PILKADA SERENTAK 2020

Kucurkan Rp1,36 Triliun, Jokowi Minta Pilkada 2020 Aman Dari Corona

Dian Kurniati | Rabu, 05 Agustus 2020 | 11:23 WIB
Kucurkan Rp1,36 Triliun, Jokowi Minta Pilkada 2020 Aman Dari Corona

Ilustrasi. Petugas KPPS memeriksa suhu tubuh pemilih yang akan menggunakan hak suaranya saat simulasi pemungutan suara pemilihan serentak 2020 di Jakarta, Rabu (22/7/2020). ANTARA FOTO/Nova Wahyudi/pras.

JAKARTA, DDTCNews—Presiden Joko Widodo menyampaikan sejumlah arahan mengenai penyelenggaraan Pilkada serentak 2020 yang akan digelar 9 Desember mendatang di tengah pandemi virus Corona atau Covid-19.

Jokowi mengatakan Pilkada harus dilakukan dengan protokol kesehatan ketat sehingga tidak memunculkan klaster penyebaran baru. Pemerintah juga menambah anggaran senilai Rp1,36 triliun untuk memastikan keamanan Pilkada dari Covid-19.

"Penerapan protokol kesehatan harus menjadi kebiasaan baru dalam setiap tahapan Pilkada sehingga nantinya tidak menimbulkan gelombang baru dari Covid yang kontraproduktif," katanya saat membuka rapat terbatas, Rabu (5/8/2020).

Baca Juga:
Catat! Pengkreditan Pajak Masukan yang Ditagih dengan SKP Tak Berubah

Jokowi memerintahkan Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian memastikan penyelenggaraan Pilkada serentak 2020 memenuhi aspek kesehatan dan keselamatan, baik bagi para petugas, peserta, maupun pemilihnya.

Dia juga berharap Pilkada serentak tetap bisa berjalan secara demokratis, jujur, dan adil. Menurutnya, penerapan protokol kesehatan yang ketat juga akan memberikan rasa aman bagi pemilih sehingga tingkat partisipasinya tetap tinggi.

Jokowi menambahkan Kemendagri dan Komisi Pemilihan Umum (KPU) bisa mengikuti jejak sejumlah negara dalam menyelenggarakan Pemilu di tengah pandemi. Misal, Singapura, Jerman, Prancis, dan Korea Selatan.

Baca Juga:
Kontribusi ke Negara, DJP: Langganan Platform Digital Kena PPN 12%

"Yang paling penting kita harus bisa meyakinkan pemilih apabila pemerintah sangat concern terhadap kesehatan dan keselamatan dari Covid," ujarnya.

Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati telah mencairkan dana tambahan untuk penyelenggaraan Pilkada serentak 2020 sebesar Rp1,36 triliun. Sri Mulyani mengatakan dana tambahan tersebut diberikan lantaran banyak daerah yang melakukan realokasi anggaran dalam penanganan pandemi virus Corona sehingga membuat kapasitas fiskal APBD masing-masing daerah terbatas.

Sebetulnya, kebutuhan tambahan dana dari KPU mencapai Rp4,77 triliun untuk memastikan penyelenggaraan Pilkada 2020 aman dari virus Corona. Namun berdasarkan penghitungan Kemendagri, kebutuhan pencairan tahap pertama hanya senilai Rp1,36 triliun. (rig)


Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Rabu, 25 Desember 2024 | 13:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Kontribusi ke Negara, DJP: Langganan Platform Digital Kena PPN 12%

Rabu, 25 Desember 2024 | 12:30 WIB KEBIJAKAN KEPABEANAN

Fitur MFA Sudah Diterapkan di Portal CEISA sejak 1 Desember 2024

Rabu, 25 Desember 2024 | 09:30 WIB THAILAND

Negara Tetangga Ini Bakal Bebaskan Hutan Mangrove dari Pajak

BERITA PILIHAN
Rabu, 25 Desember 2024 | 15:00 WIB KEBIJAKAN PEMERINTAH

Pemerintah akan Salurkan KUR Rp300 Triliun Tahun Depan

Rabu, 25 Desember 2024 | 13:30 WIB PSAK 201

Item-Item dalam Laporan Posisi Keuangan Berdasarkan PSAK 201

Rabu, 25 Desember 2024 | 13:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Kontribusi ke Negara, DJP: Langganan Platform Digital Kena PPN 12%

Rabu, 25 Desember 2024 | 12:30 WIB KEBIJAKAN KEPABEANAN

Fitur MFA Sudah Diterapkan di Portal CEISA sejak 1 Desember 2024

Rabu, 25 Desember 2024 | 11:30 WIB PMK 94/2023

Pemerikaan Pajak oleh DJP terhadap Kontraktor Migas, Apa Saja?

Rabu, 25 Desember 2024 | 11:00 WIB INFOGRAFIS PAJAK

Dokumen yang Dilampirkan saat Pemberitahuan Perpanjangan SPT Tahunan

Rabu, 25 Desember 2024 | 09:37 WIB KURS PAJAK 25 DESEMBER 2024 - 31 DESEMBER 2024

Kurs Pajak Terbaru: Rupiah Melemah terhadap Mayoritas Mata Uang Mitra