BANGKOK, DDTCNews - Pemerintah Thailand tengah menyiapkan sejumlah insentif pajak untuk memulihkan sektor pariwisata yang terpukul karena kekhawatiran virus corona. Insentif pajak yang akan dirilis meliputi diskon cukai bahan bakar pesawat jet hingga pinjaman lunak untuk operator pariwisata.
Dirjen Cukai Patchara Anuntasilpa mengatakan pemotongan cukai bahan bakar jet tidak akan mempengaruhi pendapatan negara, karena hanya menyumbang 2 miliar baht per tahun. Menurutnya, nilai itu tak sebanding dengan kerugian yang akan dialami para operator pariwisata karena kunjungan turis menurun.
"Pengurangan pajak cukai pada bahan bakar jet akan diterapkan hanya untuk penerbangan lokal dan dalam jangka waktu tertentu," kata Anuntasilpa, dikutip Sabtu (1/2/2020).
Selain diskon cukai bahan bakar jet, Kementerian Keuangan juga berencana menangguhkan pembayaran pajak penghasilan (PPh) untuk operator pariwisata selama enam bulan. Menurut Anuntasilpa, operator pariwisata sudah sangat membutuhkan bantuan pemerintah untuk menangani dampak virus corona.
Ada pula skema pinjaman lunak dan penangguhan pembayaran pokok dan bunga selama enam bulan oleh bank-bank milik negara, kepada para operator pariwisata. Bank yang diperintahkan menjalankan skema itu termasuk Bank Krungthai, Bank Tabungan Pemerintah, dan Bank untuk Pertanian.
Sementara itu, ada Kementerian Perhubungan berencana mengurangi biaya pendaratan pesawat di bandara. Semua usulan insentif tersebut akan diajukan dalam sidang kabinet untuk disetujui Perdana Menteri Prayut Chan-o-cha, Selasa pekan depan.
Wakil sekretaris jenderal untuk perdana menteri, Kobsak Pootrakool, mengatakan pemerintah sedang mempertimbangkan langkah-langkah tambahan untuk merangsang bisnis pariwisata. Di sisi lain, pemerintah juga telah menugaskan Pusat Bantuan Pariwisata ikut memantau dampak wabah virus corona terhadap industri pariwisata negara itu.
Gubernur Otoritas Pariwisata Thailand Yuthasak Supasorn menyebut wabah virus corona telah menyebabkan penurunan jumlah turis asal China. Sepanjang Januari hingga April, turis China diprediksi berkurang hingga 80% menjadi hanya 2,32 juta. Hal itu akan menghilangkan potensi pendapatan 98 miliar baht.
Dilansir dari bangkok post, menurunnya kunjungan turis China telah terjadi di pusat-pusat wisata utama di Thailand. Otoritasnya akan mendukung pemotongan pajak bahan bakar jet asal kebijakan itu mampu memperbanyak kunjungan turis, sekaligus menyelamatkan para pengusaha pariwisata dari kerugian karena virus corona.
Meski terjadi penurunan, Suparson tetap mempertahankan target kunjungan turis asing sebanyak 41,8 juta tahun ini, dengan pendapatan 2,22 triliun baht. Otoritas juga mencoba menawarkan pariwisata Thailand ke kawasan lain sebagai pengganti China, termasuk Asia Tenggara, Korea Selatan, Jepang, Taiwan, India, Rusia, Ukraina, Eropa Timur, Amerika Serikat, dan Meksiko. (Bsi)
Cek berita dan artikel yang lain di Google News.
Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.