SUKU BUNGA THE FED

Bos BI Tak Risaukan Kenaikan The Fed

Redaksi DDTCNews | Jumat, 10 Maret 2017 | 17:31 WIB
Bos BI Tak Risaukan Kenaikan The Fed

JAKARTA, DDTCNews – Suku bunga acuan Bank Sentral Amerika Serikat atau The Federal Reserve (The Fed) pada Maret 2017 diprediksi semakin kuat. Kebijakan tersebut diyakini tidak akan meredupkan daya tarik Indonesia sebagai negara tujuan investasi asing.

Gubernur Bank Indonesia (BI), Agus Martowardojo mengungkapkan, penyesuaian Fed Fund Rate (FFR) pada Maret ini sudah mencapai kesepakatan 100%. Diperkirakan The Fed akan mengerek tingkat bunga sebesar 25 basis poin (bps).

"Kenaikan acuan suku bunga ini akan membuat penguatan USD dan mata uang negara lain, tapi untuk rupiah Indonesia agak sedikit melemah," ujarnya di Kementerian Keuangan Jakarta, Jumat (10/3).

Baca Juga:
Bingkisan Natal Tidak Kena Pajak Natura Asalkan Penuhi Ketentuan Ini

Agus meyakinkan kondisi tersebut tidak akan menyurutkan investor asing menanamkan modalnya di Indonesia karena melihat fundamental perekonomian nasional yang cukup kuat. Stabilitas ekonomi nasional ini tercermin dari terjaganya pertumbuhan ekonomi, inflasi, neraca perdagangan, cadangan devisa dari upaya pengelolaan fiskal yang baik.

Dia memperkirakan inflasi tetap akan bergerak stabil. Berdasarkan survei BI, realisasi inflasi pada pekan kedua Maret ini 0,18% atau lebih rendah dari pekan pertama maupun dibanding Januari lalu 0,97%.

"Ada dana masuk ke Indonesia mencapai Rp31 triliun sampai minggu kedua Maret. Ini yang membuat kami optimistis stabilitas ekonomi Indonesia terjaga, masih baik," jelas Agus.

Baca Juga:
Kurs Pajak Terbaru: Rupiah Melemah terhadap Mayoritas Mata Uang Mitra

Kendati demikian, Bank Indonesia tetap akan memperhatikan kondisi dan situasi global, selain kenaikan suku bunga The Fed, di antaranya peningkatan inflasi dan kebijakan moneter Eropa.

Selain itu, gejolak di Prancis karena ada pemilu, pertumbuhan ekonomi China diperkirakan 6,5% pada 2017, serta harga minyak dunia terkerek naik US$50 per barel karena stok dan produksi di AS meningkat. "Ini jadi perhatian kami, tapi secara umum kondisi ekonomi Indonesia membaik," tutupnya. (Amu)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Rabu, 25 Desember 2024 | 15:00 WIB KEBIJAKAN PEMERINTAH

Pemerintah akan Salurkan KUR Rp300 Triliun Tahun Depan

Rabu, 25 Desember 2024 | 09:37 WIB KURS PAJAK 25 DESEMBER 2024 - 31 DESEMBER 2024

Kurs Pajak Terbaru: Rupiah Melemah terhadap Mayoritas Mata Uang Mitra

Selasa, 24 Desember 2024 | 15:00 WIB KPP PRATAMA KOSAMBI

Utang Pajak Rp632 Juta Tak Dilunasi, Mobil WP Akhirnya Disita KPP

BERITA PILIHAN
Rabu, 25 Desember 2024 | 15:00 WIB KEBIJAKAN PEMERINTAH

Pemerintah akan Salurkan KUR Rp300 Triliun Tahun Depan

Rabu, 25 Desember 2024 | 13:30 WIB PSAK 201

Item-Item dalam Laporan Posisi Keuangan Berdasarkan PSAK 201

Rabu, 25 Desember 2024 | 13:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Kontribusi ke Negara, DJP: Langganan Platform Digital Kena PPN 12%

Rabu, 25 Desember 2024 | 12:30 WIB KEBIJAKAN KEPABEANAN

Fitur MFA Sudah Diterapkan di Portal CEISA sejak 1 Desember 2024

Rabu, 25 Desember 2024 | 11:30 WIB PMK 94/2023

Pemerikaan Pajak oleh DJP terhadap Kontraktor Migas, Apa Saja?

Rabu, 25 Desember 2024 | 11:00 WIB INFOGRAFIS PAJAK

Dokumen yang Dilampirkan saat Pemberitahuan Perpanjangan SPT Tahunan

Rabu, 25 Desember 2024 | 09:37 WIB KURS PAJAK 25 DESEMBER 2024 - 31 DESEMBER 2024

Kurs Pajak Terbaru: Rupiah Melemah terhadap Mayoritas Mata Uang Mitra