KEBIJAKAN PERDAGANGAN

Kunjungan ke Australia, Jokowi: Fokusnya Penguatan Kerja Sama Ekonomi

Redaksi DDTCNews | Selasa, 04 Juli 2023 | 10:05 WIB
Kunjungan ke Australia, Jokowi: Fokusnya Penguatan Kerja Sama Ekonomi

Agenda pertama kunjungan kenegaraan Presiden Jokowi ke Austaralia adalah bertemu pimpinan perusahaan terkemuka di Australia Selas,a (4/7/2023). (foto: BPMI Setpres/Laily Rachev)

JAKARTA, DDTCNews - Presiden Joko Widodo (Jokowi) melanjutkan agenda lawatan hari kedua di Australia. Dalam kesempatan ini, Jokowi bertemu dengan sejumlah CEO dan pimpinan perusahaan yang berbasis di Australia.

Di hadapan para pengusaha, Jokowi menegaskan bahwa fokus kunjungannya kali ini adalah penguatan kerja sama ekonomi antara kedua negara.

"Kunjungan saya ke Australia kali ini akan fokus pada penguatan kerja sama ekonomi, di mana Anda semua akan jadi bagian penting di dalamnya," kata Jokowi.

Baca Juga:
Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

Merespons pernyataan Jokowi, Menteri Perindustrian dan Sains Australia Ed Husic menyampaikan bahwa kerja sama Indonesia-Australia berpotensi terus meningkat dan makin erat. Selain fokus pada kerja sama ekonomi, Husic menilai penguatan aspek people to people juga perlu dilakukan.

"Kita dapat mengerjakan lebih banyak kerja sama untuk meningkatkan penguatan ekonomi bagi kedua negara, termasuk juga peningkatan hubungan people to people," kata Husic.

Selain bertemu para pengusaha, Jokowi juga dijadwalkan akan bertemu dengan Gubernur Jenderal Australia David Hurley di Admiralty House.

Baca Juga:
Hilirisasi Kelapa Perlu Dukungan Insentif Fiskal, Apa Saja?

Kemudian, presiden akan menghadiri rangkaian Annual Leaders’ Meeting (ALM) bersama Perdana Menteri (PM) Australia, Anthony Albanese di Taronga Center.

MoU Perdagangan Indonesia-Australia

Dalam kesempatan yang sama, sebanyak 4 perusahaan Indonesia menandatangani nota kesepemahaman (MoU) business to business (B2B) dengan 4 importir Australia senilai US$3,6 juta.

Indonesia dan Australia selama ini memiliki hubungan ekonomi yang dekat. Pada 2022, nilai perdagangan bilateral kedua negara menyentuh US$13,3 miliar. Angka tersebut merupakan rekor tertinggi sepanjang sejarah. (sap)


Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Selasa, 22 Oktober 2024 | 15:30 WIB AUSTRALIA

Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

Senin, 21 Oktober 2024 | 11:30 WIB KEBIJAKAN PEMERINTAH

Hilirisasi Kelapa Perlu Dukungan Insentif Fiskal, Apa Saja?

Minggu, 20 Oktober 2024 | 11:30 WIB PERATURAN BAPPEBTI 9/2024

Bappebti Revisi Pedoman Penyelenggaraan Perdagangan Aset Kripto

BERITA PILIHAN
Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:45 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

Sah! Misbakhun Terpilih Jadi Ketua Komisi XI DPR 2024-2029

Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

PPN Mestinya Naik Tahun Depan, Gerindra akan Bahas Bareng Kemenkeu

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:30 WIB KPP PRATAMA JAMBI TELANAIPURA

WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:06 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

DPR Tetapkan Daftar Mitra Kerja untuk Komisi XII dan Komisi XIII

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:41 WIB IHPS I/2024

BPK Selamatkan Keuangan Negara Rp13,66 Triliun pada Semester I/2024

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:30 WIB KANWIL DJP JAWA TIMUR II

Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:00 WIB TIPS PAJAK DAERAH

Cara Daftarkan Objek Pajak Alat Berat di DKI Jakarta secara Online

Selasa, 22 Oktober 2024 | 15:30 WIB AUSTRALIA

Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

Selasa, 22 Oktober 2024 | 14:00 WIB KP2KP SIDRAP

Ubah Kata Sandi Akun Coretax, Fiskus: Tak Perlu Cantumkan EFIN