ADMINISTRASI PAJAK

Jasa Angkutan Umum Bebas PPN, DJP: Faktur Pajak Tetap Dibuat

Redaksi DDTCNews | Minggu, 13 November 2022 | 16:00 WIB
Jasa Angkutan Umum Bebas PPN, DJP: Faktur Pajak Tetap Dibuat

Ilustrasi.

JAKARTA, DDTCNews - Ditjen Pajak (DJP) mengingatkan wajib pajak bahwa jasa angkutan umum dibebaskan dari pengenaan pajak pertambahan nilai (PPN).

Ketentuan tersebut tertuang dalam UU PPN s.t.d.t.d UU Harmonisasi Peraturan Perpajakan (UU HPP). Melalui ketentuan ini, pemerintah memberikan insentif terhadap jasa kena pajak (JKP) tertentu yang memberikan dampak terhadap perekonomian.

“Sesuai Pasal 16B ayat (1a) UU PPN s.t.d.t.d UU HPP, termasuk yang dibebaskan dari pengenaan PPN adalah jasa angkutan umum di darat dan di air serta jasa angkutan udara dalam negeri yang menjadi bagian tidak terpisahkan dari jasa angkutan luar negeri,” kata DJP melalui akun Twitter @kring_pajak, dikutip pada Minggu (13/11/2022).

Baca Juga:
Catat! Pengkreditan Pajak Masukan yang Ditagih dengan SKP Tak Berubah

Berdasarkan ketentuan dalam Pasal 16B ayat (3) UU PPN s.t.d.t.d UU HPP, pajak masukan atas jasa angkutan yang dibebaskan dari pengenaan PPN tidak dapat dikreditkan. Selain itu, wajib pajak juga tetap harus membuat faktur pajak.

Ketentuan terkait dengan pembuatan faktur pajak atas BKP/JKP yang mendapat fasilitas dibebaskan dari pengenaan PPN tersebut diatur dalam Pasal 20 Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-03/PJ/2022.

Dalam ketentuan tersebut, faktur pajak paling tidak memuat 2 keterangan. Pertama, PPN dan/atau PPnBM yang tidak dipungut, dibebaskan, atau ditanggung pemerintah. Kedua, peraturan perundang-undangan di bidang perpajakan yang mendasarinya.

Baca Juga:
Kontribusi ke Negara, DJP: Langganan Platform Digital Kena PPN 12%

Wajib pajak dapat melaporkan pajak melalui aplikasi e-faktur dengan kode faktur pajak 08. Contoh format faktur pajak tersebut dapat dilihat pada Lampiran PER-03/PJ/2022.

Menurut DJP, saat ini belum ada aturan turunan pelaksanaan pemberian fasilitas PPN di Pasal 16B ayat (1a) UU PPN s.t.d.t.d UU HPP. Dengan demikian, seluruh ketentuan pembuatan faktur pajaknya masih merujuk pada ketentuan umum, yaitu PER-03/PJ/2022. (Fikri/rig)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

eva 09 Desember 2023 | 19:32 WIB

Mohon izin untuk bertanya mengenai faktur pajak ini harus dibuat, perlakuan ini diterapkan mulai tanggal 1 April 2022 ya sesuai dengan ketentuan pasal 17 ayat 2 UU HPP ? berarti semua transaksi setelah tgl 1 April 2022, dengan jasa angkutan umum yang dibebaskan PPN, faktur pajak FP 08 dibuat. Bagaimana dengan transaksi yang sebelum tgl 1 April 2022, apakah harus di buatkan faktur pajak juga ? terima kasih EVA s

ARTIKEL TERKAIT
Rabu, 25 Desember 2024 | 13:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Kontribusi ke Negara, DJP: Langganan Platform Digital Kena PPN 12%

Rabu, 25 Desember 2024 | 12:30 WIB KEBIJAKAN KEPABEANAN

Fitur MFA Sudah Diterapkan di Portal CEISA sejak 1 Desember 2024

Rabu, 25 Desember 2024 | 09:30 WIB THAILAND

Negara Tetangga Ini Bakal Bebaskan Hutan Mangrove dari Pajak

BERITA PILIHAN
Rabu, 25 Desember 2024 | 15:00 WIB KEBIJAKAN PEMERINTAH

Pemerintah akan Salurkan KUR Rp300 Triliun Tahun Depan

Rabu, 25 Desember 2024 | 13:30 WIB PSAK 201

Item-Item dalam Laporan Posisi Keuangan Berdasarkan PSAK 201

Rabu, 25 Desember 2024 | 13:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Kontribusi ke Negara, DJP: Langganan Platform Digital Kena PPN 12%

Rabu, 25 Desember 2024 | 12:30 WIB KEBIJAKAN KEPABEANAN

Fitur MFA Sudah Diterapkan di Portal CEISA sejak 1 Desember 2024

Rabu, 25 Desember 2024 | 11:30 WIB PMK 94/2023

Pemerikaan Pajak oleh DJP terhadap Kontraktor Migas, Apa Saja?

Rabu, 25 Desember 2024 | 11:00 WIB INFOGRAFIS PAJAK

Dokumen yang Dilampirkan saat Pemberitahuan Perpanjangan SPT Tahunan

Rabu, 25 Desember 2024 | 09:37 WIB KURS PAJAK 25 DESEMBER 2024 - 31 DESEMBER 2024

Kurs Pajak Terbaru: Rupiah Melemah terhadap Mayoritas Mata Uang Mitra