KPP PRATAMA KOLAKA

Lakukan Pemeriksaan PBB, KPP Adakan Peninjauan Lapangan ke Alamat WP

Redaksi DDTCNews | Jumat, 16 Agustus 2024 | 10:30 WIB
Lakukan Pemeriksaan PBB, KPP Adakan Peninjauan Lapangan ke Alamat WP

Ilustrasi.

KOLAKA, DDTCNews - Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Kolaka melakukan peninjauan lapangan usaha wajib pajak guna melaksanakan pemeriksaan tujuan lain dalam rangka penetapan daerah tertentu pada 16 Juli 2024.

Dalam peninjauan tersebut, KPP Pratama Kolaka juga memberikan surat ketetapan pajak (SKP) PBB tahun pajak 2022. Adapun objek pemeriksaan tersebut ialah tubuh bumi seluas 6.785 hektare yang digarap oleh wajib pajak berinisial PT CNI.

“Pemeriksaan PBB ini upaya optimalisasi penerimaan pajak 2024 sekaligus memberikan kesadaran kepada wajib pajak untuk senantiasa patuh melaksanakan dan memenuhi kewajiban perpajakannya,” sebut KPP dikutip dari situs web DJP, Jumat (16/8/2024).

Baca Juga:
WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Peninjauan lapangan serta pengumpulan data dan informasi digelar selama 15 - 17 Juli 2024. Adapun peninjauan lapangan ini dihadiri oleh wajib pajak, kepala KPP Pratama Kolaka, fungsional pemeriksa, account representative, kepala seksi pengawasan, dan petugas penilai.

“Wajib pajak sudah ditegur, dimintai peminjaman dokumen, dan sudah diberikan surat pemberitahuan pemeriksaan. Wajib pajak juga kooperatif sehingga diharapkan proses pemeriksaan ini dapat berjalan lancar sesuai prosedur,” ujar fungsional pemeriksa.

KPP Pratama Kolaka juga menegaskan otoritas pajak akan terus melakukan upaya persuasif dalam menegakkan hukum perpajakan. Untuk itu, KPP berharap wajib pajak dapat memenuhi kewajiban perpajakan sebelum jatuh tempo sehingga tindakan pemeriksaan dapat dihindari.

Baca Juga:
Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

Sebagai informasi, pajak bumi dan bangunan adalah pajak bumi dan bangunan sebagaimana dimaksud dalam UU Pajak Bumi dan Bangunan selain pajak bumi dan bangunan perdesaan dan perkotaan.

Objek Pajak Pajak Bumi dan Bangunan adalah bumi dan/atau bangunan yang merupakan objek pajak PBB sektor perkebunan, sektor perhutanan, sektor pertambangan minyak dan gas bumi, sektor pertambangan untuk pengusahaan panas bumi, sektor pertambangan mineral atau batubara, dan sektor lainnya. (rig)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:30 WIB KPP PRATAMA JAMBI TELANAIPURA

WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:30 WIB KANWIL DJP JAWA TIMUR II

Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:00 WIB TIPS PAJAK DAERAH

Cara Daftarkan Objek Pajak Alat Berat di DKI Jakarta secara Online

Selasa, 22 Oktober 2024 | 15:30 WIB AUSTRALIA

Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

BERITA PILIHAN
Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:30 WIB KPP PRATAMA JAMBI TELANAIPURA

WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:06 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

DPR Tetapkan Daftar Mitra Kerja untuk Komisi XII dan Komisi XIII

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:41 WIB IHPS I/2024

BPK Selamatkan Keuangan Negara Rp13,66 Triliun pada Semester I/2024

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:30 WIB KANWIL DJP JAWA TIMUR II

Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:00 WIB TIPS PAJAK DAERAH

Cara Daftarkan Objek Pajak Alat Berat di DKI Jakarta secara Online

Selasa, 22 Oktober 2024 | 15:30 WIB AUSTRALIA

Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

Selasa, 22 Oktober 2024 | 14:00 WIB KP2KP SIDRAP

Ubah Kata Sandi Akun Coretax, Fiskus: Tak Perlu Cantumkan EFIN

Selasa, 22 Oktober 2024 | 13:45 WIB KABINET MERAH PUTIH

Tak Lagi Dikoordinasikan oleh Menko Ekonomi, Kemenkeu Beri Penjelasan

Selasa, 22 Oktober 2024 | 13:30 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Kenaikan Tarif PPN Perlu Diikuti dengan Transparansi Belanja