BAHAMA

Usulan IMF Menaikkan Tarif Cukai Rokok Ditolak, Ini Alasannya

Redaksi DDTCNews | Selasa, 09 Juni 2020 | 11:57 WIB
Usulan IMF Menaikkan Tarif Cukai Rokok Ditolak, Ini Alasannya

Ilustrasi. (DDTCNews)

NASSAU, DDTCNews—Pemerintah Bahama menolak proposal Dana Moneter Internasional (IMF) untuk meningkatkan tarif cukai atas produk tembakau dan alkohol untuk tahun fiskal 2020-2021.

Plt. Menteri Keuangan Marlon Johnson mengakui usul IMF perihal kenaikan tarif cukai tembakau dan alkohol sebenarnya masuk dalam pertimbangan pemerintah dalam menyusun anggaran tahun fiskal 2020-2021.

“Selama penyusunan anggaran banyak ide dan pertimbangan yang disampaikan, tetapi itu (rencana kenaikan cukai alkohol dan tembakau) tidak muncul dalam presentasi anggaran," katanya Selasa (9/6/2020).

Baca Juga:
Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

Tidak masuknya rencana kenaikan cukai tembakau dan alkohol dalam pagu anggaran 2020-2021 disinyalir karena tidak populer di mata konsumen. Belum lagi, rencana tersebut juga bertentangan dengan janji politik Wakil Perdana Menteri K. Peter Turnquest.

Wakil Perdana Menteri pernah mengatakan bahwa dirinya berjanji tidak akan mengenakan pajak baru atau meningkatkan beban pajak setelah pandemi Covid-19. Untuk itu tak mengherankan jika rekomendasi IMF tidak masuk dalam anggaran fiskal 2020-2021.

Menurutnya, masyarakat Bahama sudah terpuruk secara ekonomi karena pandemi dengan meningkatnya jumlah pengangguran dan pembatasan kegiatan ekonomi karena kebijakan karantina wilayah yang diterapkan pemerintah.

Baca Juga:
Malaysia Berencana Kenakan Pajak atas Dividen sebesar 2 Persen

IMF sendiri memperkirakan kenaikan tarif cukai atas komoditas tembakau sebesar 10% dan alkohol sebesar B$5/galon akan meningkatkan penerimaan Bahama sebesar B$30 juta/tahun atau setara dengan Rp418 miliar.

Meski begitu, pemerintah berpendapat kenaikan tarif tembakau dan alkohol tidak signifikan meningkatkan penerimaan negara lantaran defisit fiskal pada 2020-2021 diproyeksikan mencapai B$1,3 miliar.

Dilansir dari The Tribune, pemerintah juga ternyata tidak mengikuti rekomendasi IMF untuk memotong belanja rutin hingga B$300 juta. Pemerintah Bahama diketahui hanya memangkas anggaran belanja rutin pemerintah sebesar B$113,5 juta. (rig)


Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Selasa, 22 Oktober 2024 | 15:30 WIB AUSTRALIA

Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

Minggu, 20 Oktober 2024 | 14:00 WIB HONG KONG

Negara Ini Bakal Pangkas Tarif Bea Masuk Minuman Beralkohol

BERITA PILIHAN
Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:45 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

Sah! Misbakhun Terpilih Jadi Ketua Komisi XI DPR 2024-2029

Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

PPN Mestinya Naik Tahun Depan, Gerindra akan Bahas Bareng Kemenkeu

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:30 WIB KPP PRATAMA JAMBI TELANAIPURA

WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:06 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

DPR Tetapkan Daftar Mitra Kerja untuk Komisi XII dan Komisi XIII

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:41 WIB IHPS I/2024

BPK Selamatkan Keuangan Negara Rp13,66 Triliun pada Semester I/2024

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:30 WIB KANWIL DJP JAWA TIMUR II

Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:00 WIB TIPS PAJAK DAERAH

Cara Daftarkan Objek Pajak Alat Berat di DKI Jakarta secara Online

Selasa, 22 Oktober 2024 | 15:30 WIB AUSTRALIA

Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

Selasa, 22 Oktober 2024 | 14:00 WIB KP2KP SIDRAP

Ubah Kata Sandi Akun Coretax, Fiskus: Tak Perlu Cantumkan EFIN