VIETNAM

Vietnam Memperpanjang Periode Diskon Tarif PPN Hingga Akhir Tahun

Dian Kurniati | Selasa, 02 Juli 2024 | 10:30 WIB
Vietnam Memperpanjang Periode Diskon Tarif PPN Hingga Akhir Tahun

Ilustrasi.

HANOI, DDTCNews - Pemerintah kembali memperpanjang periode pemberian diskon tarif pajak pertambahan nilai (PPN) hingga 31 Desember 2024, dari yang seharusnya berakhir Juni 2024.

Pemotongan tarif PPN dari 10% menjadi 8% dilaksanakan untuk menjaga momentum pertumbuhan konsumsi dan ekonomi nasional. Pemotongan tarif pajak ini telah dilaksanakan sejak 2022.

"Kebijakan ini telah diterapkan secara konsisten dalam kegiatan impor, ekspor, produksi, dan perdagangan," bunyi pernyataan pemerintah, dikutip pada Selasa (2/7/2024).

Baca Juga:
Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

Pemerintah memperpanjang periode pemotongan tarif PPN sebesar 2 poin persen sebagaimana kesepakatan dalam sidang Majelis Nasional pada 29 Juni 2024.

Sejak diberlakukan pada 2022, kebijakan pemotongan tarif PPN dari 10% menjadi 8% telah beberapa kali diperpanjang. Pada perpanjangan yang dilakukan pada semester I/2024, potensi penerimaan yang hilang senilai VND23,48 triliun atau Rp14,87 triliun.

Adapun dengan perpanjangan pemotongan tarif PPN pada semester II/2024, Kemenkeu mengestimasi potensi penerimaan yang hilang senilai VND24 triliun atau sekitar Rp15,2 triliun.

Baca Juga:
Kenaikan Tarif PPN Perlu Diikuti dengan Transparansi Belanja

PPN bertarif 8% dikenakan atas semua barang dan jasa, kecuali barang dan jasa tertentu. Pemotongan tarif PPN tidak diberikan pada beberapa sektor usaha termasuk perbankan dan keuangan, real estat, pertambangan, bahan kimia, dan asuransi karena sektor usaha tersebut dianggap tidak membutuhkan insentif PPN untuk tumbuh.

Selain perpanjangan periode pemotongan tarif PPN, pemerintah melalui surat edaran Kemenkeu pada 1 Juli 2024 juga mengumumkan pengurangan beberapa biaya dan pungutan untuk menghilangkan hambatan berusaha hingga akhir tahun. Misalnya, pengurangan 50% biaya pendirian dan pengoperasian bank dan lembaga kredit nonbank, penerbitan kartu identitas penduduk, serta pendaftaran perlindungan kekayaan intelektual.

Kemudian, diskon 10%-30% diterapkan pada biaya penerbitan lisensi dan izin operasional penerbangan sipil, izin masuk dan keluar untuk area bandara terlarang, serta pungutan untuk penerbangan asing yang mendarat di Vietnam. Sementara itu, industri sekuritas akan menikmati diskon 50% atas sebagian besar biaya, kecuali biaya perizinan profesional sekuritas dan biaya pengawasan untuk aktivitas sekuritas.

Dilansir vnexpress.net, potensi penerimaan negara yang hilang karena pemberian diskon pengurangan beberapa biaya dan pungutan ini sebesar 10%-50% ini sekitar VND700 miliar atau Rp450,4 miliar. (sap)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Selasa, 22 Oktober 2024 | 15:30 WIB AUSTRALIA

Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

Selasa, 22 Oktober 2024 | 13:30 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Kenaikan Tarif PPN Perlu Diikuti dengan Transparansi Belanja

Selasa, 22 Oktober 2024 | 11:30 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Anggota DPR Ini Minta Prabowo Kaji Ulang Kenaikan PPN Jadi 12 Persen

BERITA PILIHAN
Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:30 WIB KPP PRATAMA JAMBI TELANAIPURA

WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:06 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

DPR Tetapkan Daftar Mitra Kerja untuk Komisi XII dan Komisi XIII

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:41 WIB IHPS I/2024

BPK Selamatkan Keuangan Negara Rp13,66 Triliun pada Semester I/2024

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:30 WIB KANWIL DJP JAWA TIMUR II

Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:00 WIB TIPS PAJAK DAERAH

Cara Daftarkan Objek Pajak Alat Berat di DKI Jakarta secara Online

Selasa, 22 Oktober 2024 | 15:30 WIB AUSTRALIA

Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

Selasa, 22 Oktober 2024 | 14:00 WIB KP2KP SIDRAP

Ubah Kata Sandi Akun Coretax, Fiskus: Tak Perlu Cantumkan EFIN

Selasa, 22 Oktober 2024 | 13:45 WIB KABINET MERAH PUTIH

Tak Lagi Dikoordinasikan oleh Menko Ekonomi, Kemenkeu Beri Penjelasan

Selasa, 22 Oktober 2024 | 13:30 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Kenaikan Tarif PPN Perlu Diikuti dengan Transparansi Belanja