INDIA

Jelang Penunjukan USTR Baru, Ini Rencana India

Muhamad Wildan | Kamis, 11 Februari 2021 | 18:41 WIB
Jelang Penunjukan USTR Baru, Ini Rencana India

Ilustrasi. (ustr.gov)

NEW DELHI, DDTCNews – India akan menjalin komunikasi dengan perwakilan dagang Amerika Serikat (United States Trade Representative/USTR) yang akan ditunjuk Presiden Joe Biden. Langkah ini dilakukan untuk memperbaiki hubungan dagang kedua negara.

Adapun pejabat yang dinominasikan sebagai USTR pada periode kepemimpinan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden adalah Katherine Tai. Dia dicalonkan sebagai pengganti USTR yang menjabat pada saat ini, yakni Robert Lightizer.

"Ada pergantian pemerintahan di AS dan kami menunggu USTR baru. Setelah USTR baru resmi menjabat, kami akan membuka dialog untuk memperluas hubungan bisnis antara kedua negara melalui akses pasar, tarif, dan cara-cara lain,” ujar Menteri Perdagangan India Piyush Goyal, dikutip pada Kamis (11/2/2021).

Baca Juga:
Trump Ingin Kenakan Bea Masuk 100 Persen atas Impor Semikonduktor

Kedua negara diproyeksi akan mencapai kesepakatan (mini trade deal) atas tarif yang dikenakan oleh India atas beberapa komoditas AS, seperti produk pertanian, produk susu, hingga produk-produk teknologi dan komunikasi.

Sebagai imbal baliknya, Biden diharapkan akan memberikan fasilitas Generalized System of Preference (GSP) kepada eksportir India. Seperti dilansir livemint.com, high level meeting antara Perdana Menteri India Narendra Modi dan Biden sudah sempat diselenggarakan.

Pada pertemuan tersebut, kedua kepala pemerintahan disebut telah memperbincangkan tentang pemulihan ekonomi pascapandemi Covid-10, kerja sama mitigasi perubahan iklim, pembentukan Quad, dan lainnya.

Baca Juga:
Bukan 60%, Trump Siapkan Bea Masuk 10% Atas Barang Impor China

Namun demikian, Keterangan resmi dari pemerintah tidak mengindikasikan adanya pembicaraan mengenai perdagangan bilateral antara kedua kepala pemerintahan. Pada keterangan sebelumnya, Biden memberikan sinyal AS masih belum memprioritaskan perjanjian perdagangan.

"Saya tidak akan membuat perjanjian perdagangan baru dengan siapapun sampai kita berhasil menarik investasi yang besar di AS untuk pekerja kita," ujar Biden. (kaw)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Rabu, 29 Januari 2025 | 11:30 WIB AMERIKA SERIKAT

Trump Ingin Kenakan Bea Masuk 100 Persen atas Impor Semikonduktor

Rabu, 29 Januari 2025 | 09:30 WIB KURS PAJAK 29 JANUARI 2025 - 04 FEBRUARI 2025

Kurs Pajak Terbaru: Rupiah Lanjutkan Rally Pelemahan terhadap Dolar AS

Senin, 27 Januari 2025 | 14:00 WIB AMERIKA SERIKAT

Trump Janji Segera Bebaskan Uang Tip dari Pajak Penghasilan

Minggu, 26 Januari 2025 | 13:00 WIB AMERIKA SERIKAT

Tarif Bea Masuk Trump terhadap 2 Negara Ini Lebih Tinggi dari China

BERITA PILIHAN
Kamis, 30 Januari 2025 | 18:00 WIB TIPS PAJAK

Cara Ajukan Pembebasan PBB-P2 bagi Pensiunan PNS di DKI Jakarta

Kamis, 30 Januari 2025 | 17:55 WIB PAJAK INTERNASIONAL

Penghindaran Pajak Lebih Rugikan Negara Berkembang daripada yang Maju

Kamis, 30 Januari 2025 | 16:00 WIB PROVINSI JAWA BARAT

Dedi Mulyadi Ingin Pakai 100% Pajak Kendaraan untuk Pembangunan Jalan

Kamis, 30 Januari 2025 | 15:11 WIB KONSULTASI CORETAX

Istri Pilih ‘Hanya Registrasi’ di Coretax, Perlu Lapor SPT Sendiri?

Kamis, 30 Januari 2025 | 15:00 WIB KEBIJAKAN KEPABEANAN

Ada Fasilitas KITE, Menko Airlangga Ingin Daya Saing UMKM Meningkat

Kamis, 30 Januari 2025 | 14:30 WIB PERATURAN PAJAK

Ketentuan Terbaru Soal Penghapusan Piutang Pajak, Dowload di Sini!

Kamis, 30 Januari 2025 | 13:55 WIB PENG-1/PJ/2025

DJP Perbarui Daftar Negara Tujuan Pertukaran Data Keuangan Otomatis

Kamis, 30 Januari 2025 | 13:45 WIB KEBIJAKAN PEMERINTAH

Sri Mulyani Harap Makan Bergizi Gratis Beri Dampak Besar ke Ekonomi