ISTANBUL, DDTCNews – Pemerintah Turki akan menaikkan empat kali lipat pajak atas impor batu bara hingga mencapai $70 per ton untuk digunakan sebagai pembangkit listrik yang berasal dari Kolombia, Rusia, Afrika Selatan dan negara produsen batu bara besar lainnya.
Perdana Menteri Turki, Binali Yildirim mengatakan kenaikan ini merupakan upaya pemerintah untuk menjaga daya saing dan mendukung produksi batu bara dalam negeri.
“Kewajiban pajak tambahan sebesar $70 per ton telah dikenakan pada batu bara yang diimpor untuk digunakan dalam pembangkit listrik,” ungkapnya, Rabu (5/10).
Pada bulan Juli lalu, kabinet telah menetapkan untuk memberlakukan kenaikan pajak tambahan pada batu bara impor sebesar $15 per ton atas dasar pendapatan gross (gross as received/GAR).
Lebih dari 90% batu bara yang digunakan dalam pembangkit listrik berasal dari negara-negara seperti Kolombia, Rusia, Afrika Selatan dan Amerika Serikat. Batu bara Richard Bay yang berasal dari Afrika Selatan saat ini diperdagangkan sekitar harga $70 dan $78 per ton.
Kendati demikian, kenaikan pajak ini tidak diberlakukan apabila berasal dari negara-negara Uni Eropa, Israel, Makedonia, Bosnia Herzegovina, Tepi Barat dan Gaza, Tunisia, Mesir, Georgia, Albania, Jordan, Chili, Serbia, Montenegro, Kosovo, Korea Selatan, Mauritius dan Malaysia.
Beberapa pedagang batu bara mengatakan langkah tersebut merupakan upaya untuk mencegah adanya investasi baru pada pembangkit listrik yang menggunakan batu bara impor.
Turki memiliki sekitar 22 pembangkit listrik tenaga batu bara dan berencana untuk membangun lebih dari 80 pembangkit listrik lagi selama beberapa tahun ke depan. Produksi batu bara dalam negeri lebih berfokus pada lignit, yang kualitasnya sedikit kurang bagus dan beberapa di antaranya terlalu padat atau keras.
Selain batu bara, Turki juga bergantung pada impor gas dan minyak dari luar negeri. Seperti dilansir dalam brecorder.com, pertumbuhan ekonomi yang pesat dan meningkatnya permintaan energi dalam negeri, telah membuat pemerintah menempatkan strategi untuk meningkatkan produksi lignit negara sendiri. (Gfa)
Cek berita dan artikel yang lain di Google News.
Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.