KONSENSUS PAJAK GLOBAL

Konsensus Pajak Tercapai, Yellen Harapkan Dukungan Kongres AS

Muhamad Wildan | Selasa, 12 Oktober 2021 | 19:30 WIB
Konsensus Pajak Tercapai, Yellen Harapkan Dukungan Kongres AS

Janet Yellen. (foto: AFP)

WASHINGTON D.C., DDTCNews - Menteri Keuangan AS Janet Yellen yakin Kongres AS lambat laun akan menyetujui dan meratifikasi rezim pajak korporasi minimum global dengan tarif 15% yang baru saja disepakati negara-negara Inclusive Framework.

Persetujuan dari Kongres AS atas konsensus pajak global punya arti penting. Kesepakatan AS diperlukan agar dunia menyaksikan langsung bahwa negara adidaya tersebut turut serta melaksanakan konsensus global.

"Perjanjian ini akan membatasi penurunan tarif pajak korporasi dan kita akan memiliki kesempatan untuk memungut pajak dari perusahaan, bukan hanya dari pekerja," ujar Yellen, dikutip Selasa (12/10/2021).

Baca Juga:
Negara Ini Bakal Pangkas Tarif Bea Masuk Minuman Beralkohol

Melalui konsensus tarif pajak korporasi minimum global sebesar 15% yang baru saja disepakati, maka tarif pajak yang murah tidak lagi dapat digunakan oleh yurisdiksi tertentu untuk meningkatkan daya pikatnya di mata investor.

"Alih-alih bersaing dalam hal menawarkan tarif pajak yang rendah, AS akan bersaing dalam hal menyediakan tenaga kerja terampil dan dalam hal berinovasi," ujar Yellen.

Sebelumnya, 2 anggota Kongres AS dari Partai Republik Mike Crapo dan Kevin Brady telah menyoroti upaya Pemerintah AS dalam mencapai konsensus.

Baca Juga:
Ramai Lapor ke Otoritas, WP di Negara Ini Muak dengan Tax Evasion

Kedua anggota Kongres AS tersebut menuding pemerintah berupaya memaksa kongres untuk menyetujui perubahan kebijakan pajak melalui konsensus multilateral. Langkah itu dianggap tidak menghargai kewenangan Kongres AS.

Kedua anggota Kongres AS itu juga menilai langkah pemerintah justru mengkhawatirkan dan berpotensi menggerus kewenangan parlemen. Pemerintah AS yang aktif dalam negosiasi atas proposal 2 pilar dipandang sebagai aksi unilateral.

Senator dari Partai Republik Patrick Toomey sebelumnya juga mengatakan adopsi proposal Pilar 1 membutuh dukungan supermajority atau persetujuan dari 2/3 anggota Senat AS.

Untuk saat ini, Partai Demokrat dan Partai Republik sama-sama menguasai 50 dari 100 kursi yang ada di Senat AS. Dengan demikian, diperlukan dukungan dari para senator Partai Republik agar Pilar 1 bisa diratifikasi dan diberlakukan. (sap)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Selasa, 22 Oktober 2024 | 15:30 WIB AUSTRALIA

Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

Minggu, 20 Oktober 2024 | 14:00 WIB HONG KONG

Negara Ini Bakal Pangkas Tarif Bea Masuk Minuman Beralkohol

BERITA PILIHAN
Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:45 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

Sah! Misbakhun Terpilih Jadi Ketua Komisi XI DPR 2024-2029

Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

PPN Mestinya Naik Tahun Depan, Gerindra akan Bahas Bareng Kemenkeu

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:30 WIB KPP PRATAMA JAMBI TELANAIPURA

WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:06 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

DPR Tetapkan Daftar Mitra Kerja untuk Komisi XII dan Komisi XIII

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:41 WIB IHPS I/2024

BPK Selamatkan Keuangan Negara Rp13,66 Triliun pada Semester I/2024

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:30 WIB KANWIL DJP JAWA TIMUR II

Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:00 WIB TIPS PAJAK DAERAH

Cara Daftarkan Objek Pajak Alat Berat di DKI Jakarta secara Online

Selasa, 22 Oktober 2024 | 15:30 WIB AUSTRALIA

Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

Selasa, 22 Oktober 2024 | 14:00 WIB KP2KP SIDRAP

Ubah Kata Sandi Akun Coretax, Fiskus: Tak Perlu Cantumkan EFIN