ALBANIA

Isu Penghindaran Pajak Korporasi Jadi Fokus Pemerintah Tahun Depan

Redaksi DDTCNews | Selasa, 03 November 2020 | 08:30 WIB
Isu Penghindaran Pajak Korporasi Jadi Fokus Pemerintah Tahun Depan

Ilustrasi. (DDTCNews)

TIRANA, DDTCNews – Pemerintah Albania akan fokus memerangi praktik penghindaran pajak yang dilakukan oleh wajib pajak badan sebagai upaya mengejar pertumbuhan ekonomi sebesar 5,5% pada tahun depan.

Menteri Keuangan dan Ekonomi Albania Anila Denaj mengatakan pemerintah memiliki agenda yang cukup ambisius pada tahun depan, yaitu mengejar pertumbuhan ekonomi sebesar 5,5%. Oleh karena itu, kebutuhan belanja untuk mengejar target pertumbuhan ekonomi tidaklah kecil.

"Kami sedang menangani dampak gempa bumi dan pandemi Corona. Semua uang akan dialokasikan untuk memenuhi biaya rekonstruksi dan dan meningkatkan konsumsi masyarakat," katanya, dikutip Selasa (3/11/2020).

Baca Juga:
Bangun Sistem Pajak Berkeadilan, Civil Society Perlu Pahami Isu Pajak

Denaj memaparkan dua rencana besar. Dari aspek pendapatan negara, pemerintah tetap memberikan dukungan fiskal kepada UMKM melalui relaksasi pajak. Menurutnya, relaksasi ini dibutuhkan agar perusahaan kecil dan menengah tetap bertahan pada tahun depan.

Kemudian, pemerintah akan fokus menekan penghindaran pajak yang dilakukan oleh perusahaan. Pengawasan akan dilakukan lebih ketat untuk memastikan tata kelola keuangan perusahaan dijalankan sesuai aturan perundang-undangan.

Sementara itu, dari sisi belanja, pemerintah menjanjikan alokasi belanja lebih tepat sasaran untuk mendukung pemulihan ekonomi. "Saat ini kami sudah bergerak maju dengan memangkas pengeluaran yang tidak perlu," terang Denaj.

Baca Juga:
Trump Tarik AS dari Kesepakatan Pajak Global, Ini Kata Sri Mulyani

Dia menyebutkan pos belanja untuk sektor kesehatan dan penanganan pandemi pada 2021 ditetapkan sebesar 6 miliar lek Albania atau setara dengan Rp827 miliar. Pagu belanja tersebut menjadi bantalan fiskal pemerintah jika terjadi keadaan darurat pada sisi kesehatan.

Namun, lanjutnya, pengelolaan anggaran tahun depan perlu dijalankan dengan hati-hati. Pasalnya, pemerintah tidak mengalokasikan anggaran untuk keadaan darurat. Satu-satunya akses pembiayaan pemerintah dalam situasi darurat hanya skema public-private partnership (PPP).

"Kami bergerak maju dengan skenario tidak memerlukan keadaan darurat. Jika ada keadaan darurat kami memiliki banyak sumber dana yang bisa didapat dari skema PPP. Tapi skenario ini belum ada," ujarnya seperti dilansir balkaneu.com. (rig)


Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Kamis, 30 Januari 2025 | 17:55 WIB PAJAK INTERNASIONAL

Penghindaran Pajak Lebih Rugikan Negara Berkembang daripada yang Maju

Kamis, 30 Januari 2025 | 10:51 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Bangun Sistem Pajak Berkeadilan, Civil Society Perlu Pahami Isu Pajak

Rabu, 29 Januari 2025 | 11:30 WIB AMERIKA SERIKAT

Trump Ingin Kenakan Bea Masuk 100 Persen atas Impor Semikonduktor

BERITA PILIHAN
Kamis, 30 Januari 2025 | 18:00 WIB TIPS PAJAK

Cara Ajukan Pembebasan PBB-P2 bagi Pensiunan PNS di DKI Jakarta

Kamis, 30 Januari 2025 | 17:55 WIB PAJAK INTERNASIONAL

Penghindaran Pajak Lebih Rugikan Negara Berkembang daripada yang Maju

Kamis, 30 Januari 2025 | 16:00 WIB PROVINSI JAWA BARAT

Dedi Mulyadi Ingin Pakai 100% Pajak Kendaraan untuk Pembangunan Jalan

Kamis, 30 Januari 2025 | 15:11 WIB KONSULTASI CORETAX

Istri Pilih ‘Hanya Registrasi’ di Coretax, Perlu Lapor SPT Sendiri?

Kamis, 30 Januari 2025 | 15:00 WIB KEBIJAKAN KEPABEANAN

Ada Fasilitas KITE, Menko Airlangga Ingin Daya Saing UMKM Meningkat

Kamis, 30 Januari 2025 | 14:30 WIB PERATURAN PAJAK

Ketentuan Terbaru Soal Penghapusan Piutang Pajak, Dowload di Sini!

Kamis, 30 Januari 2025 | 13:55 WIB PENG-1/PJ/2025

DJP Perbarui Daftar Negara Tujuan Pertukaran Data Keuangan Otomatis

Kamis, 30 Januari 2025 | 13:45 WIB KEBIJAKAN PEMERINTAH

Sri Mulyani Harap Makan Bergizi Gratis Beri Dampak Besar ke Ekonomi