PP 35/2023

Tetapkan Besaran Dasar Pengenaan PBB-P2, Begini Pedoman dari Pusat

Muhamad Wildan | Selasa, 20 Juni 2023 | 13:30 WIB
Tetapkan Besaran Dasar Pengenaan PBB-P2, Begini Pedoman dari Pusat

Ilustrasi.

JAKARTA, DDTCNews - Peraturan Pemerintah No. 35/2023 turut memberikan pedoman bagi bupati dan wali kota dalam menetapkan besaran nilai jual objek pajak (NJOP) yang menjadi dasar pengenaan pajak bumi dan bangunan perdesaan perkotaan (PBB-P2).

Merujuk pada Pasal 13 ayat (1) Peraturan Pemerintah (PP) No. 35/2023, dasar pengenaan PBB-P2 ditetapkan paling rendah 20% dan paling tinggi 100% dari nilai jual objek pajak (NJOP) setelah dikurangi NJOP tidak kena pajak.

"Besaran persentase ... atas kelompok objek PBB-P2 dilakukan dengan mempertimbangkan kenaikan NJOP hasil penilaian, bentuk pemanfaatan objek pajak, dan/atau klasterisasi NJOP dalam satu wilayah kabupaten/kota," bunyi Pasal 13 ayat (2) PP 35/2023, dikutip pada Selasa (20/6/2023).

Baca Juga:
WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Sebagai contoh, apabila pemda melakukan penilaian dan menaikkan NJOP maka besaran NJOP yang menjadi dasar pengenaan PBB-P2 dapat disesuaikan sehingga tak terjadi lonjakan ketetapan PBB-P2 secara signifikan.

"Dapat diberikan persentase dasar pengenaan PBB-P2 yang dapat disesuaikan secara bertahap," bunyi ayat penjelas dari Pasal 13 ayat (2) huruf a PP 35/2023.

Besaran NJOP Dapat Disesuaikan Berdasarkan Pemanfaatan Objek PBB-P2

Besaran NJOP yang menjadi dasar pengenaan PBB-P2 juga dapat disesuaikan berdasarkan pemanfaatan objek PBB-P2.

Baca Juga:
DPR Tetapkan Daftar Mitra Kerja untuk Komisi XII dan Komisi XIII

Contoh, objek PBB yang hanya digunakan sebagai tempat tinggal dapat dikenai PBB-P2 dengan dasar pengenaan yang lebih dibandingkan dengan objek PBB-P2 yang digunakan untuk keperluan komersial.

Terakhir, besaran NJOP yang menjadi dasar pengenaan PBB-P2 juga dapat disesuaikan berdasarkan klasterisasi NJOP. Makin tinggi NJOP pada suatu klaster maka makin tinggi pula besaran persentase NJOP yang menjadi dasar pengenaan PBB-P2 atas objek pajak di klaster tersebut.

Merujuk pada PP 35/2023, NJOP adalah harga rata-rata yang diperoleh dari transaksi jual beli yang terjadi secara wajar. Bila tidak terdapat transaksi, NJOP ditentukan lewat perbandingan harga dengan objek yang sejenis, nilai perolehan baru, atau nilai jual pengganti.

Baca Juga:
Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

NJOP ditetapkan oleh kepala daerah setiap 3 tahun sekali. Khusus untuk objek pajak tertentu, NJOP dapat ditetapkan setiap tahun sesuai perkembangan wilayah.

PP 35/2023 diundangkan oleh pemerintah pada 16 Juni 2023 dalam rangka memberikan landasan kepada seluruh pemda dalam menerbitkan perda, perkada, dan peraturan pelaksanaan lain yang terkait dengan pemungutan pajak daerah sesuai dengan UU HKPD.

Sebagai informasi, berdasarkan UU 1/2022, PBB hanya dikenakan atas 20% hingga 100% dari NJOP. Dengan demikian, PBB tidak harus dikenakan atas keseluruhan NJOP sebagaimana yang berlaku pada UU 28/2009. (rig)


Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:30 WIB KPP PRATAMA JAMBI TELANAIPURA

WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:06 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

DPR Tetapkan Daftar Mitra Kerja untuk Komisi XII dan Komisi XIII

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:30 WIB KANWIL DJP JAWA TIMUR II

Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:00 WIB TIPS PAJAK DAERAH

Cara Daftarkan Objek Pajak Alat Berat di DKI Jakarta secara Online

BERITA PILIHAN
Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:30 WIB KPP PRATAMA JAMBI TELANAIPURA

WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:06 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

DPR Tetapkan Daftar Mitra Kerja untuk Komisi XII dan Komisi XIII

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:41 WIB IHPS I/2024

BPK Selamatkan Keuangan Negara Rp13,66 Triliun pada Semester I/2024

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:30 WIB KANWIL DJP JAWA TIMUR II

Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:00 WIB TIPS PAJAK DAERAH

Cara Daftarkan Objek Pajak Alat Berat di DKI Jakarta secara Online

Selasa, 22 Oktober 2024 | 15:30 WIB AUSTRALIA

Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

Selasa, 22 Oktober 2024 | 14:00 WIB KP2KP SIDRAP

Ubah Kata Sandi Akun Coretax, Fiskus: Tak Perlu Cantumkan EFIN

Selasa, 22 Oktober 2024 | 13:45 WIB KABINET MERAH PUTIH

Tak Lagi Dikoordinasikan oleh Menko Ekonomi, Kemenkeu Beri Penjelasan

Selasa, 22 Oktober 2024 | 13:30 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Kenaikan Tarif PPN Perlu Diikuti dengan Transparansi Belanja