Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo.
JAKARTA, DDTCNews – Tingkat inflasi pada tahun lalu tercatat sebesar 2,72%. Sejumlah faktor menjadi penyebab utama inflasi 2019 tercatat paling rendah dalam dua dekade terakhir.
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan terdapat empat faktor yang menjadikan inflasi nasional berada di angka 2,72% pada tahun lalu. Pertama, kapasitas produksi masih mampu memenuhi permintaan domestik.
“Kenapa inflasi rendah? Itu karena kapasitas produksi atau pasokan jauh memadai dari permintaan sehingga tekanan harga dari sisi permintaan sangat rendah dan itu terlihat dari inflasi inti," katanya di Kantor BI, Jumat (3/1/2020).
Kedua, koordinasi antara pemerintah pusat dan daerah dalam menjaga stabilitas harga pangan pokok seperti beras, cabai dan bawang merah berjalan baik. Inflasi dari komponen harga bergejolak dapat ditekan serendah mungkin, bahkan untuk beberapa komoditas justru mengalami deflasi.
Ketiga, nilai tukar rupiah yang bergerak stabil pada tahun lalu. Stabilitas nilai tukar rupiah ini kemudian membuat ekspektasi harga barang impor dapat terjaga. Hal ini secara paralel membuat tekanan dari faktor eksternal relatif minim pada tahun lalu.
Keempat, capaian komponen pembentuk inflasi di bawah proyeksi BI. Otoritas moneter menyebut untuk inflasi dari sektor transportasi pada tahun lalu sebesar 0,03%. Padahal proyeksi BI menyebutkan sektor ini akan akan mengalami inflasi sebesar 0,06%. Hal serupa juga berlaku untuk komponen lain seperti bahan makanan dan perumahan yang realisasinya di bawah proyeksi BI.
"Keempat faktor itu yang kemudian menyebabkan inflasi menjadi rendah dan terkendali," imbuh Perry.
Seperti diketahui, Kepala BPS Suhariyanto mengatakan pada Desember 2019, angka inflasi tercatat sebesar 0,34%. Dengan demikian, secara tahun kalender penuh 2019, angka inflasi mencapai 2,72% atau berada di bawah asumsi dalam APBN 2019 yang sebesar 3,5%. (kaw)
Cek berita dan artikel yang lain di Google News.
Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.