RUSIA

Kendalikan Inflasi Pangan, Negara Ini akan Naikkan Pajak Ekspor

Redaksi DDTCNews | Sabtu, 16 Januari 2021 | 12:01 WIB
Kendalikan Inflasi Pangan, Negara Ini akan Naikkan Pajak Ekspor

Salah satu lahan pertanian di wilayah Rusia. (Foto: russiabusinesstoday.com)

MOSCOW, DDTCNews - Kementerian Pertanian Rusia menyodorkan proposal kebijakan kenaikan pajak ekspor komoditas pangan sebagai upaya mengendalikan tingkat inflasi komoditas pertanian pada tahun ini.

Melalui keterangan resmi, Kementan Rusia telah mengusulkan kenaikan pajak untuk ekspor komoditas pertanian seperti gandum dan jagung mulai 15 Maret 2021. Setiap ton ekspor dua komoditas tersebut akan dikenakan pajak sebesar €45 atau setara Rp768.900.

"Pajak ekspor menjadi dorongan baru pemerintah untuk mengendalikan pertumbuhan harga pangan di dalam negeri," tulis keterangan Kementan dikutip Kamis (14/1/2021).

Baca Juga:
PPN Naik Jadi 12%, DPR Minta Kemenkeu Gunakan Wewenang untuk Turunkan

Proposal pajak tersebut kemungkinan besar akan lolos dan mulai efektif berlaku pada pertengahan Maret 2021. Pasalnya, tidak ada penolakan dari pejabat Moscow saat proposal tersebut disodorkan pada penghujung tahun lalu.

Kementan menyebutkan kebijakan pajak ekspor komoditas pertanian akan menjaga harga gandum tetap stabil di bursa komoditas Paris. Selain itu, instrumen pajak juga akan berguna untuk memperlambat inflasi pangan di dalam negeri.

Adapun proposal pajak ekspor komoditas pertanian merupakan respons birokrasi terhadap kritik Presiden Vladimir Putin terkait tren meningkatnya harga pangan di tengah pandemi Covid-19. Dia menyatakan jika harga pangan tidak dikendalikan maka berpotensi memengaruhi pendapatan masyarakat secara luas.

Baca Juga:
Danai Perang Melawan Rusia, Ukraina Ingin Naikkan Tarif Pajak

Seperti dilansir financialpost.com, proposal pajak ekspor tersebut akan memengaruhi harga jual di negara importir. Pasalnya Rusia merupakan eksportir gandum terbesar di dunia. Pasokan gandum ke Turki, Mesir dan Bangladesh dipastikan terganggu dengan adanya kebijakan ekspor produk pertanian.

Negara tujuan importir tersebut dilaporkan telah melakukan lobi kepada pemerintah Rusia untuk menurunkan beban pajak menjadi €25 per ton. Selain itu, lobi perdagangan juga berlaku untuk periode ekspor kena pajak tidak berlaku permanen pada tahun ini. (Bsi)

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
BERITA PILIHAN
Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:45 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

Sah! Misbakhun Terpilih Jadi Ketua Komisi XI DPR 2024-2029

Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

PPN Mestinya Naik Tahun Depan, Gerindra akan Bahas Bareng Kemenkeu

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:30 WIB KPP PRATAMA JAMBI TELANAIPURA

WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:06 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

DPR Tetapkan Daftar Mitra Kerja untuk Komisi XII dan Komisi XIII

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:41 WIB IHPS I/2024

BPK Selamatkan Keuangan Negara Rp13,66 Triliun pada Semester I/2024

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:30 WIB KANWIL DJP JAWA TIMUR II

Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:00 WIB TIPS PAJAK DAERAH

Cara Daftarkan Objek Pajak Alat Berat di DKI Jakarta secara Online

Selasa, 22 Oktober 2024 | 15:30 WIB AUSTRALIA

Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

Selasa, 22 Oktober 2024 | 14:00 WIB KP2KP SIDRAP

Ubah Kata Sandi Akun Coretax, Fiskus: Tak Perlu Cantumkan EFIN