Ilustrasi. Pekerja melakukan uji coba pada mesin pengolah makanan otomatis buatannya sebelum di ekspor ke Australia, Myanmar dan Malaysia di sebuah industri manufaktur sub sektor mesin di Purwantoro, Malang, Jawa Timur, Selasa (23/6/2020). (ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto/hp)
JAKARTA, DDTCNews – Prompt Manufacturing Index (PMI) Bank Indonesia (BI) menunjukkan kinerja sektor manufaktur masih berada dalam fase kontraksi pada kuartal IV/2020 dengan skor sebesar 47,29%.
Meski begitu, skor PMI BI pada kuartal IV/2020 tersebut masih lebih baik dibandingkan dengan kuartal III/2020 sebesar 44,91%. Perbaikan skor PMI BI utamanya berasal dari meningkatnya volume produksi.
"Perbaikan terjadi pada hampir seluruh komponen pembentuk PMI-BI, terutama volume produksi ditopang oleh penerimaan barang input yang lebih cepat, serta jumlah tenaga kerja," tulis BI dalam laporan PMI BI kuartal IV/2020, Rabu (13/1/2021).
Bila dilihat dari sisi sektoral, perbaikan kinerja sektor manufaktur pada kuartal IV/2020 disokong oleh subsektor logam dasar besi dan baja, subsektor pupuk, kimia, dan barang dari karet, serta subsektor kertas dan barang cetakan.
PMI BI pada subsektor pupuk, kimia, dan barang dari karet tercatat sudah berada pada fase ekspansi dengan skor PMI mencapai 51,44% pada kuartal terakhir 2020. Subsektor kertas dan barang cetakan juga tercatat memasuki fase ekspansi dengan skor PMI sebesar 50,5%.
Subsektor logam dasar besi dan baja sendiri sesungguhnya tercatat masih berada dalam fase kontraksi dengan skor PMI BI sebesar 48,99%. Meski demikian, posisi PMI BI subsektor tersebut masih jauh lebih baik bila dibandingkan posisinya pada kuartal III/2020 yang terkontraksi amat dalam dengan skor PMI BI sebesar 41,32%.
Pada kuartal I/2021, BI memproyeksikan kinerja sektor manufaktur akan memasuki fase ekspansi dengan skor PMI sebesar 51,14%. Menurut BI, akan ada peningkatan volume pesanan, persediaan barang jadi, dan volume produksi yang mendorong PMI-BI pada kuartal ini.
Berdasarkan proyeksi BI tersebut, subsektor manufaktur yang diperkirakan bakal berekspansi pesat antara lain subsektor makanan, minuman, dan tembakau serta subsektor pupuk, kimia, dan barang dari karet.
PMI BI untuk subsektor makanan, minuman, dan tembakau diperkirakan mampu mencapai 54,26% pada kuartal ini, lebih baik bila dibandingkan posisi PMI BI pada kuartal lalu yang masih berada pada fase kontraksi 48,83%.
Subsektor pupuk, kimia, dan barang dari karet diperkirakan akan terus melanjutkan fase ekspansinya pada kuartal ini dengan skor PMI BI diperkirakan sebesar 54,21%. (rig)
Cek berita dan artikel yang lain di Google News.
Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.