Kepala BKF Suahasil Nazara.
JAKARTA, DDTCNews – Kinerja penerimaan pajak yang melambat telah berpengaruh pada performa defisit anggaran tahun ini. Namun, pemerintah belum memutuskan perlu atau tidaknya perubahan APBN 2019.
Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kemenkeu Suahasil Nazara mengatakan pemerintah tidak akan mengubah struktur APBN 2019 dalam waktu dekat akibat defisit yang sudah cukup lebar hingga April. Peninjauan akan dilakukan terlebih dahulu sebelum menentukan arah kebijakan hingga akhir tahun.
“Kalau secara timing kita punya mekanisme yang namanya laporan semester. Laporan tersebut yang nanti akan berisikan kondisi setengah tahun ini dan prognosa hingga akhir tahun,” katanya kepada DDTCNews di Kompleks Parlemen belum lama ini, seperti dikutip pada Senin (3/6/2019).
Menurut Suahasil, semakin lebarnya defisit anggaran hingga April 2019 tidak lepas dari kebijakan counter cyclical yang diambil pemerintah. Pilihan kebijakan ini diklaim untuk menjaga stabilitas dan pertumbuhan ekonomi.
Seperti diketahui, realisasi pendapatan negara hingga 30 April 2019 tercatat senilai Rp530,7 triliun atau 24,5% dari target Rp2.165,1 triliun. Kinerja tersebut tercatat mengalami kenaikan hanya 0,5% secara tahunan, melambat sangat signifikan dibandingkan periode yang sama tahun lalu 13,3%.
Dengan belanja negara yang mencapai Rp631,8 triliun atau mengalami kenaikan 8,4% dari periode yang sama tahun lalu Rp582,9 triliun, defisit anggaran sudah mencapai Rp101,0 triliun (0,63% PDB). Nilai defisit tersebut hampir dua kali lipat dari posisi akhir April 2018 senilai Rp54,9 triliun (0,37% PDB).
Lebih lanjut, Suahasil menjabarkan langkah otoritas fiskal akan ditentukan pada periode Juni hingga Juli 2019. Sampai kurun waktu tersebut penyelenggaraan APBN masih akan merujuk pada ketentuan yang berlaku saat ini, yakni UU No. 12/2018.
Dia menjelaskan belanja pemerintah yang terjaga serapannya memberikan dampak positif bagi pertumbuhan ekonomi. Hal tersebut setidaknya terlihat dari kinerja ekonomi yang tetap tumbuh meskipun ada tren perlambatan ekonomi global.
“Kuartal I sudah kita lihat konsumsi pemerintah ternyata membantu [pertumbuhan]. Sekarang kita jalankan saja terus APBN-nya. Namun, ketika menjalankan APBN dengan belanja sehat, kita juga terus perhatikan sisi penerimaanya. Tantangannya ada di PPh dan PPN. Itu kita pantau terus,” imbuhnya. (kaw)
Cek berita dan artikel yang lain di Google News.
Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.