KEBIJAKAN PERPAJAKAN

Apa Saja Kewajiban Pengusaha Kawasan Berikat? Ini Penjelasan DJBC

Muhamad Wildan | Sabtu, 04 September 2021 | 13:00 WIB
Apa Saja Kewajiban Pengusaha Kawasan Berikat? Ini Penjelasan DJBC

Seorang pekerja menyaksikan bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (24/8/2021). ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/foc.

JAKARTA, DDTCNews - Ditjen Bea dan Cukai (DJBC) memerinci kewajiban yang harus dilaksanakan oleh pengusaha kawasan berikat.

Perincian atas kewajiban pengusaha kawasan berikat dijabarkan melalui Peraturan Dirjen Bea dan Cukai Nomor PER-9/BC/2021 yang merevisi ketentuan sebelumnya, yakni PER-19/BC/2018.

"Sehubungan diterbitkannya PMK 65/2021 tentang Perubahan atas PMK 131/2018 ..., perlu dilakukan penyesuaian pada PER-19/BC/2018," bunyi bagian pertimbangan PER-9/BC/2021, dikutip Rabu (1/9/2021).

Baca Juga:
DPR Tetapkan Daftar Mitra Kerja untuk Komisi XII dan Komisi XIII

Melalui revisi atas Pasal 17 PER-19/BC/2019, PER-9/BC/2021 mewajibkan pengusaha kawasan berikat atau PDKB mendayagunakan teknologi informasi untuk pemasukan dan pengeluaran barang (IT inventory). Sistem teknologi informasi yang dipakai juga harus bisa diakses oleh DJBC sekaligus Ditjen Pajak (DJP) untuk kepentingan pemeriksaan dan pengawasan.

Pada ketentuan sebelumnya, teknologi informasi pengelolaan pemasukan dan pengeluaran barang hanya dapat diakses untuk kepentingan pemeriksaan saja.

Selain merevisi ketentuan pada Pasal 17, PER-9/BC/2021 juga menyisipkan satu pasal baru yakni Pasal 74A. Pada pasal tersebut, pejabat DJP ditetapkan bisa mengakses teknologi informasi untuk pemasukan dan pengeluaran barang (IT inventory).

Baca Juga:
Kenaikan Tarif PPN Perlu Diikuti dengan Transparansi Belanja

Akses terhadap teknologi informasi pemasukan dan pengeluaran barang (IT inventory) dilakukan oleh pejabat DJP yang berwenang melalui kepala kantor pabean setelah adanya permohonan.

Selanjutnya, pengusaha kawasan berikat juga wajib menyampaikan laporan hasil pencacahan paling lambat 2 bulan setelah pelaksanaan pencacahan kepada kepala KPP tempat SPT Masa PPN dilaporkan. Kewajiban ini tidak tertuang dalam ketentuan sebelumnya.

Pada Pasal 74A, ditegaskan penyampaian laporan hasil pencacahan kepada kepala KPP disampaikan kepada kepala KPP yang mengawasi kawasan berikat sesuai dengan tata cara yang diatur oleh Dirjen Pajak.

Ketentuan ini telah ditetapkan oleh Dirjen Bea dan Cukai Askolani sejak 9 Agustus 2021 dan ditetapkan telah berlaku sejak tanggal penetapan. (sap)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:06 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

DPR Tetapkan Daftar Mitra Kerja untuk Komisi XII dan Komisi XIII

Selasa, 22 Oktober 2024 | 15:30 WIB AUSTRALIA

Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

Selasa, 22 Oktober 2024 | 13:30 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Kenaikan Tarif PPN Perlu Diikuti dengan Transparansi Belanja

Selasa, 22 Oktober 2024 | 11:30 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Anggota DPR Ini Minta Prabowo Kaji Ulang Kenaikan PPN Jadi 12 Persen

BERITA PILIHAN
Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:45 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

Sah! Misbakhun Terpilih Jadi Ketua Komisi XI DPR 2024-2029

Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

PPN Mestinya Naik Tahun Depan, Gerindra akan Bahas Bareng Kemenkeu

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:30 WIB KPP PRATAMA JAMBI TELANAIPURA

WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:06 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

DPR Tetapkan Daftar Mitra Kerja untuk Komisi XII dan Komisi XIII

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:41 WIB IHPS I/2024

BPK Selamatkan Keuangan Negara Rp13,66 Triliun pada Semester I/2024

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:30 WIB KANWIL DJP JAWA TIMUR II

Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:00 WIB TIPS PAJAK DAERAH

Cara Daftarkan Objek Pajak Alat Berat di DKI Jakarta secara Online

Selasa, 22 Oktober 2024 | 15:30 WIB AUSTRALIA

Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

Selasa, 22 Oktober 2024 | 14:00 WIB KP2KP SIDRAP

Ubah Kata Sandi Akun Coretax, Fiskus: Tak Perlu Cantumkan EFIN