PRANCIS

Tren Jumlah Sengketa Pajak yang Diselesaikan Melalui MAP Meningkat

Muhamad Wildan | Kamis, 19 November 2020 | 14:18 WIB
Tren Jumlah Sengketa Pajak yang Diselesaikan Melalui MAP Meningkat

Ilustrasi. Kantor Pusat OECD di Paris, Prancis. (foto: oecd.org)

PARIS, DDTCNews – Organization for Economic Cooperation and Development (OECD) mencatat jumlah kasus sengketa pajak baru yang bakal diselesaikan melalui mutual agreement procedure (MAP) mengalami kenaikan pada 2019.

Berdasarkan catatan OECD, terdapat 2.700 sengketa pajak baru antara korporasi dan otoritas pajak yang hendak diselesaikan melalui MAP. Sengketa pajak yang terkait dengan transfer pricing tercatat meningkat 20% dari 2018, sedangkan untuk nontransfer pricing naik 10%.

"Dengan ini, kasus sengketa pajak meningkat dua kali lipat dibandingkan dengan 2016. Tren kenaikan ini kemungkinan besar akan berlanjut pada 2020," tulis OECD dalam keterangan resmi, dikutip Kamis (19/11/2020).

Baca Juga:
Bangun Sistem Pajak Berkeadilan, Civil Society Perlu Pahami Isu Pajak

Menurut OECD, tren peningkatan aktivitas penyelesaian sengketa pajak melalui MAP di antaranya disebabkan oleh globalisasi ekonomi dan makin tingginya kepercayaan wajib pajak dan terhadap mekanisme MAP.

Selain itu, OECD mencatat kasus sengketa pajak yang berhasil diselesaikan melalui MAP mengalami peningkatan pada 2019. Meski begitu, pertumbuhan jumlah kasus yang telah diselesaikan melalui MAP lebih rendah ketimbang pertumbuhan jumlah kasus baru.

“Hal ini mengakibatkan beban sengketa pajak perlu diselesaikan melalui MAP yang ditanggung oleh otoritas pajak makin banyak,” sebut OECD.

Baca Juga:
Trump Tarik AS dari Kesepakatan Pajak Global, Ini Kata Sri Mulyani

Secara sederhana, MAP merupakan alternatif bagi wajib pajak untuk menyelesaikan sengketa yang menimbulkan pemajakan berganda, atau adanya indikasi tindakan otoritas negara mitra menyebabkan pengenaan pajak yang tidak sesuai dengan P3B atau sengketa transfer pricing.

Selain itu, MAP juga merupakan solusi penyelesaian sengketa ‘spesial’ di luar ranah penyelesaian sengketa domestik, seperti keberatan atau banding. MAP dianggap spesial karena merupakan proses konsultasi, bukan litigasi. (rig)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Kamis, 30 Januari 2025 | 10:51 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Bangun Sistem Pajak Berkeadilan, Civil Society Perlu Pahami Isu Pajak

Rabu, 29 Januari 2025 | 11:30 WIB AMERIKA SERIKAT

Trump Ingin Kenakan Bea Masuk 100 Persen atas Impor Semikonduktor

Senin, 27 Januari 2025 | 14:30 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Trump Tarik AS dari Kesepakatan Pajak Global, Ini Kata Sri Mulyani

BERITA PILIHAN
Kamis, 30 Januari 2025 | 15:11 WIB KONSULTASI CORETAX

Istri Pilih ‘Hanya Registrasi’ di Coretax, Perlu Lapor SPT Sendiri?

Kamis, 30 Januari 2025 | 15:00 WIB KEBIJAKAN KEPABEANAN

Ada Fasilitas KITE, Menko Airlangga Ingin Daya Saing UMKM Meningkat

Kamis, 30 Januari 2025 | 14:30 WIB PERATURAN PAJAK

Ketentuan Terbaru Soal Penghapusan Piutang Pajak, Dowload di Sini!

Kamis, 30 Januari 2025 | 13:55 WIB PENG-1/PJ/2025

DJP Perbarui Daftar Negara Tujuan Pertukaran Data Keuangan Otomatis

Kamis, 30 Januari 2025 | 13:45 WIB KEBIJAKAN PEMERINTAH

Sri Mulyani Harap Makan Bergizi Gratis Beri Dampak Besar ke Ekonomi

Kamis, 30 Januari 2025 | 11:11 WIB INFOGRAFIS PAJAK

9 Jenis Pajak Daerah yang Dipungut Pemkot Tarakan beserta Tarifnya

Kamis, 30 Januari 2025 | 10:51 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Bangun Sistem Pajak Berkeadilan, Civil Society Perlu Pahami Isu Pajak