MALAYSIA

Mantan PM Malaysia Beri Warning, Perlu Hati-hati Terapkan PPnBM

Dian Kurniati | Kamis, 09 Maret 2023 | 15:30 WIB
Mantan PM Malaysia Beri Warning, Perlu Hati-hati Terapkan PPnBM

Ilustrasi.

KUALA LUMPUR, DDTCNews - Mantan perdana menteri Malaysia Datuk Seri Ismail Sabri Yaakob meminta pemerintah mempertimbangkan rencana pengenaan pajak penjualan atas barang mewah (PPnBM) secara hati-hati.

Ismail mengatakan penerapan PPnBM berpotensi menurunkan konsumsi masyarakat. Menurutnya, rencana kebijakan tersebut juga dapat menyurutkan minat wisatawan asing yang suka berbelanja untuk datang ke negara tersebut.

"Kami ingin menjadikan Malaysia menjadi surga wisata sehingga mampu bersaing dengan negara tetangga yang saat ini menjadi fokus wisatawan," katanya, dikutip pada Kamis (9/3/2023).

Baca Juga:
Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

Ismail mengatakan kegiatan belanja turis asing menyumbang 30% dari penerimaan pariwisata pada 2019 yang mencapai RM86,1 miliar atau sekitar Rp293,9 triliun. Dia pun berharap pemerintah turut memperhatikan efek dari rencana penerapan PPnBM terhadap minat kunjungan turis asing.

Dia menjelaskan sektor ritel di Inggris sempat mengalami dampak berat setelah pemerintah membuat kebijakan yang menyangkut pajak konsumsi. Pada 2020, pemerintah Inggris memutuskan untuk tidak mengizinkan turis asing merestitusi pajak pertambahan nilai (PPN).

Hasilnya, kunjungan turis asing yang berbelanja di ibu kota negara Eropa selain London naik 80%.

Baca Juga:
Malaysia Berencana Kenakan Pajak atas Dividen sebesar 2 Persen

"Saya berharap pemerintah berhati-hati dalam menerapkan pajak ini," ujarnya dilansir malaymail.com.

Sebelumnya, Perdana Menteri Datuk Seri Anwar Ibrahim dalam pidato APBN 2023 menyatakan pemerintah berencana mengenakan PPnBM untuk mengoptimalkan penerimaan pajak tahun ini. Kebijakan tersebut juga dinilai efektif untuk memperluas basis pajak pada masyarakat berpenghasilan tinggi.

Beberapa barang yang bakal dikenakan PPnBM di antaranya jam tangan mewah dan produk fashion bermerek. (sap)


Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Selasa, 22 Oktober 2024 | 15:30 WIB AUSTRALIA

Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

Minggu, 20 Oktober 2024 | 14:00 WIB HONG KONG

Negara Ini Bakal Pangkas Tarif Bea Masuk Minuman Beralkohol

BERITA PILIHAN
Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:45 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

Sah! Misbakhun Terpilih Jadi Ketua Komisi XI DPR 2024-2029

Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

PPN Mestinya Naik Tahun Depan, Gerindra akan Bahas Bareng Kemenkeu

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:30 WIB KPP PRATAMA JAMBI TELANAIPURA

WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:06 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

DPR Tetapkan Daftar Mitra Kerja untuk Komisi XII dan Komisi XIII

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:41 WIB IHPS I/2024

BPK Selamatkan Keuangan Negara Rp13,66 Triliun pada Semester I/2024

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:30 WIB KANWIL DJP JAWA TIMUR II

Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:00 WIB TIPS PAJAK DAERAH

Cara Daftarkan Objek Pajak Alat Berat di DKI Jakarta secara Online

Selasa, 22 Oktober 2024 | 15:30 WIB AUSTRALIA

Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

Selasa, 22 Oktober 2024 | 14:00 WIB KP2KP SIDRAP

Ubah Kata Sandi Akun Coretax, Fiskus: Tak Perlu Cantumkan EFIN