KEBIJAKAN PEMERINTAH

DPR Soroti Keuangan BUMN Karya dalam Pengerjaan Proyek Strategis

Redaksi DDTCNews | Minggu, 13 Februari 2022 | 11:30 WIB
DPR Soroti Keuangan BUMN Karya dalam Pengerjaan Proyek Strategis

Ketua Banggar DPR RI Said Abdullah di Gedung Nusantara II, Senayan, Jakarta, Kamis (10/2/2022).

JAKARTA, DDTCNews – Badan Anggaran (Banggar) DPR menyoroti besaran permintaan dana dari beberapa BUMN yang mencapai total nilai hingga Rp240 triliun guna menyelesaikan proyek strategis nasional (PSN).

Ketua Banggar DPR Said Abdullah mengatakan negara saat ini hanya mampu memberikan dana Rp48 triliun dalam bentuk penyertaan modal negara (PMN) kepada BUMN. Menurutnya, hal tersebut akan membuat kas BUMN memburuk.

“Sehingga, sesungguhnya pemberian PMN untuk menyelesaikan PSN tersebut hanya untuk replace, atau cari utang baru untuk menutupi utang sebelumnya yang begitu dilakukan tiap tahunnya seperti itu,” katanya, dikutip pada Minggu (13/2/2022).

Baca Juga:
Catat! Pengkreditan Pajak Masukan yang Ditagih dengan SKP Tak Berubah

Said menjelaskan BUMN Karya memang membutuhkan utang untuk mencari alternatif pembiayaan lantaran proyek-proyek pembangunan daerah wajib dirampungkan. Salah satunya adalah proyek Tol Trans Sumatera.

Dia menambahkan pemerintah dan DPR memahami tol Trans Sumatera tidak akan menghasilkan efek ekonomi yang signifikan dalam jangka waktu 5-8 tahun. Meski begitu, proyek tersebut tetap harus dirampungkan.

“Karena kita tahu, secara politik, Trans Sumatera wajib hukumnya ada tol,” tuturnya.

Baca Juga:
Kontribusi ke Negara, DJP: Langganan Platform Digital Kena PPN 12%

Untuk itu, Said meminta pemberian PMN lebih kredibel, dan transparan. Harapannya, penggunaan dana yang berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dapat optimal, terutama dalam mendanai proyek pemerintah.

Selain itu, lanjutnya, penguatan institusi BUMN melalui prinsip good corporate governance juga diharapkan membuat BUMN seperti perusahaan nasional negara tetangga, yaitu Temasek di Singapura, Tiongkok, dan India.

“BUMN kita khususnya di BUMN karya memang agak sedikit banyak masalah. Namun, kami tetap setuju terhadap PMN itu diberikan. Namun, persetujuan kami itu sesungguhnya dalam kerangka penguatan modal, equity-nya BUMN,” ujar Said. (rig)


Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Rabu, 25 Desember 2024 | 13:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Kontribusi ke Negara, DJP: Langganan Platform Digital Kena PPN 12%

Rabu, 25 Desember 2024 | 12:30 WIB KEBIJAKAN KEPABEANAN

Fitur MFA Sudah Diterapkan di Portal CEISA sejak 1 Desember 2024

Rabu, 25 Desember 2024 | 09:30 WIB THAILAND

Negara Tetangga Ini Bakal Bebaskan Hutan Mangrove dari Pajak

BERITA PILIHAN
Rabu, 25 Desember 2024 | 15:00 WIB KEBIJAKAN PEMERINTAH

Pemerintah akan Salurkan KUR Rp300 Triliun Tahun Depan

Rabu, 25 Desember 2024 | 13:30 WIB PSAK 201

Item-Item dalam Laporan Posisi Keuangan Berdasarkan PSAK 201

Rabu, 25 Desember 2024 | 13:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Kontribusi ke Negara, DJP: Langganan Platform Digital Kena PPN 12%

Rabu, 25 Desember 2024 | 12:30 WIB KEBIJAKAN KEPABEANAN

Fitur MFA Sudah Diterapkan di Portal CEISA sejak 1 Desember 2024

Rabu, 25 Desember 2024 | 11:30 WIB PMK 94/2023

Pemerikaan Pajak oleh DJP terhadap Kontraktor Migas, Apa Saja?

Rabu, 25 Desember 2024 | 11:00 WIB INFOGRAFIS PAJAK

Dokumen yang Dilampirkan saat Pemberitahuan Perpanjangan SPT Tahunan

Rabu, 25 Desember 2024 | 09:37 WIB KURS PAJAK 25 DESEMBER 2024 - 31 DESEMBER 2024

Kurs Pajak Terbaru: Rupiah Melemah terhadap Mayoritas Mata Uang Mitra