VIETNAM

Ada Pajak Minimum, Pemerintah Janji Tetap Beri Dukungan bagi Investor

Dian Kurniati | Kamis, 27 April 2023 | 12:00 WIB
Ada Pajak Minimum, Pemerintah Janji Tetap Beri Dukungan bagi Investor

Ilustrasi.

HANOI, DDTCNews - Perdana Menteri Vietnam Pham Minh Chinh menyatakan pemerintah akan tetap memberikan dukungan kepada investor jika kesepakatan pajak minimum global dalam Pilar 2: Global Anti Base Erosion (GloBE) diterapkan.

Chinh mengatakan pemerintah akan membantu perusahaan dan investor dalam menavigasi lingkungan bisnis mereka di Vietnam sejalan dengan pemberlakuan pajak minimum global. Menurutnya, dukungan yang diberikan akan mencakup akses lahan, biaya penelitian ilmiah, pelatihan sumber daya manusia, serta penyediaan infrastruktur.

"Vietnam akan memberikan garis waktu untuk menerapkan pajak minimum global berdasarkan pembelajaran dari pengalaman internasional, serta memastikan hal itu sesuai dengan situasi negara ini," katanya dalam pertemuan dengan investor, dikutip pada Kamis (27/4/2023).

Baca Juga:
Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

Chinh mengatakan pemerintah memahami kekhawatiran investor mengenai dampak kesepakatan pajak minimum global terhadap daya saing investasi di Vietnam. Sebagaimana terjadi di negara berkembang lain, Vietnam juga menggunakan insentif pajak, termasuk tarif pajak preferensial, untuk menarik investasi asing.

Dalam pertemuan dengan Chinh, berbagai asosiasi pengusaha menyampaikan pandangannya mengenai rencana implementasi pajak minimum global. Pengusaha asing juga meminta pemerintah menyiapkan langkah-langkah untuk mengatasi risiko pelemahan daya saing investasi.

Ketua bersama Forum Bisnis Vietnam (VBF) Nitin Kapoor menyebut pemerintah harus melihat dampak pajak minimum terhadap kepentingan investor dan lingkungan bisnis. Dalam hal ini, serangkaian kebijakan harus disiapkan untuk memastikan kepentingan bisnis dapat terakomodasi.

Baca Juga:
Malaysia Berencana Kenakan Pajak atas Dividen sebesar 2 Persen

Menurutnya, pengusaha sangat berharap pemerintah dapat memberikan stimulus lain untuk mengompensasi insentif pajak yang kemungkinan bakal dikurangi akibat penerapan pajak minimum global.

Ada pula usulan agar Vietnam menciptakan lingkungan bisnis yang lebih stabil sehingga mudah diprediksi. Pemerintah pun dapat mengevaluasi kembali paket dukungan untuk bisnis dan menyediakan pengganti yang bisa membantu bisnis mempertahankan investasinya di negara tersebut.

Sementara itu, Ketua EuroCham Gabor Fluit menilai Vietnam membutuhkan keputusan, inovasi, dan terobosan yang berani untuk mempertahankan momentum pertumbuhannya.

Baca Juga:
Hilirisasi Kelapa Perlu Dukungan Insentif Fiskal, Apa Saja?

"Pemerintah harus memberikan dukungan kebijakan yang tepat dan kompetitif untuk menarik investasi," ujarnya dilansir vnexpress.net.

Pilar 2: Global Anti Base Erosion (GloBE) rencananya akan diimplementasikan sebagai common approach mulai tahun depan. Pada Pilar 2, negara-negara Inclusive Framework telah menyepakati pajak minimum global sebesar 15%.

Mengingat Pilar 2 adalah common approach, setiap yurisdiksi perlu mengadopsi rezim pajak tersebut tanpa perlu menunggu adanya multilateral instrument (MLI) dan sejenisnya. Apabila tarif pajak efektif perusahaan multinasional pada suatu yurisdiksi tak mencapai 15%, top-up tax berhak dikenakan oleh yurisdiksi tempat korporasi multinasional bermarkas.

Pengenaan top-up tax dilakukan didasarkan pada income inclusion rule (IIR). Pajak minimum global ini hanya akan berlaku atas perusahaan multinasional dengan pendapatan di atas EUR750 juta. (sap)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Selasa, 22 Oktober 2024 | 15:30 WIB AUSTRALIA

Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

Senin, 21 Oktober 2024 | 11:30 WIB KEBIJAKAN PEMERINTAH

Hilirisasi Kelapa Perlu Dukungan Insentif Fiskal, Apa Saja?

Minggu, 20 Oktober 2024 | 14:00 WIB HONG KONG

Negara Ini Bakal Pangkas Tarif Bea Masuk Minuman Beralkohol

BERITA PILIHAN
Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:45 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

Sah! Misbakhun Terpilih Jadi Ketua Komisi XI DPR 2024-2029

Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

PPN Mestinya Naik Tahun Depan, Gerindra akan Bahas Bareng Kemenkeu

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:30 WIB KPP PRATAMA JAMBI TELANAIPURA

WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:06 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

DPR Tetapkan Daftar Mitra Kerja untuk Komisi XII dan Komisi XIII

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:41 WIB IHPS I/2024

BPK Selamatkan Keuangan Negara Rp13,66 Triliun pada Semester I/2024

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:30 WIB KANWIL DJP JAWA TIMUR II

Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:00 WIB TIPS PAJAK DAERAH

Cara Daftarkan Objek Pajak Alat Berat di DKI Jakarta secara Online

Selasa, 22 Oktober 2024 | 15:30 WIB AUSTRALIA

Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

Selasa, 22 Oktober 2024 | 14:00 WIB KP2KP SIDRAP

Ubah Kata Sandi Akun Coretax, Fiskus: Tak Perlu Cantumkan EFIN