VAKSINASI COVID-19

Vaksinasi Mandiri Dimulai, Jokowi Optimistis soal Pemulihan Ekonomi

Dian Kurniati | Selasa, 18 Mei 2021 | 11:23 WIB
Vaksinasi Mandiri Dimulai, Jokowi Optimistis soal Pemulihan Ekonomi

Presiden Joko Widodo ketika meninjau vaksinasi mandiri di PT Unilever, Selasa (18/5/2021).

JAKARTA, DDTCNews – Presiden Joko Widodo (Jokowi) meyakini dimulainya vaksinasi mandiri akan berdampak positif terhadap upaya pemerintah dalam memulihkan perekonomian nasional tahun ini.

Jokowi menyebutkan vaksinasi Covid-19 mandiri atau gotong royong telah dimulai di 19 perusahaan manufaktur. Menurutnya, vaksinasi mandiri merupakan bentuk kerja sama pemerintah dan swasta dalam mempercepat pembentukan kekebalan komunal (herd immunity).

"Bapak, Ibu, dan Saudara ini berada pada posisi yang sangat penting bagi negara ini, yaitu pada kawasan produktif, yang sangat menentukan sekali pertumbuhan ekonomi nasional kita," katanya ketika meninjau vaksinasi mandiri di PT Unilever, Selasa (18/5/2021).

Baca Juga:
Catat! Pengkreditan Pajak Masukan yang Ditagih dengan SKP Tak Berubah

Presiden menuturkan pertumbuhan ekonomi pada kuartal I/2021 masih mencatatkan kontraksi 0,74%. Memasuki kuartal II/2021, ia optimistis pertumbuhan ekonomi dapat berbalik ke zona positif hingga ke level 7%.

Dua menilai pemulihan sektor produksi menjadi salah satu kunci untuk mempercepat pemulihan ekonomi nasional. Dengan dukungan vaksinasi mandiri, ia berharap aktivitas produksi akan berjalan semakin cepat.

"Kami harap Agustus atau maksimal September sudah mencapai jumlah kurang lebih 70 juta yang divaksin sehingga kurvanya di bawah dan kami harapkan, terutama perusahaan, pabrik, industri, bisa berproduksi dalam suasana normal kembali," ujar Jokowi.

Baca Juga:
Kontribusi ke Negara, DJP: Langganan Platform Digital Kena PPN 12%

Saat ini, telah tersedia 420.000 dosis vaksin Sinopharm untuk vaksinasi mandiri. Vaksin Covid-19 akan terus berdatangan karena pemerintah memiliki sejumlah komitmen dari para produsen. Pada saat bersamaan, semua negara di dunia kini tengah bersaing mendapatkan vaksin.

Harga pembelian vaksin Sinopharm dipatok Rp321.660 per dosis dan biaya layanan maksimal senilai Rp177.910 per dosis. Kadin Indonesia mencatat telah ada 17.832 perusahaan yang mendaftar program vaksinasi mandiri untuk 8,6 juta pekerja.

Pemerintah menargetkan vaksinasi Covid-19 diberikan kepada 181,5 juta penduduk untuk mencapai herd immunity yang masing-masing akan mendapatkan 2 dosis vaksin. Hingga saat ini, penyuntikan vaksin baru sekitar 23 juta dosis. (rig)


Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

18 Mei 2021 | 14:06 WIB

Rumah sakit mana yg adh menyediakan klo ada mhn info dimana bisa vaksin

ARTIKEL TERKAIT
Rabu, 25 Desember 2024 | 13:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Kontribusi ke Negara, DJP: Langganan Platform Digital Kena PPN 12%

Rabu, 25 Desember 2024 | 12:30 WIB KEBIJAKAN KEPABEANAN

Fitur MFA Sudah Diterapkan di Portal CEISA sejak 1 Desember 2024

Rabu, 25 Desember 2024 | 09:30 WIB THAILAND

Negara Tetangga Ini Bakal Bebaskan Hutan Mangrove dari Pajak

BERITA PILIHAN
Rabu, 25 Desember 2024 | 15:00 WIB KEBIJAKAN PEMERINTAH

Pemerintah akan Salurkan KUR Rp300 Triliun Tahun Depan

Rabu, 25 Desember 2024 | 13:30 WIB PSAK 201

Item-Item dalam Laporan Posisi Keuangan Berdasarkan PSAK 201

Rabu, 25 Desember 2024 | 13:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Kontribusi ke Negara, DJP: Langganan Platform Digital Kena PPN 12%

Rabu, 25 Desember 2024 | 12:30 WIB KEBIJAKAN KEPABEANAN

Fitur MFA Sudah Diterapkan di Portal CEISA sejak 1 Desember 2024

Rabu, 25 Desember 2024 | 11:30 WIB PMK 94/2023

Pemerikaan Pajak oleh DJP terhadap Kontraktor Migas, Apa Saja?

Rabu, 25 Desember 2024 | 11:00 WIB INFOGRAFIS PAJAK

Dokumen yang Dilampirkan saat Pemberitahuan Perpanjangan SPT Tahunan

Rabu, 25 Desember 2024 | 09:37 WIB KURS PAJAK 25 DESEMBER 2024 - 31 DESEMBER 2024

Kurs Pajak Terbaru: Rupiah Melemah terhadap Mayoritas Mata Uang Mitra