Ilustrasi.
JAKARTA, DDTCNews - Ditjen Bea Cukai (DJBC) kembali mengadakan operasi gempur barang kena cukai (BKC) ilegal, terutama hasil tembakau, secara serentak dan terpadu pada 17 Mei hingga 18 Juni 2022.
Direktur Komunikasi dan Bimbingan Pengguna Jasa DJBC Nirwala Dwi Heryanto mengatakan operasi gempur diperlukan untuk menekan peredaran BKC ilegal di tengah masyarakat, sekaligus mengamankan penerimaan negara dari sisi cukai.
"Operasi gempur tahun ini dilaksanakan untuk mengatasi terjadinya tren kenaikan produksi hasil tembakau yang diikuti dengan kenaikan produksi rokok ilegal untuk memenuhi permintaan pasar," katanya, dikutip pada Senin (30/5/2022).
Nirwala menuturkan terjadi peningkatan intensitas penindakan BKC ilegal pada 2018 hingga April 2022. Sejak awal tahun hingga April 2022, sudah terlaksana 7.666 kali penindakan terhadap rokok ilegal dan 567 kali terhadap minuman mengandung etil alkohol (MMEA) ilegal.
Dari penindakan itu, DJBC menyita 162,6 juta batang rokok dan 42.291 liter MMEA ilegal sebagai barang bukti.
Dia menjelaskan penindakan BKC ilegal yang dilaksanakan DJBC memang didominasi rokok dan MMEA ilegal. Produk itu kebanyakan dipasarkan melalui penjualan online dengan pengangkutan atau pengiriman menggunakan jasa ekspedisi.
Hal itu berbeda dengan modus penyelundupan BKC ilegal yang umum ditemukan selama ini, yaitu menggunakan high-speed boat melalui pesisir, pelanggaran fasilitas, impor ilegal melalui pelabuhan utama, serta modus produksi BKC ilegal yang dilakukan di rumah tinggal.
"Ini merupakan modus baru pemasaran dan distribusi BKC ilegal," ujar Nirwala.
Dia juga menyebut DJBC telah menjalin kerja sama dengan instansi terkait seperti TNI, Polri, dan Ditjen Pajak (DJP) untuk mengoptimalkan upaya pemberantasan BKC ilegal.
Selain itu, dia juga mengimbau masyarakat untuk aktif berkontribusi dalam operasi gempur dengan melapor kepada DJBC apabila menemukan indikasi peredaran BKC ilegal.
Hingga April 2022, pemerintah mencatat realisasi penerimaan cukai senilai Rp78,56 triliun atau setara 39% dari target Rp203,92 triliun. Selain soal penerimaan, pemerintah juga menargetkan instrumen cukai dapat menekan peredaran rokok ilegal dari 4,86% menjadi 3% pada tahun ini. (rig)
Cek berita dan artikel yang lain di Google News.
Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.