PAKISTAN

Lockdown Mulai Dihentikan, Setoran Pajak Jadi Salah Satu Alasannya

Redaksi DDTCNews | Sabtu, 09 Mei 2020 | 07:00 WIB
Lockdown Mulai Dihentikan, Setoran Pajak Jadi Salah Satu Alasannya

Perdana Menteri Imran Khan. (foto: Reuters)

ISLAMABAD, DDTCNews—Pemerintah Pakistan memutuskan untuk menghentikan status karantina atau lockdown secara bertahap, meskipun jumlah kasus positif virus Corona atau Covid-19 masih terus meningkat.

Perdana Menteri Imran Khan mengatakan status karantina telah berdampak buruk terhadap kondisi ketenagakerjaam, UMKM, dan masyarakat. Untuk diketahui, kasus positif Corona di Pakistan sudah mencapai 24.954 orang dengan 593 orang di antaranya meninggal.

“Kami memutuskan untuk melakukan ini karena banyak orang menghadapi banyak kesulitan dan kami tidak melanjutkan karantina ini,” katanya kepada pers setelah menggelar rapat, Jumat (8/5/2020).

Baca Juga:
Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

Menurut Imran, Paksistan selaku negara berkembang tidak sanggup mempertahankan status karantina negara lebih lama lagi. Apalagi indikator-indikator ekonomi menunjukkan hasil yang tidak bagus.

“Ekspor kami anjlok. Anggaran kami juga terbatas, dan kami sudah membelanjakan untuk kesejahteraan rakyat semampunya. Kami tidak bisa lagi membantu orang-orang terdampak lainnya karena status karantina ini,” tuturnya.

Karantina yang dimulai sejak Maret ini juga memaksa pertokoan, mall dan perkantoran untuk tutup sementara waktu. Kondisi tersebut berdampak buruk terhadap geliat ekonomi Pakistan. Imbasnya, penerimaan pajak terpantau sudah anjlok hingga 35%.

Baca Juga:
Malaysia Berencana Kenakan Pajak atas Dividen sebesar 2 Persen

Status karantina sebenarnya sedikit dilonggarkan. Pemerintah membolehkan masyarakat untuk beribadah di masjid selama bulan Ramadan ini. Meski begitu, sekolah maupun institusi pendidikan lainnya tetap tutup sampai dengan 15 Juli.

“Gelaran ujian kini sudah dibatalkan di seluruh penjuru negeri. Siswa akan dievaluasi berdasarkan hasil ujian mereka sebelumnya,” tutur Menteri Pendidikan Shafqat Mahmood dilansir dari Malaysia Sun. (rig)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Selasa, 22 Oktober 2024 | 15:30 WIB AUSTRALIA

Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

Minggu, 20 Oktober 2024 | 14:00 WIB HONG KONG

Negara Ini Bakal Pangkas Tarif Bea Masuk Minuman Beralkohol

BERITA PILIHAN
Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:45 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

Sah! Misbakhun Terpilih Jadi Ketua Komisi XI DPR 2024-2029

Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

PPN Mestinya Naik Tahun Depan, Gerindra akan Bahas Bareng Kemenkeu

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:30 WIB KPP PRATAMA JAMBI TELANAIPURA

WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:06 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

DPR Tetapkan Daftar Mitra Kerja untuk Komisi XII dan Komisi XIII

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:41 WIB IHPS I/2024

BPK Selamatkan Keuangan Negara Rp13,66 Triliun pada Semester I/2024

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:30 WIB KANWIL DJP JAWA TIMUR II

Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:00 WIB TIPS PAJAK DAERAH

Cara Daftarkan Objek Pajak Alat Berat di DKI Jakarta secara Online

Selasa, 22 Oktober 2024 | 15:30 WIB AUSTRALIA

Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

Selasa, 22 Oktober 2024 | 14:00 WIB KP2KP SIDRAP

Ubah Kata Sandi Akun Coretax, Fiskus: Tak Perlu Cantumkan EFIN