RAPAT PARIPURNA DPR

APBN Lebih Banyak untuk Rapat dan Dinas, DPR Dorong Wellbeing Budget

Muhamad Wildan | Rabu, 16 Agustus 2023 | 14:30 WIB
APBN Lebih Banyak untuk Rapat dan Dinas, DPR Dorong Wellbeing Budget

Ketua DPR Puan Maharani dalam Rapat Paripurna Pembukaan Masa Persidangan I Tahun Sidang 2023/2024, Rabu (16/8/2023).

JAKARTA, DDTCNews - Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) menyoroti realisasi belanja negara yang hingga saat ini lebih banyak dinikmati oleh birokrat.

Ketua DPR Puan Maharani mencontohkan dari belanja program stunting senilai Rp10 miliar, hanya senilai Rp2 miliar yang dibelanjakan langsung untuk kelompok penerima manfaat. Senilai Rp8 miliar dari belanja tersebut justru digunakan untuk perjalanan dinas dan rapat-rapat semata.

Baca Juga:
Banyak Tantangan, Insentif Fiskal Jadi Andalan untuk Jaga Pertumbuhan

"Belanja negara masih perlu ditingkatkan kualitas dan efektifitasnya," kata Puan dalam Rapat Paripurna Pembukaan Masa Persidangan I Tahun Sidang 2023/2024, Rabu (16/8/2023).

Menurut Puan, belanja negara pada 2024 dan tahun-tahun yang akan datang harus ditingkatkan kualitasnya. Oleh karenanya kelompok penerima manfaat mendapatkan manfaat langsung dari alokasi anggaran dimaksud. Adapun yang dimaksud kelompok penerima manfaat adalah rakyat.

Guna mendukung upaya ini, Puan mengatakan pemerintah dalam Kebijakan Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal (KEM-PPKF) APBN 2024 telah memperkenalkan konsep anggaran berbasis kesejahteraan atau wellbeing budget.

Baca Juga:
DPR Dukung Efisiensi Belanja Kementerian/Lembaga oleh Prabowo

Dengan konsep ini, kinerja APBN dikaitkan dengan peningkatan kesejahteraan masyarakat secara langsung. Dengan demikian, alokasi belanja tidak lagi didominasi oleh pemenuhan kebutuhan-kebutuhan birokrasi.

"Anggaran berbasis kesejahteraan menjadi acuan di setiap kementerian dan lembaga (K/L) dalam mengusulkan anggaran di dalam APBN," ujar Puan.

Penggunaan konsep anggaran berbasis kesejahteraan pada APBN tahun depan ditargetkan bisa menjadi landasan dalam penyusunan APBN tahun-tahun yang datang. (sap)


Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Jumat, 31 Januari 2025 | 15:47 WIB PEREKONOMIAN INDONESIA

Banyak Tantangan, Insentif Fiskal Jadi Andalan untuk Jaga Pertumbuhan

Jumat, 31 Januari 2025 | 10:30 WIB KEBIJAKAN PEMERINTAH

DPR Dukung Efisiensi Belanja Kementerian/Lembaga oleh Prabowo

Kamis, 30 Januari 2025 | 13:45 WIB KEBIJAKAN PEMERINTAH

Sri Mulyani Harap Makan Bergizi Gratis Beri Dampak Besar ke Ekonomi

BERITA PILIHAN
Jumat, 31 Januari 2025 | 15:47 WIB PEREKONOMIAN INDONESIA

Banyak Tantangan, Insentif Fiskal Jadi Andalan untuk Jaga Pertumbuhan

Jumat, 31 Januari 2025 | 15:31 WIB KEBIJAKAN PAJAK

WP Tax Holiday Terdampak Pajak Minimum Global, PPh Badan Turun Lagi?

Jumat, 31 Januari 2025 | 15:11 WIB KEBIJAKAN INVESTASI

Supertax Deduction Kurang Laku, Ternyata Banyak Investor Tak Tahu

Jumat, 31 Januari 2025 | 14:30 WIB PROVINSI JAWA BARAT

Demi Kejar Pajak, Dinas ESDM Petakan Ulang Sumur Air Tanah di Daerah

Jumat, 31 Januari 2025 | 13:45 WIB PAJAK MINIMUM GLOBAL

Ada Pajak Minimum Global, RI Cari Cara Biar Insentif KEK Tetap Menarik

Jumat, 31 Januari 2025 | 13:25 WIB TAX CENTER UNIVERSITAS ADVENT SURYA NUSANTARA

Gratis untuk Umum! Sosialisasi Soal Coretax, PPN 12%, dan SAK EMKM-EP

Jumat, 31 Januari 2025 | 11:17 WIB PENGADILAN PAJAK

Persiapan Persidangan di Pengadilan Pajak yang Wajib Pajak Perlu Tahu

Jumat, 31 Januari 2025 | 11:00 WIB INFOGRAFIS PAJAK

Kriteria Entitas Dana Investasi yang Dikecualikan Pajak Minimum Global

Jumat, 31 Januari 2025 | 10:30 WIB KEBIJAKAN PEMERINTAH

DPR Dukung Efisiensi Belanja Kementerian/Lembaga oleh Prabowo

Jumat, 31 Januari 2025 | 10:11 WIB KEBIJAKAN PAJAK

PPh Final 0,5% dan PTKP Rp500 Juta, Intervensi Pemerintah Dukung UMKM?