Deputi Bidang Statistik Produksi BPS M Habibullah dalam konferensi pers.
JAKARTA, DDTCNews - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi pada Februari 2024 secara tahunan sebesar 2,75%.
Deputi Bidang Statistik Produksi BPS M Habibullah mengatakan tingkat inflasi tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang sebesar 2,57%. Menurutnya, kelompok makanan, minuman, dan tembakau menjadi kelompok pengeluaran dengan andil terbesar untuk inflasi tahunan pada Februari 2024.
"Komoditas yang memberikan andil inflasi kelompok ini antara lain adalah beras, cabai merah, daging ayam ras, sigaret kretek mesin, tomat, bawang putih, dan gula pasir," katanya, Kamis (1/2/2024).
Habibullah mengatakan inflasi pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau tercatat sebesar 6,36% dan memberikan andil sebesar 1,79% terhadap inflasi umum.
Berdasarkan komponennya, dia menjelaskan komponen inti pada Februari 2024 relatif stabil karena mengalami inflasi sebesar 1,68% dengan andil terhadap inflasi 1,08%, sama seperti bulan sebelumnya. Komoditas yang dominan memberikan andil inflasi inti di antaranya emas perhiasan, gula pasir, biaya kontrak rumah, nasi dengan lauk, dan biaya sewa rumah.
Kemudian, komponen harga diatur pemerintah mengalami inflasi 1,67%, dengan andil terbesar yaitu 0,33%. Komoditas yang dominan memberikan andil inflasi yakni sigaret kretek mesin (SKM), tarif angkutan udara, rokok kretek tangan (SKT), dan sigaret putih mesin (SPM).
Adapun mengenai komponen harga bergejolak, terjadi inflasi sebesar 8,47% dengan andil 1,34%. Komoditas yang dominan memberikan andil inflasi yakni beras, cabai merah, daging ayam ras, dan telur ayam ras.
Dia menyebut seluruh provinsi di Indonesia tercatat mengalami inflasi. Inflasi tertinggi terjadi Papua Selatan sebesar 4,61% dan inflasi terendah di Papua Barat Daya sebesar 1,81%.
Habibullah menambahkan inflasi pada Februari 2024 secara bulanan sebesar 0,37%, lebih tinggi dari bulan sebelumnya yang sebesar 0,04%. Menurutnya, beras menjadi penyumbang inflasi terbesar pada bulan lalu sebesar 5,32% dengan andil 0,21%.
Selain itu, cabai merah, telur ayam ras, dan daging ayam ras juga turut mendorong inflasi pada Februari 2024. Menurutnya, pemerintah juga perlu mewaspadai potensi inflasi pada bulan Ramadan yang akan dimulai pada bulan ini.
"Waspada terjadinya kenaikan harga secara umum pada momen bulan Ramadan yang ditunjukkan dari data historical perkembangan inflasi, di mana pada momen Ramadan selalu terjadi inflasi," ujarnya.
Beberapa komoditas yang berpotensi memberikan andil terhadap inflasi umum di antaranya daging ayam ras, minyak goreng, beras, ayam hidup, daging sapi, telur ayam ras, dan gula pasir. (sap)
Cek berita dan artikel yang lain di Google News.
Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.