KEBIJAKAN PEMERINTAH

Jokowi Ingin Nikel RI Bisa Suplai Kebutuhan Baterai Mobil Listrik AS

Muhamad Wildan | Kamis, 07 September 2023 | 17:45 WIB
Jokowi Ingin Nikel RI Bisa Suplai Kebutuhan Baterai Mobil Listrik AS

Pekerja tambang berada di dekat tumpukan nikel di kawasan Indonesia Weda Bay Industrial Park (IWIP) di Desa Lelilef, Kecamatan Weda, Kabupaten Halmahera Tengah, Maluku Utara, Jumat (1/9/2023). ANTARA FOTO/Andri Saputra/rwa.

JAKARTA, DDTCNews - Presiden Joko Widodo (Jokowi) berharap nikel dari Indonesia bisa turut memenuhi kebutuhan pengembangan baterai mobil listrik di Amerika Serikat (AS).

Dalam pertemuan dengan Wakil Presiden AS Kamala Harris pada sela-sela KTT Asean, Jokowi mengajak AS untuk membahas critical mineral agreement (CMA).

"Indonesia merupakan produsen dan pemilik cadangan nikel terbesar di dunia dengan cadangan nikel mencapai 21 juta metrik ton sehingga Indonesia dapat menjadi pemasok kebutuhan baterai untuk kendaraan listrik di AS. Indonesia mengajak AS untuk membahas pembentukan CMA," ujar Jokowi, dikutip Kamis (7/9/2023).

Baca Juga:
Kurs Pajak Terbaru: Rupiah Lanjutkan Rally Pelemahan terhadap Dolar AS

Keberadaan CMA diharapkan dapat meyakinkan AS atas potensi kerja sama ekonomi bagi kedua negara sekaligus mengundang sejumlah investor asing AS untuk turut menggarap sektor nikel di Indonesia.

Lebih lanjut, dengan adanya CMA, Indonesia berharap nikel dari Indonesia bisa memenuhi persyaratan fasilitas kredit pajak atas pembelian mobil listrik sebagaimana termuat dalam Inflation Reduction Act (IRA).

Melalui IRA, AS memberikan fasilitas kredit pajak maksimal senilai US$7.500 kepada pembeli mobil listrik sepanjang 40% dari mineral yang digunakan untuk pembuatan baterai mobil listrik tersebut berasal dari AS atau mitra perdagangan bebas AS.

Baca Juga:
Berupaya Pangkas Impor BBM, RI Optimalkan Kilang Minyak Domestik

Untuk diketahui, Indonesia sesungguhnya telah mengusulkan perjanjian perdagangan bebas terbatas atau limited FTA agar mineral yang berasal dari Indonesia memenuhi persyaratan fasilitas kredit pajak dalam IRA.

Namun, hingga saat ini Indonesia belum menjalin limited FTA dengan AS mengingat mayoritas nikel di Indonesia diolah oleh smelter milik China. (sap)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Rabu, 29 Januari 2025 | 11:30 WIB AMERIKA SERIKAT

Trump Ingin Kenakan Bea Masuk 100 Persen atas Impor Semikonduktor

Rabu, 29 Januari 2025 | 11:00 WIB INFOGRAFIS PAJAK

Kriteria Entitas Dana Pensiun yang Tak Tercakup Pajak Minimum Global

BERITA PILIHAN
Rabu, 29 Januari 2025 | 12:30 WIB KAMUS BEA CUKAI

Apa Itu Auditee dalam Audit Kepabeanan dan Cukai?

Rabu, 29 Januari 2025 | 11:30 WIB AMERIKA SERIKAT

Trump Ingin Kenakan Bea Masuk 100 Persen atas Impor Semikonduktor

Rabu, 29 Januari 2025 | 11:00 WIB INFOGRAFIS PAJAK

Kriteria Entitas Dana Pensiun yang Tak Tercakup Pajak Minimum Global

Rabu, 29 Januari 2025 | 10:00 WIB INPRES 1/2025

Jenis-Jenis Belanja yang Disasar Prabowo untuk Dilakukan Efisiensi

Rabu, 29 Januari 2025 | 09:30 WIB KURS PAJAK 29 JANUARI 2025 - 04 FEBRUARI 2025

Kurs Pajak Terbaru: Rupiah Lanjutkan Rally Pelemahan terhadap Dolar AS

Rabu, 29 Januari 2025 | 09:30 WIB KINERJA BUMN

Pertamina Hulu Rokan Setor Penerimaan Negara hingga Rp115 Triliun

Rabu, 29 Januari 2025 | 08:00 WIB KOTA CIMAHI

Cimahi Distribusikan SPPT PBB secara Elektronik Mulai Tahun Ini

Selasa, 28 Januari 2025 | 15:30 WIB TIPS PAJAK

Cara Buat dan Bayar Deposit Pajak di Coretax DJP