Sejumlah buruh berjalan keluar dari pabrik Beesco Indonesia di Karawang, Jawa Barat, Rabu (3/6/2020). Kementerian Ketenagakerjaan meminta para pengusaha merekrut kembali pekerja atau buruh yang terkena PHK dan dirumahkan akibat pandemi COVID-19 dengan harapan dapat mengurangi angka pengangguran dan memperluas kesempatan kerja baru. ANTARA FOTO/M Ibnu Chazarfoc.
JAKARTA, DDTCNews—Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) memprediksi jumlah angka pengangguran bisa mencapai 10,7 juta-12,7 juta orang pada 2021 akibat pandemi virus Corona.
Hal itu disampaikan Kepala Bappenas Suharso Monoarfa dalam rapat kerja dengan Komisi XI DPR RI, Senin (22/6/2020). Menurutnya, angka itu dihitung dari jumlah pengangguran Februari 2020 ditambah 5,5 juta orang yang terdampak pandemi.
“Dengan demikian, tingkat pengangguran terbuka pada tahun depan diprediksi sebesar 7,7% sampai dengan 9,1%,” katanya.
Dia juga berharap pandemi virus Corona atau Covid-19 ini dapat berangsur membaik. Bila tidak, tak menutup kemungkinan tingkat pengangguran terbuka bisa mencapai dua digit tahun depan.
Suharso menambahkan sektor yang bakal menyumbang penambahan pengangguran terbesar antara lain manufaktur, pariwisata, dan perdagangan. Sektor manufaktur misalnya, sekitar 30% pegawai mengalami pemutusan hubungan kerja (PHK).
Lalu, sekitar 50% pegawai manufaktur lainnya dirumahkan karena tingkat utilitas produksi yang rendah. Adapun sektor manufaktur selama ini menyerap tenaga kerja hampir sebanyak 18 juta orang.
“Oleh karena itu, kami berharap kontribusi industri manufaktur tahun depan bisa dipulihkan kembali,” ujar Suharso.
Merujuk data Badan Pusat Statistik Februari 2020, angka pengangguran terbuka mencapai 4,99%. Menurut Suharso, pemerintah menargetkan angka pengangguran dapat kembali setidaknya seperti sebelum pandemi. (rig)
Cek berita dan artikel yang lain di Google News.
Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.