EFEK VIRUS CORONA

Ini Lima Strategi Pembiayaan APBN Tahun ini

Redaksi DDTCNews | Sabtu, 09 Mei 2020 | 09:00 WIB
Ini Lima Strategi Pembiayaan APBN Tahun ini

Sejumlah pekerja bangunan sedang mengerjakan pekerjaan gedung. Kementerian Keuangan menyebutkan terdapat 5 strategi pembiayaan APBN 2020 di tengah pandemi virus Corona. (Foto: Antara)

JAKARTA, DDTCNews—Kementerian Keuangan menyebutkan terdapat lima langkah yang akan dilakukan sebagai kebijakan strategi pembiayaan tahun ini di tengah pandemi virus Corona atau Covid-19.

Hal tersebut disampaikan Direktur Strategi dan Portofolio Pembiayaan Ditjen Pembiayaan dan Pengelolaan Risiko Riko Amir pada acara Media Briefing yang dilakukan secara virtual pada Jumat (08/05).

Pertama, optimalisasi sumber pembiayaan nonutang melalui pemanfaatan Sisa Anggaran Lebih (SAL) tahun ini sebesar Rp70,64 triliun, pos dana abadi pemerintah dan dana yang bersumber dari Badan Layanan Umum (BLU).

Baca Juga:
Catat! Pengkreditan Pajak Masukan yang Ditagih dengan SKP Tak Berubah

“Dana-dana ini yang akan kita lihat bersama teman-teman di internal Kementerian Keuangan bersama DJA, DJKN dan DJPB, (dana) mana yang bisa dilakukan untuk optimalisasi,” tutur Riko dalam keterangan resminya.

Kedua, fleksibilitas pinjaman tunai melalui upsize pinjaman program yang ada saat ini dari development partners baik bilateral maupun multirateral, di antaranya Bank Dunia, ADB, AFD, KfW, JICA, EDCF dan AIIB.

Meski begitu, lanjut Riko, upsize pinjaman program ini tidak bisa dilakukan semena-mena atau menaikkan setinggi-tingginya karena ada batas atas yang harus dipatuhi agar pinjaman tunai ini bersifat fleksibel, tetapi tetap terukur.

Baca Juga:
Kontribusi ke Negara, DJP: Langganan Platform Digital Kena PPN 12%

Ketiga, fleksibilitas menambah Surat Berharga Negara (SBN) melalui upsize penerbitan SBN domestik dan SBN valas dengan tetap memperhatikan kondisi pasar keuangan. Pemerintah juga membuka kesempatan private placement dari BUMN atau Lembaga Aset.

Keempat, mengutamakan penerbitan SBN domestik melalui mekanisme pasar, termasuk secara ritel. Kelima, dukungan bank Indonesia. Adapun, strategi yang terakhir hanya akan dilakukan apabila strategi pertama sampai dengan keempat sudah dilakukan.

Sementara itu, Direktur Jenderal Pembiayaan dan Pengelolaan Risiko Luky Alfirman mengatakan pemerintah akan terus melakukan pemantauan dalam menentukan strategi kebijakan di tengah kondisi ketidakpastian saat ini.

“Kami selalu siap menggunakan instrumen APBN secara satu dalam kesatuan utuh dalam hal ini dari sisi penerimaan, belanja, dan pembiayaan. Itu semua harus selalu dalam satu kesatuan yang utuh,” tutur Luky. (rig)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Rabu, 25 Desember 2024 | 13:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Kontribusi ke Negara, DJP: Langganan Platform Digital Kena PPN 12%

Rabu, 25 Desember 2024 | 12:30 WIB KEBIJAKAN KEPABEANAN

Fitur MFA Sudah Diterapkan di Portal CEISA sejak 1 Desember 2024

Rabu, 25 Desember 2024 | 09:30 WIB THAILAND

Negara Tetangga Ini Bakal Bebaskan Hutan Mangrove dari Pajak

BERITA PILIHAN
Rabu, 25 Desember 2024 | 15:00 WIB KEBIJAKAN PEMERINTAH

Pemerintah akan Salurkan KUR Rp300 Triliun Tahun Depan

Rabu, 25 Desember 2024 | 13:30 WIB PSAK 201

Item-Item dalam Laporan Posisi Keuangan Berdasarkan PSAK 201

Rabu, 25 Desember 2024 | 13:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Kontribusi ke Negara, DJP: Langganan Platform Digital Kena PPN 12%

Rabu, 25 Desember 2024 | 12:30 WIB KEBIJAKAN KEPABEANAN

Fitur MFA Sudah Diterapkan di Portal CEISA sejak 1 Desember 2024

Rabu, 25 Desember 2024 | 11:30 WIB PMK 94/2023

Pemerikaan Pajak oleh DJP terhadap Kontraktor Migas, Apa Saja?

Rabu, 25 Desember 2024 | 11:00 WIB INFOGRAFIS PAJAK

Dokumen yang Dilampirkan saat Pemberitahuan Perpanjangan SPT Tahunan

Rabu, 25 Desember 2024 | 09:37 WIB KURS PAJAK 25 DESEMBER 2024 - 31 DESEMBER 2024

Kurs Pajak Terbaru: Rupiah Melemah terhadap Mayoritas Mata Uang Mitra