PENDEWASAAN bergulir tanpa dianulir oleh waktu. Dia menerus tanpa diangsur, seperti babak pertunjukan yang menyatu. Prosesnya bisa saja panjang, tetapi dijalani dari jenjang ke jenjang. Kalau lelah, boleh saja badan merebah. Perjalanan berlanjut saat pulih sudah menyaut.
Tidak ada manusia yang langsung paripurna begitu terlahir di dunia. Korteks prefrontal saja, bagian otak pengontrol keputusan, belum berkembang sempurna pada usia remaja. Ada konsensus sains bahwa isi kepala baru 'terisi penuh' saat usia dua puluh sekian. Barangkali angka inilah yang kerap dianggap sebagai batas kedewasaan, mental dan fisik.
Selepasnya, serabut saraf sebagai pengendali motorik tubuh masih terus bertumbuh hingga umur masuk dekade keempat. Gelombang otak diolah tanpa jeda hingga tersusun rasionalitas dan logika, menyeimbangkan fungsi amigdala.
Begitulah wujud raga manusia. Dia lahir, meremaja, hingga menua. Mekanismenya runtut, diawali prolog dengan epilog yang terbuka. Setiap insan jelas tak tahu bagaimana ujung ceritanya. Jalur yang sama juga dialami DDTC.
Tepat 15 tahun yang lalu, panggilan itu dipenuhi oleh duet Darussalam dan Danny Septriadi. Kedua pendiri DDTC ini meniti jalan yang sama, menapaki puncak tanpa beda. DDTC muncul sebagai dedikasi, bukan sekadar mencatatkan legasi.
Saat ini, perusahaan tak ubahnya korteks prefontal yang tengah menyempurna. Sistem di dalamnya sedang terpacu penuh, memompa daya nalar luar biasa. Seluruh sumber daya manusia (SDM) ibarat substansia alba, serabut saraf terselubung mielin yang masih terus berkembang tak terbatas usia.
Darussalam dan Danny Septriadi tak cuma membidani lahirnya DDTC. Bukan pula sebatas mengomando dari jauh. Tokoh yang sama-sama lekat dengan lingkungan akademik ini turun tangan secara langsung dalam membesarkan, mendidik, sekaligus memberi teladan bagi seluruh profesional DDTC.
Lewat tangan dingin kedua pendiri tersebut, DDTC berhasil merunutkan kiprah di tengah ekosistem perpajakan Indonesia. Sepantar dengan usia menuju dewasa, DDTC berhasil menjaga muruahnya sebagai institusi yang menjunjung idealisme tentang sistem pajak yang transparan dan adil.
Peningkatan kualitas pendidikan pajak juga menjadi perhatian. Keduanya bahkan tidak ragu menggelontorkan dana besar untuk memberangkatkan profesional DDTC menimba ilmu pengetahuan hingga ke luar negeri. Pemberian beasiswa kepada mahasiswa juga konsisten dilakukan.
Sejak awal DDTC melangkah tegap-tegap di tengah dinamika lanskap perpajakan, baik nasional maupun global. Kiprahnya pun tidak selingkup pada kegiatan konsultansi, tetapi lebih jauh juga mencakup aspek pengabdian kepada publik.
Masyarakat Perpajakan
SATU setengah dekade, DDTC memosisikan diri sebagai melting pot—kuali peleburan—bagi masyarakat perpajakan yang heterogen, baik di internal maupun eksternal perusahaan. Keberagaman latar belakang pendidikan, kemampuan ekonomi, peminatan, hingga profesi justru menjadi bahan bakar perusahaan untuk melaju.
DDTC merupakan tempat bagi seluruh insan perpajakan untuk berkumpul, menyumbangkan pemikirannya, serta merealisasikan ide atau gagasan. Tidak hanya profesional DDTC, tetapi juga masyarakat dan pemangku kepentingan, termasuk perwakilan dari komunitas internasional.
Bagi profesionalnya, DDTC adalah sarana untuk mengaplikasikan ilmu dan keahlian guna mewujudkan ekosistem pajak yang ideal. Bagi masyarakat, DDTC menjadi mitra setara untuk memahami perpajakan dan meningkatkan literasi. Bagi pemangku kepentingan, DDTC menjadi kolega urun rembug kebijakan.
Apalagi, konsultan pajak dinilai sebagai profesi yang mulia atau terhormat (officium nobile). Konsep ini berangkat dari anggapan pada hakikatnya suatu profesi tidak hanya berorientasi bagi keuntungan semata, tetapi juga bagaimana mendedikasikan keahliannya bagi kepentingan perpajakan.
Perspektif itulah yang Managing Partner Darussalam dan Senior Partner Danny Septriadi pegang sejak awal membangun DDTC pada 2007. Perolehan dari klien atas jasa profesional, DDTC kembalikan lagi kepada masyarakat dan para pemangku kepentingan perpajakan.
“Kami percaya siklus yang tidak berhenti pada aspek komersial belaka justru akan menciptakan ekosistem pajak yang ideal,” ungkap Darussalam.
Mindset itulah yang dipakai untuk meracik visi dan misi untuk memastikan arah dari perjalanan DDTC tetap sesuai jalur. Pada hakikatnya seluruh pihak eksternal merupakan ‘klien’ perusahaan. DDTC memiliki tanggung jawab profesi bagi komunitas.
“Oleh karena itu, kami membuat berbagai produk, jasa, atau kegiatan untuk memenuhi tanggung jawab tersebut,” ujar Danny Septriadi.
Hadir 15 tahun. Tentu bukan tanpa rintangan. Dalam perjalanannya, pergeseran hingga pergantian program atau kebijakan ikut mewarnai derap langkah perusahaan. Meski begitu, DDTC tetap menjaga kemenerusan nilai yang berlandaskan pada visi dan misinya.
Inovasi demi inovasi dilahirkan dengan menyesuaikan kebutuhan masyarakat pajak. Semuanya dilakukan secara kontinyu agar tidak ada program yang berakhir mubazir.
Sebagai perusahaan yang menjaga iklim riset, DDTC tidak ragu berinvestasi untuk segala hal yang menjadi masa depan, termasuk teknologi digital. Terlebih, DDTC masih selalu memegang semangat yang menjadi slogan selama ini, Sets the Standards and Beyond.
Kini, DDTC tak ubahnya ekosistem pajak mini di tengah semestanya yang lebih luas. Semua punya akses setara dalam memahami ilmu perpajakan.
Namun, perjalanan belum berhenti. Jalur yang ditempuh jelas masih panjang. Masa depan DDTC terwaris pada seluruh SDM andal di dalam tubuh perusahaan.
Hari ini, tepat 15 tahun berselang sejak Darussalam dan Danny Septriadi menorehkan jejak tebal di lini masa sektor perpajakan nasional. Para pendiri berharap seluruh insan DDTC dapat terus konsisten ikut berjalan seirama, menempa jalan di tengah masyarakat perpajakan Indonesia.
Pada saat bersamaan, kerja sama dengan seluruh pihak diharapkan tetap terjalin baik, bahkan makin kuat. Bagaimanapun, tidak ada pihak yang bisa sendirian untuk mewujudkan sebuah mimpi sistem perpajakan yang seimbang. Begitupun dengan DDTC.
Pintu Menara DDTC senantiasa terbuka bagi semua stakeholders perpajakan. Bersama semua stakeholders, DDTC ingin konsisten hadir mewarnai perpajakan Indonesia. (sap/kaw)
Cek berita dan artikel yang lain di Google News.
Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.