Ilustrasi. Salah satu sudut layanan mandiri di KPP Pratama Gambir III.
JAKARTA, DDTCNews – Dengan adanya reorganisasi instansi vertikal, Ditjen Pajak (DJP) merilis beleid baru mengenai tata cara penatausahaan pemindahan tempat wajib pajak terdaftar dan/atau tempat pelaporan usaha pengusaha kena pajak (PKP).
Beleid itu adalah Peraturan Dirjen Pajak No.PER-06/PJ/2021. Terbitnya beleid ini untuk melaksanakan ketentuan Pasal II angka 4 PMK 184/2020 yang memuat proses penyelesaian pekerjaan sesuai dengan tugas dan fungsi berdasarkan pada PMK 210/2017 yang telah dilakukan sebelum 3 Mei 2021.
Dalam Pasal 2 PER-06/PJ/2021 disebutkan kembali reorganisasi instansi vertikal DJP meliputi pertama, perubahan nomenklatur Kanwil, KPP, dan KP2KP. Kedua, perubahan wilayah kerja KPP dan KP2KP. Ketiga, perubahan jenis KPP.
“Reorganisasi instansi vertikal … ditetapkan sesuai dengan keputusan direktur jenderal pajak mengenai penerapan organisasi, tata kerja, dan saat mulai beroperasinya instansi vertikal,” bunyi penggalan Pasal 2 ayat (5) PER-06/PJ/2021, dikutip pada Rabu (14/4/2021). Simak artikel ‘18 KPP Madya Baru Beroperasi Mulai 3 Mei 2021’.
Terhadap perubahan wilayah kerja KPP dan KP2KP, dirjen pajak memindahkan wajib pajak terdaftar dan/atau tempat pelaporan usaha PKP dari KPP Pratama lama ke KPP Pratama baru sesuai dengan pengalihan wilayah kerja.
KPP Pratama lama memberitahukan kepada wajib pajak dan/atau PKP adanya pemindahan tempat. KPP Pratama baru dan KPP Madya menerbitkan kartu NPWP baru dan menyampaikannya kepada wajib pajak beserta pemberitahuan pemindahan tempat wajib pajak terdaftar paling lama 10 hari kerja sejak saat mulai terdaftar (SMT).
Kanwil atasan KPP Pratama lama menerbitkan Surat Keputusan Pemusatan Tempat Pajak Pertambahan Nilai Terutang paling lama 10 hari kerja sejak SMT dan berlaku sejak SMT sampai dengan batas waktu sebagaimana telah ditetapkan pada surat keputusan pemusatan sebelumnya. Ketentuan ini berlaku jika PKP yang tempat pelaporan usahanya dipindahkan merupakan tempat pemusatan PPN terutang.
Kemudian, terhadap perubahan jenis KPP, dirjen pajak memindahkan wajib pajak terdaftar dan/atau tempat pelaporan usaha bagi wajib pajak tertentu yang ditetapkan ke KPP Madya. Simak artikel ‘Keputusan Dirjen Pajak, Ribuan WP Pindah ke KPP Madya’ dan ‘Lebih dari 5.000 Wajib Pajak Dipindahkan dari KPP Madya ke KPP Pratama’.
Ketentuan mengenai pemindahan tempat wajib pajak terdaftar dan/atau tempat pelaporan usaha PKP ke KPP Madya diatur dengan pertama, PER-06/PJ/2021 jika wajib pajak dan/atau PKP berasal dari KPP Pratama yang mengalami perubahan jenis KPP.
Kedua, PER-07/PJ/2020 jika wajib pajak dan/atau PKP berasal selain dari KPP Pratama yang mengalami perubahan jenis KPP. Simak artikel ‘Pelaku Usaha Lewat Sistem Elektronik Wajib Terdaftar di KPP Badora DJP’.
“Wajib pajak dan/atau pengusaha kena pajak yang dipindahkan ke KPP Pratama baru atau KPP Madya melaksanakan hak dan memenuhi kewajiban perpajakan ke KPP Pratama baru atau KPP madya sejak SMT,” demikian bunyi Pasal 5 beleid yang ditetapkan pada 17 Maret 2021 ini. (kaw)
Cek berita dan artikel yang lain di Google News.
Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.