PER-06/PJ/2021

Dirjen Pajak Rilis Aturan Pemindahan Tempat WP dan Pelaporan Usaha PKP

Redaksi DDTCNews | Rabu, 14 April 2021 | 11:12 WIB
Dirjen Pajak Rilis Aturan Pemindahan Tempat WP dan Pelaporan Usaha PKP

Ilustrasi. Salah satu sudut layanan mandiri di KPP Pratama Gambir III. 

JAKARTA, DDTCNews – Dengan adanya reorganisasi instansi vertikal, Ditjen Pajak (DJP) merilis beleid baru mengenai tata cara penatausahaan pemindahan tempat wajib pajak terdaftar dan/atau tempat pelaporan usaha pengusaha kena pajak (PKP).

Beleid itu adalah Peraturan Dirjen Pajak No.PER-06/PJ/2021. Terbitnya beleid ini untuk melaksanakan ketentuan Pasal II angka 4 PMK 184/2020 yang memuat proses penyelesaian pekerjaan sesuai dengan tugas dan fungsi berdasarkan pada PMK 210/2017 yang telah dilakukan sebelum 3 Mei 2021.

Dalam Pasal 2 PER-06/PJ/2021 disebutkan kembali reorganisasi instansi vertikal DJP meliputi pertama, perubahan nomenklatur Kanwil, KPP, dan KP2KP. Kedua, perubahan wilayah kerja KPP dan KP2KP. Ketiga, perubahan jenis KPP.

Baca Juga:
Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

“Reorganisasi instansi vertikal … ditetapkan sesuai dengan keputusan direktur jenderal pajak mengenai penerapan organisasi, tata kerja, dan saat mulai beroperasinya instansi vertikal,” bunyi penggalan Pasal 2 ayat (5) PER-06/PJ/2021, dikutip pada Rabu (14/4/2021). Simak artikel ‘18 KPP Madya Baru Beroperasi Mulai 3 Mei 2021’.

Terhadap perubahan wilayah kerja KPP dan KP2KP, dirjen pajak memindahkan wajib pajak terdaftar dan/atau tempat pelaporan usaha PKP dari KPP Pratama lama ke KPP Pratama baru sesuai dengan pengalihan wilayah kerja.

KPP Pratama lama memberitahukan kepada wajib pajak dan/atau PKP adanya pemindahan tempat. KPP Pratama baru dan KPP Madya menerbitkan kartu NPWP baru dan menyampaikannya kepada wajib pajak beserta pemberitahuan pemindahan tempat wajib pajak terdaftar paling lama 10 hari kerja sejak saat mulai terdaftar (SMT).

Baca Juga:
Urus Pemeriksaan Bukper: Coretax Bakal Hadirkan 4 Fitur Baru

Kanwil atasan KPP Pratama lama menerbitkan Surat Keputusan Pemusatan Tempat Pajak Pertambahan Nilai Terutang paling lama 10 hari kerja sejak SMT dan berlaku sejak SMT sampai dengan batas waktu sebagaimana telah ditetapkan pada surat keputusan pemusatan sebelumnya. Ketentuan ini berlaku jika PKP yang tempat pelaporan usahanya dipindahkan merupakan tempat pemusatan PPN terutang.

Kemudian, terhadap perubahan jenis KPP, dirjen pajak memindahkan wajib pajak terdaftar dan/atau tempat pelaporan usaha bagi wajib pajak tertentu yang ditetapkan ke KPP Madya. Simak artikel ‘Keputusan Dirjen Pajak, Ribuan WP Pindah ke KPP Madya’ dan ‘Lebih dari 5.000 Wajib Pajak Dipindahkan dari KPP Madya ke KPP Pratama’.

Ketentuan mengenai pemindahan tempat wajib pajak terdaftar dan/atau tempat pelaporan usaha PKP ke KPP Madya diatur dengan pertama, PER-06/PJ/2021 jika wajib pajak dan/atau PKP berasal dari KPP Pratama yang mengalami perubahan jenis KPP.

Baca Juga:
Hapus NPWP yang Meninggal Dunia, Hanya Bisa Disampaikan Tertulis

Kedua, PER-07/PJ/2020 jika wajib pajak dan/atau PKP berasal selain dari KPP Pratama yang mengalami perubahan jenis KPP. Simak artikel ‘Pelaku Usaha Lewat Sistem Elektronik Wajib Terdaftar di KPP Badora DJP’.

“Wajib pajak dan/atau pengusaha kena pajak yang dipindahkan ke KPP Pratama baru atau KPP Madya melaksanakan hak dan memenuhi kewajiban perpajakan ke KPP Pratama baru atau KPP madya sejak SMT,” demikian bunyi Pasal 5 beleid yang ditetapkan pada 17 Maret 2021 ini. (kaw)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:30 WIB KANWIL DJP JAWA TIMUR II

Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

Senin, 21 Oktober 2024 | 14:32 WIB CORETAX SYSTEM

Urus Pemeriksaan Bukper: Coretax Bakal Hadirkan 4 Fitur Baru

Senin, 21 Oktober 2024 | 12:30 WIB KPP PRATAMA NATAR

Kurang Kooperatif, Saldo Rekening Penunggak Pajak Dipindahbukukan

Minggu, 20 Oktober 2024 | 10:30 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Hapus NPWP yang Meninggal Dunia, Hanya Bisa Disampaikan Tertulis

BERITA PILIHAN
Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:45 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

Sah! Misbakhun Terpilih Jadi Ketua Komisi XI DPR 2024-2029

Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

PPN Mestinya Naik Tahun Depan, Gerindra akan Bahas Bareng Kemenkeu

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:30 WIB KPP PRATAMA JAMBI TELANAIPURA

WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:06 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

DPR Tetapkan Daftar Mitra Kerja untuk Komisi XII dan Komisi XIII

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:41 WIB IHPS I/2024

BPK Selamatkan Keuangan Negara Rp13,66 Triliun pada Semester I/2024

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:30 WIB KANWIL DJP JAWA TIMUR II

Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:00 WIB TIPS PAJAK DAERAH

Cara Daftarkan Objek Pajak Alat Berat di DKI Jakarta secara Online

Selasa, 22 Oktober 2024 | 15:30 WIB AUSTRALIA

Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

Selasa, 22 Oktober 2024 | 14:00 WIB KP2KP SIDRAP

Ubah Kata Sandi Akun Coretax, Fiskus: Tak Perlu Cantumkan EFIN