FILIPINA

Harga Gandum Mahal karena Perang, Pengusaha Minta Insentif Pajak

Dian Kurniati | Selasa, 12 Juli 2022 | 17:51 WIB
Harga Gandum Mahal karena Perang, Pengusaha Minta Insentif Pajak

Bagian kubah sebuah kendaraan tempur lapis baja teronggok di sebuah lahan gandum di tengah gempuran Rusia terhadap Ukraina di luar kota Ichnia, daerah Chernihiv, Ukraina, Selasa (7/6/2022). (ANTARA FOTO/REUTERS/Vladyslav Musiienko/foc/NBL).

MANILA, DDTCNews - Asosiasi Penggiling Tepung Filipina (Philippine Association of Flour Millers/PAFMIL) meminta pemerintah memberikan insentif perpajakan di tengah kenaikan harga gandum di dunia.

Direktur Eksekutif (PAFMIL) Ric Pinca mengatakan kenaikan harga gandum terjadi akibat perang di Ukraina, yang menjadi salah satu produsen gandum terbesar di dunia. Dia memperkirakan kenaikan harga gandum akan terus berlanjut dan merembet pada barang lainnya.

"Semua orang pergi ke AS, Kanada, dan Australia, tempat kami membeli gandum. Makanya harganya naik," katanya, dikutip pada Selasa (12/7/2022).

Baca Juga:
PPN 12 Persen, Pemerintah Ingin Rakyat Lebih Luas Ikut Bayar Pajak

Pinca mengatakan saat ini telah berlaku tarif bea masuk 0% atas impor gandum. Meski demikian, komoditas ini masih dikenakan pajak pertambahan nilai (PPN).

Menurutnya, gandum menjadi komoditas yang sangat dibutuhkan industri roti. Dalam hal ini, pemerintah juga dapat memberikan insentif untuk meringankan beban industri roti seperti mengurangi tarif impor pada bahan kue lainnya seperti ragi.

Agar dampak insentif lebih optimal, Pinca juga menyarankan agar pemerintah mengatasi kenaikan ongkos bahan bakar elpiji dan harga gula. Menurutnya, langkah yang dapat ditempuh pemerintah yakni menurunkan tarif pajak elpiji dan bea masuk atas impor gula.

Baca Juga:
Jasa Travel Agent Kena PPN Besaran Tertentu, PM Tak Dapat Dikreditkan

Pinca menjelaskan kenaikan harga gandum dapat terjadi pada kuartal III/2022 karena perang di Ukraina belum berakhir. Kondisi juga diperparah dengan melemahnya mata uang peso terhadap dolar AS sehingga beban yang ditanggung pengusaha makin berat.

"Filipina saat ini mengimpor 100% kebutuhan gandum untuk pabrik tepung, yang 90% berasal dari AS dan sisanya dari Kanada dan Australia," ujarnya dilansir philstar.com. (sap)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Kamis, 26 Desember 2024 | 08:45 WIB BERITA PAJAK HARI INI

PPN 12 Persen, Pemerintah Ingin Rakyat Lebih Luas Ikut Bayar Pajak

Rabu, 25 Desember 2024 | 13:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Kontribusi ke Negara, DJP: Langganan Platform Digital Kena PPN 12%

BERITA PILIHAN
Kamis, 26 Desember 2024 | 10:30 WIB KILAS BALIK 2024

Januari 2024: Ketentuan Tarif Efektif PPh Pasal 21 Mulai Berlaku

Kamis, 26 Desember 2024 | 10:00 WIB KEBIJAKAN PEMERINTAH

Kredit Investasi Padat Karya Diluncurkan, Plafonnya Capai Rp10 Miliar

Kamis, 26 Desember 2024 | 09:30 WIB PENGAWASAN BEA CUKAI

Libur Natal dan Tahun Baru, Bea Cukai Perketat Pengawasan di Perairan

Kamis, 26 Desember 2024 | 09:00 WIB CORETAX SYSTEM

Fitur Coretax yang Tersedia selama Praimplementasi Terbatas, Apa Saja?

Kamis, 26 Desember 2024 | 08:45 WIB BERITA PAJAK HARI INI

PPN 12 Persen, Pemerintah Ingin Rakyat Lebih Luas Ikut Bayar Pajak

Kamis, 26 Desember 2024 | 08:30 WIB KOTA BATAM

Ada Pemutihan, Pemkot Berhasil Cairkan Piutang Pajak Rp30 Miliar

Kamis, 26 Desember 2024 | 08:00 WIB KEBIJAKAN PEMERINTAH

Bagaimana Cara Peroleh Diskon 50 Persen Listrik Januari-Februari 2025?

Rabu, 25 Desember 2024 | 15:00 WIB KEBIJAKAN PEMERINTAH

Pemerintah akan Salurkan KUR Rp300 Triliun Tahun Depan