KINERJA INFLASI

BPS Sebut Pengendalian Inflasi April 2020 Bakal Lebih Berat

Redaksi DDTCNews | Rabu, 01 April 2020 | 13:33 WIB
BPS Sebut Pengendalian Inflasi April 2020 Bakal Lebih Berat

Ilustrasi. (foto: Bigstock)

JAKARTA, DDTCNews—Badan Pusat Statistik (BPS) meminta pemerintah bersiap untuk mengendalikan tingkat inflasi pada April 2020 lantaran tantangan yang akan dihadapi lebih berat ketimbang Maret 2020.

Kepala BPS Suhariyanto mengatakan pergerakan inflasi pada tiga bulan pertama tahun ini masih dalam kategori terkendali. Tantangan justru akan hadir pada April 2020, terutama saat memasuki periode Ramadan dan persiapan Idul Fitri.

"Catatan bahwa pekan terakhir April akan memasuki bulan puasa dan harus siap-siap jaga pasokan pangan agar harga tetap terjangkau di tengah pandemi Covid-19 saat ini,” katanya dalam konferensi video

Baca Juga:
Catat! Pengkreditan Pajak Masukan yang Ditagih dengan SKP Tak Berubah

Pada Maret 2020, lanjut Suhariyanyo, tingkat inflasi tercatat sebesar 0,10%. Menurutnya, pergerakan inflasi itu masih lebih rendah dari Februari 2020 yang mencatat inflasi sebesar 0,28%.

Pria yang kerap disapa Kecuk ini juga menjabarkan bahwa inflasi pada Maret secara tahunan mencapai 2,96%. Angka tersebut masih lebih tinggi dari periode sama tahun lalu yang tingkat inflasi mencapai 2,48%.

Menurut kelompok pengeluaran, komponen makanan minuman dan tembakau, penyediaan makanan minuman atau restoran, serta \perawatan pribadi dan jasa lainnya menjadi motor inflasi di Maret 2020.

Baca Juga:
Kontribusi ke Negara, DJP: Langganan Platform Digital Kena PPN 12%

Komponen makanan minuman dan tembakau pada Maret 2020 mencatat inflasi 0,10%. Komponen restoran mencatat inflasi 0,36% dan perawatan pribadi dan jasa lainnya mencatat inflasi paling tinggi 0,99%.

Sementara itu, komponen transportasi dan informasi komunikasi dan jasa keuangan menjadi pengerem laju inflasi dengan mencatat deflasi pada bulan lalu.

Sedangkan komponen transportasi mencatat deflasi sebesar 0,43% pada Maret 2020. Deflasi ini dipicu penurunan harga tiket angkutan udara pada Maret 2020. Selanjutnya komponen informasi komunikasi dan jasa keuangan mengalami deflasi sebesar 0,09%.

“Jadi penyebab utama inflasi Maret sebesar 0,10% ini karena ada kenaikan harga emas pada komponen perawatan pribadi dan jasa lainnya, kemudian makanan minuman seperti kenaikan harga telur dan bawang bombay,” jelas Kecuk. (rig)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Rabu, 25 Desember 2024 | 13:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Kontribusi ke Negara, DJP: Langganan Platform Digital Kena PPN 12%

Rabu, 25 Desember 2024 | 12:30 WIB KEBIJAKAN KEPABEANAN

Fitur MFA Sudah Diterapkan di Portal CEISA sejak 1 Desember 2024

Rabu, 25 Desember 2024 | 09:30 WIB THAILAND

Negara Tetangga Ini Bakal Bebaskan Hutan Mangrove dari Pajak

BERITA PILIHAN
Rabu, 25 Desember 2024 | 15:00 WIB KEBIJAKAN PEMERINTAH

Pemerintah akan Salurkan KUR Rp300 Triliun Tahun Depan

Rabu, 25 Desember 2024 | 13:30 WIB PSAK 201

Item-Item dalam Laporan Posisi Keuangan Berdasarkan PSAK 201

Rabu, 25 Desember 2024 | 13:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Kontribusi ke Negara, DJP: Langganan Platform Digital Kena PPN 12%

Rabu, 25 Desember 2024 | 12:30 WIB KEBIJAKAN KEPABEANAN

Fitur MFA Sudah Diterapkan di Portal CEISA sejak 1 Desember 2024

Rabu, 25 Desember 2024 | 11:30 WIB PMK 94/2023

Pemerikaan Pajak oleh DJP terhadap Kontraktor Migas, Apa Saja?

Rabu, 25 Desember 2024 | 11:00 WIB INFOGRAFIS PAJAK

Dokumen yang Dilampirkan saat Pemberitahuan Perpanjangan SPT Tahunan

Rabu, 25 Desember 2024 | 09:37 WIB KURS PAJAK 25 DESEMBER 2024 - 31 DESEMBER 2024

Kurs Pajak Terbaru: Rupiah Melemah terhadap Mayoritas Mata Uang Mitra