AMERIKA SERIKAT

Trump Terapkan Pajak Perbatasan 20%, Ini Dampaknya

Redaksi DDTCNews | Kamis, 02 Februari 2017 | 15:12 WIB
 Trump Terapkan Pajak Perbatasan 20%, Ini Dampaknya

WASHINGTON, D.C., DDTCNews – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump minggu lalu mengumumkan rencananya untuk mengenakan pajak perbatasan dengan tarif 20%. Hal itu merupakan salah satu bagian dari rencana reformasi pajak yang dicanangkannya.

Ia memaparkan kebijakan tersebut akan menghasilkan penerimaan mencapai $10 miliar yang akan digunakan untuk membiayai pembangunan tembok perbatasan Meksiko. Sebelumnya Trump telah mengatakan biaya pembangunan tembok tersebut akan dibayar oleh Meksiko.

“Meksiko harus mengganti 100% biaya pembangunan tembok AS,” ujarnya, baru-baru ini.

Baca Juga:
Trump Ingin Kenakan Bea Masuk 100 Persen atas Impor Semikonduktor

Kendati demikian, adanya pajak perbatasan justru mengindikasikan bahwa masyarakat AS yang menanggung biaya tersebut. Jika kebijakan itu diberlakukan, maka akan menimbulkan dampak yang signifikan, baik untuk perekonomian AS maupun perekonomian global.

Penerapan kebijakan tersebut akan mengapresiasi nilai dolar AS pada kisaran 15% sampai 25%. Peningkatan tajam tersebut akan menyebabkan perubahan drastis pada nilai aset dan komoditas global, meningkatkan nilai impor, dan mengurangi nilai ekspor.

Di sisi lain, Meksiko merupakan eksportir terbesar AS pada sektor pertanian. Sampai dengan November 2016 lalu, nilai impor sayuran AS dari Meksiko telah mencapai $5 miliar atau 4% lebih tinggi jika dibandingkan tahun 2015. Oleh karena itu, dengan tingginya nilai dolar AS, keuntungan para importir AS akan berkurang.

Baca Juga:
Trump Tarik AS dari Kesepakatan Pajak Global, Ini Kata Sri Mulyani

Ekonom Martin Feldstein berpendapat bahwa dolar yang lebih kuat tersebut justru akan mengurangi dampak tingginya harga konsumen. Dengan adanya pajak perbatasan, lanjutnya, para produsen di AS dapat mengurangi beban tenaga kerja dan barang modal. Namun, pandangan tersebut memiliki beberapa kelemahan.

Secara terpisah, Presiden Institut Peterson Adam Posen mengungkapkan hal yang berlawanan. Ia mengklaim bahwa kebijakan pajak perbatasan tidak pro pada investasi, melainkan pada realokasi.

Selain itu, Direktur Citigroup Bill Lee menekankan bahwa mungkin akan ada semacam efek Keynesian dalam jangka pendek berupa insentif untuk merepatriasi keuntungan. Akan tetapi, insentif tersebut tidak akan berfungsi dalam jangka panjang. (Amu)


Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Rabu, 29 Januari 2025 | 11:30 WIB AMERIKA SERIKAT

Trump Ingin Kenakan Bea Masuk 100 Persen atas Impor Semikonduktor

Senin, 27 Januari 2025 | 14:30 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Trump Tarik AS dari Kesepakatan Pajak Global, Ini Kata Sri Mulyani

Senin, 27 Januari 2025 | 14:00 WIB AMERIKA SERIKAT

Trump Janji Segera Bebaskan Uang Tip dari Pajak Penghasilan

Minggu, 26 Januari 2025 | 13:00 WIB AMERIKA SERIKAT

Tarif Bea Masuk Trump terhadap 2 Negara Ini Lebih Tinggi dari China

BERITA PILIHAN
Kamis, 30 Januari 2025 | 15:11 WIB KONSULTASI CORETAX

Istri Pilih ‘Hanya Registrasi’ di Coretax, Perlu Lapor SPT Sendiri?

Kamis, 30 Januari 2025 | 15:00 WIB KEBIJAKAN KEPABEANAN

Ada Fasilitas KITE, Menko Airlangga Ingin Daya Saing UMKM Meningkat

Kamis, 30 Januari 2025 | 14:30 WIB PERATURAN PAJAK

Ketentuan Terbaru Soal Penghapusan Piutang Pajak, Dowload di Sini!

Kamis, 30 Januari 2025 | 13:55 WIB PENG-1/PJ/2025

DJP Perbarui Daftar Negara Tujuan Pertukaran Data Keuangan Otomatis

Kamis, 30 Januari 2025 | 13:45 WIB KEBIJAKAN PEMERINTAH

Sri Mulyani Harap Makan Bergizi Gratis Beri Dampak Besar ke Ekonomi

Kamis, 30 Januari 2025 | 11:11 WIB INFOGRAFIS PAJAK

9 Jenis Pajak Daerah yang Dipungut Pemkot Tarakan beserta Tarifnya

Kamis, 30 Januari 2025 | 10:51 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Bangun Sistem Pajak Berkeadilan, Civil Society Perlu Pahami Isu Pajak