SUPER SMART SOCIETY 5.0

Digitalisasi Perlu Dibarengi Perubahan Paradigma Lihat Pajak

Redaksi DDTCNews | Sabtu, 21 November 2020 | 14:50 WIB
Digitalisasi Perlu Dibarengi Perubahan Paradigma Lihat Pajak

Research Coordinator DDTC Fiscal Research Denny Vissaro saat menjadi keynote speaker dalam webinar bertajuk Indonesian Taxation in Super Smart Society 5.0 yang digelar Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Padjadjaran (Unpad), Sabtu (21/11/2020). (tangkapan layar Zoom)

JAKARTA, DDTCNews – Modernisasi pada bidang pajak, melalui optimalisasi teknologi digital, perlu dibarengi dengan perubahan paradigma dalam memandang pajak.

Saat menjadi keynote speaker dalam webinar bertajuk Indonesian Taxation in Super Smart Society 5.0, Research Coordinator DDTC Fiscal Research Denny Vissaro mengatakan dalam setiap perkembangan peradaban, baik ekonomi, sosial, maupun budaya, penyesuaian aturan pajak selalu menjadi aspek yang tertinggal.

“Ketertinggalan ini tidak terkecuali di era disrupsi saat ini. Digitalisasi berkembang begitu cepat meninggalkan relevansi sistem pajak yang penyesuaiannya membutuhkan waktu,” ujarnya dalam acara yang digelar Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Padjadjaran (Unpad), Sabtu (21/11/2020).

Baca Juga:
Serunya Peserta Magang DDTC dari Unpad yang Geluti Transfer Pricing

Namun, sambung Denny, digitalisasi pada bidang perpajakan terjadi makin cepat. Dalam waktu dekat, menurutnya, big data akan dijadikan basis dalam mengawasi perilaku wajib pajak secara real time. Di sisi lain, kemudahan dan kesederhanaan sistem pajak juga akan makin ditingkatkan.

Modernisasi dengan mengoptimalkan teknologi digital tersebjut perlu dibarengi dengan adanya paradigma baru dalam memandang perpajakan. Pasalnya, pembayaran pajak akan makin mudah. Dengan demikian, seharusnya, tidak ada lagi alasan untuk tidak patuh.

Dalam era super smart society 5.0, lanjut Denny, taat pajak perlu dianggap sebagai suatu budaya gotong-royong yang melekat dalam keseharian. Masyarakat atau wajib pajak harus malu jika ternyata belum patuh atau belum menunaikan kewajiban pajaknya.

Baca Juga:
Demi Efisiensi, Digitalisasi Pajak Daerah Ditarget 100% Tahun Ini

“Lebih dari itu, perlu kita maknai juga patuh pajak sendiri tidak cukup. Di era yang serba mudah, kita harus manfaatkan setiap teknologi untuk bisa membantu orang lain, baik teman maupun keluarga, untuk juga taat pajak. Dengan begitu, kita menjadi mitra dalam pembangunan bangsa ini melalui pajak,” jelas Denny.

Saat memberikan sambutan dalam acara tersebut, Dekan FEB Unpad Yudi Aziz mengatakan pemanfaatan teknologi, termasuk dalam bidang pajak, membuat otoritas banyak memperoleh data. Dalam konteks ini, kebutuhan atas keahlian analisis data makin meningkat.

“Yang penting bukan hanya entry data melainkan analysis data. Ini yang perlu sama-sama kita sikapi dan persiapkan sehingga kita bisa berperan aktif memberikan value dalam society kita,” ujarnya.

Baca Juga:
Fokus Reformasi, Sri Mulyani Ingin Sistem Pajak Lebih Berkepastian

Ketua Program Studi Akuntansi Perpajakan FEB Unpad Srihadi Winarningsih Zarkasyi mengatakan perkembangan pajak memang selalu dinamis. Setiap perkembangan yang terjadi pada tataran ekonomi makro dan mikro, termasuk dalam masa pandemi Covid-19, berdampak pada pajak.

Sebagai informasi, dalam webinar yang dimenghadirkan dosen FEB Unpad Nur Hidayat sebagai moderator ini menghadirkan 2 narasumber. Pertama, Vice President Tax PT. Kereta Api Indonesia Deny Andrianto. Kedua, SM Tax & Non Tax Obligation PT. Telekomunikasi Indonesia SK Muliartawan.

Kedua narasumber memaparkan transformasi yang dilakukan perusahaan dengan memanfaatkan teknologi digital. Keduanya juga berbicara mengenai integrasi data perpajakan dengan otoritas pajak serta beberapa tantangan yang masih harus dihadapi pada era super smart society 5.0. (kaw)


Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Jumat, 11 Oktober 2024 | 16:53 WIB DDTC EXECUTIVE INTERNSHIP PROGRAM

Serunya Peserta Magang DDTC dari Unpad yang Geluti Transfer Pricing

Sabtu, 05 Oktober 2024 | 08:30 WIB KABUPATEN TEMANGGUNG

Demi Efisiensi, Digitalisasi Pajak Daerah Ditarget 100% Tahun Ini

Minggu, 29 September 2024 | 07:30 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Fokus Reformasi, Sri Mulyani Ingin Sistem Pajak Lebih Berkepastian

Kamis, 12 September 2024 | 14:00 WIB PENGADILAN PAJAK

Sedang Kembangkan e-PK, Begini Update dari Pengadilan Pajak

BERITA PILIHAN
Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:30 WIB KPP PRATAMA JAMBI TELANAIPURA

WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:06 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

DPR Tetapkan Daftar Mitra Kerja untuk Komisi XII dan Komisi XIII

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:41 WIB IHPS I/2024

BPK Selamatkan Keuangan Negara Rp13,66 Triliun pada Semester I/2024

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:30 WIB KANWIL DJP JAWA TIMUR II

Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:00 WIB TIPS PAJAK DAERAH

Cara Daftarkan Objek Pajak Alat Berat di DKI Jakarta secara Online

Selasa, 22 Oktober 2024 | 15:30 WIB AUSTRALIA

Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

Selasa, 22 Oktober 2024 | 14:00 WIB KP2KP SIDRAP

Ubah Kata Sandi Akun Coretax, Fiskus: Tak Perlu Cantumkan EFIN

Selasa, 22 Oktober 2024 | 13:45 WIB KABINET MERAH PUTIH

Tak Lagi Dikoordinasikan oleh Menko Ekonomi, Kemenkeu Beri Penjelasan

Selasa, 22 Oktober 2024 | 13:30 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Kenaikan Tarif PPN Perlu Diikuti dengan Transparansi Belanja