PAKISTAN

Dengan Pendanaan dari Bank Dunia, Negara Ini Bidik Tax Ratio 17%

Redaksi DDTCNews | Senin, 20 Mei 2019 | 12:04 WIB
Dengan Pendanaan dari Bank Dunia, Negara Ini Bidik Tax Ratio 17%

Ilustrasi. 

JAKARTA, DDTCNews – Pakistan menetapkan target rasio pajak terhadap prodok domestik bruto (PDB) atau tax ratio sebesar 17% pada 2024. Hal ini menjadi sasaran utama dalam program reformasi pajak yang komprehensif.

Bank Dunia berkomitmen untuk memberikan bantuan US$400 juta kepada Pakistan untuk mengimplementasikan program reformasi selama lima tahun mendatang. Program tersebut dikembangkan berdasarkan rekomendasi kelompok kerja yang dibentuk pada Desember 2018.

Adapun proyek reformasi terakhir yang mendapat pendanaan dari Bank Dunia terjadi pada 2004 hingga 2011. Dari total biaya US$149 juta, dana dari Bank Dunia senilai US$102,9 juta. Seorang pejabat senior pajak mengatakan dokumen proyek akan disetujui Bank Dunia pada pertemuan 30 Mei mendatang.

Baca Juga:
PPN Mestinya Naik Tahun Depan, Gerindra akan Bahas Bareng Kemenkeu

“Perjanjian final akan ditandatangani pada minggu pertama Juni,” ungkap pejabat tersebut sembari mengatakan program reformasi telah dirancang dan diselesaikan dalam waktu enam bulan.

Untuk mengerek tax ratio hingga menjadi 17% pada 2024, program reformasi memuat beberapa tolak ukur di 10 bidang utama. Untuk membangun basis pendapatan yang solid dan berkelanjutan, pendekatan sistematis digunakan untuk merancang reformasi komprehensif di Federal Board of Revenue (FBR).

Untuk menyelesaikan rencana reformasi, kelompok kerja khusus dibentuk. Kelompok kerja khusus ini bertugas mengidentifikasi bidang-bidang risiko utama sekaligus menyusun program transformasi lima tahun. Administrasi pajak berbasis teknologi informasi akan menjadi landasan program.

Baca Juga:
WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Menurut pejabat tersebut, analisis mendalam tentang struktur organisasi, proses, sumber daya manusia, dan undang-undang perpajakan dilakukan selama kuartal terakhir tahun keuangan 2018/2019. Hal ini dilakukan karena menyadari pentingnya meningkatkan pendapatan karena tingginya kebutuhan.

Sebagai hasil dari analisis, sejumlah langkah telah dilakukan untuk menetapkan arah dan mempersiapkan perbaikan menyeluruh dari organisasi. Sejumlah langkah prareformasi juga telah dilakukan FBR sejauh ini.

Beberapa langkah tersebut antara lain penerbitan pemberitahuan unit kebijakan pajak, pengaturan unit operasional untuk memproses data luar negeri, pemberitahuan revisi perjanjian pajak berganda dengan Swiss, dan pengaturan sistem deklarasi mata uang.

Baca Juga:
Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

Ada pula matriks untuk manajemen kinerja formasi lapangan, peluncuran sistem manajemen pengaduan khusus untuk memproses pengaduan terhadap staf FBR, sistem pemantauan ritel berbasis teknologi untuk outlet tekstil dan kulit, serta pengaturan unit manajemen proyek.

FBR dengan bantuan staf Bank Dunia dan konsultan membentuk tim ahli yang menyusun laporan keuangan setelah melakukan analisis terperinci tentang sistem perpajakan dan data pembayar pajak. Seperti dilansir Dawn, analisis komprehensif sistem perpajakan dilakukan dengan bantuan Bank Dunia untuk menyiapkan program perbaikan sistem perpajakan.

Dalam waktu singkat enam bulan, ada lima kali rapat dan 16 laporan yang disetujui terkait masalah dan finalisasi rencana reformasi selesai. Dengan bantuan staf dan konsultan Bank Dunia, penelitian dilakukan untuk mengukur jumlah penggelapan pajak. Studi ini membahas tentang pajak yang sangat besar di sektor gula, baja, dan semen.

Bagi Pakistan, upaya untuk meningkatkan penerimaan pajak sangat mendesak. Hal ini penting untuk meringankan anggaran fiskal negara dengan mempersempit defisit anggaran. Sebagai langkah jangka menengah, Pakistan perlu mencapai pertumbuhan berkelanjutan dalam bentuk pajak penghasilan. (kaw)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

PPN Mestinya Naik Tahun Depan, Gerindra akan Bahas Bareng Kemenkeu

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:30 WIB KPP PRATAMA JAMBI TELANAIPURA

WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:30 WIB KANWIL DJP JAWA TIMUR II

Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:00 WIB TIPS PAJAK DAERAH

Cara Daftarkan Objek Pajak Alat Berat di DKI Jakarta secara Online

BERITA PILIHAN
Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:45 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

Sah! Misbakhun Terpilih Jadi Ketua Komisi XI DPR 2024-2029

Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

PPN Mestinya Naik Tahun Depan, Gerindra akan Bahas Bareng Kemenkeu

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:30 WIB KPP PRATAMA JAMBI TELANAIPURA

WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:06 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

DPR Tetapkan Daftar Mitra Kerja untuk Komisi XII dan Komisi XIII

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:41 WIB IHPS I/2024

BPK Selamatkan Keuangan Negara Rp13,66 Triliun pada Semester I/2024

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:30 WIB KANWIL DJP JAWA TIMUR II

Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:00 WIB TIPS PAJAK DAERAH

Cara Daftarkan Objek Pajak Alat Berat di DKI Jakarta secara Online

Selasa, 22 Oktober 2024 | 15:30 WIB AUSTRALIA

Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

Selasa, 22 Oktober 2024 | 14:00 WIB KP2KP SIDRAP

Ubah Kata Sandi Akun Coretax, Fiskus: Tak Perlu Cantumkan EFIN