah mempertimbangkan rencana pengenaan pajak penjualan atas barang mewah (PPnBM) secara hati-hati.
Ismail mengatakan penerapan PPnBM berpotensi menurunkan konsumsi masyarakat. Menurutnya, rencana kebijakan tersebut juga dapat menyurutkan minat wisatawan asing yang suka berbelanja untuk datang ke negara tersebut.
"Kami ingin menjadikan Malaysia menjadi surga wisata sehingga mampu bersaing dengan negara tetangga yang saat ini menjadi fokus wisatawan," katanya, dikutip pada Kamis (9/3/2023).
Ismail mengatakan kegiatan belanja turis asing menyumbang 30% dari penerimaan pariwisata pada 2019 yang mencapai RM86,1 miliar atau sekitar Rp293,9 triliun. Dia pun berharap pemerintah turut memperhatikan efek dari rencana penerapan PPnBM terhadap minat kunjungan turis asing.
Dia menjelaskan sektor ritel di Inggris sempat mengalami dampak berat setelah pemerintah membuat kebijakan yang menyangkut pajak konsumsi. Pada 2020, pemerintah Inggris memutuskan untuk tidak mengizinkan turis asing merestitusi pajak pertambahan nilai (PPN).
Hasilnya, kunjungan turis asing yang berbelanja di ibu kota negara Eropa selain London naik 80%.
"Saya berharap pemerintah berhati-hati dalam menerapkan pajak ini," ujarnya dilansir malaymail.com.
Sebelumnya, Perdana Menteri Datuk Seri Anwar Ibrahim dalam pidato APBN 2023 menyatakan pemerintah berencana mengenakan PPnBM untuk mengoptimalkan penerimaan pajak tahun ini. Kebijakan tersebut juga dinilai efektif untuk memperluas basis pajak pada masyarakat berpenghasilan tinggi.
Beberapa barang yang bakal dikenakan PPnBM di antaranya jam tangan mewah dan produk fashion bermerek. (sap)
Cek berita dan artikel yang lain di Google News.
Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.