EFEK VIRUS CORONA

Sri Mulyani Minta IMF Kucurkan Bantuan untuk Negara Terdampak Corona

Dian Kurniati | Rabu, 25 Maret 2020 | 09:00 WIB
Sri Mulyani Minta IMF Kucurkan Bantuan untuk Negara Terdampak Corona

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati.

JAKARTA, DDTCNews—Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati meminta Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF) mengucurkan bantuan untuk negara-negara yang terdampak virus corona.

Saat ini, kata Sri Mulyani, IMF memiliki dana sebanyak US$1,5 triliun (Rp24,4 kuadriliun). Menurutnya, dana itu bisa digunakan untuk membantu negara-negara anggota yang berisiko mengalami krisis keuangan.

“Diharapkan IMF membantu negara-negara yang saat ini menghadapi capital outflow dan situasi likuiditas dari dolar AS atau hard currency forex yang ketat,” katanya dikutip dari konferensi video, Selasa (24/3/2020).

Baca Juga:
Berlaku Mulai 5 Januari 2025, Begini Penghitungan Opsen Pajak

Untuk diketahui, usulan Sri Mulyani tersebut disampaikan dalam pertemuan virtual yang menghubungkan semua menteri keuangan dan gubernur bank sentral negara anggota G20, di mana telah dimulai Senin lalu.

Sri Mulyani menilai dana asing yang keluar (capital outflow) berpotensi menambah tekanan berat pada negara-negara terdampak. Dia menyarankan IMF memanfaatkan dananya untuk fasilitas swap line.

Meski demikian, Sri Mulyani tak menjelaskan apakah Indonesia ikut mengharapkan bantuan dana dari IMF tersebut. Namun yang pasti, aliran dana asing yang keluar dari Indonesia saat ini tidaklah kecil.

Baca Juga:
Catat! Dokumen WP Badan Era Coretax Diteken Pakai Sertel Pengurus

Berdasarkan catatan Bank Indonesia, total aliran modal asing yang keluar sejak merebaknya wabah Covid-19 mencapai Rp125,2 triliun yang terdiri dari saham, Sertifikat Bank Indonesia (SBI) dan Surat Berharga Negara (SBN).

Aliran modal terbesar berasal dari SBN sebesar Rp112 triliun. Sementara itu, dana yang keluar di pasar saham mencapai Rp9,2 triliun.

Di lain pihak, Menkeu juga menyebut proyeksi IMF terhadap pertumbuhan ekonomi global tahun ini bakal negatif. Padahal sebelumnya, pertumbuhan ekonomi global 2020 diramalkan mencapai 3%. (rig)


Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Jumat, 27 Desember 2024 | 13:30 WIB UU HKPD

Berlaku Mulai 5 Januari 2025, Begini Penghitungan Opsen Pajak

Jumat, 27 Desember 2024 | 12:00 WIB PMK 81/2024

Catat! Dokumen WP Badan Era Coretax Diteken Pakai Sertel Pengurus

Jumat, 27 Desember 2024 | 11:30 WIB PMK 168/2023

Penghitungan PPh 21 Pegawai Tidak Tetap untuk Masa Pajak Desember

Jumat, 27 Desember 2024 | 10:30 WIB KILAS BALIK 2024

Maret 2024: Pemerintah Rilis Ketentuan Baru terkait Akuntansi Koperasi

BERITA PILIHAN
Jumat, 27 Desember 2024 | 14:00 WIB KELAS PPN

Konsep PPN, Deviasi, dan Isu Kenaikan PPN 12%

Jumat, 27 Desember 2024 | 13:30 WIB UU HKPD

Berlaku Mulai 5 Januari 2025, Begini Penghitungan Opsen Pajak

Jumat, 27 Desember 2024 | 12:30 WIB LAPORAN BELANJA PERPAJAKAN

Masih Ada Fasilitas Kepabeanan Tak Dimanfaatkan, DJBC Beri Penjelasan

Jumat, 27 Desember 2024 | 12:00 WIB PMK 81/2024

Catat! Dokumen WP Badan Era Coretax Diteken Pakai Sertel Pengurus

Jumat, 27 Desember 2024 | 11:30 WIB PMK 168/2023

Penghitungan PPh 21 Pegawai Tidak Tetap untuk Masa Pajak Desember

Jumat, 27 Desember 2024 | 11:00 WIB INFOGRAFIS PAJAK

Analisis Kesebandingan dalam Tahapan Penerapan PKKU

Jumat, 27 Desember 2024 | 10:45 WIB KEBIJAKAN PEMERINTAH

Jamin Stimulus Ekonomi Efektif, Birokrasi Penyaluran Perlu Dipermudah

Jumat, 27 Desember 2024 | 10:30 WIB KILAS BALIK 2024

Maret 2024: Pemerintah Rilis Ketentuan Baru terkait Akuntansi Koperasi

Jumat, 27 Desember 2024 | 10:00 WIB KEBIJAKAN KEPABEANAN DAN CUKAI

Reformasi Berkelanjutan DJBC, Kolaborasi Lintas Sektor Jadi Kunci

Jumat, 27 Desember 2024 | 09:30 WIB ADMINISTRASI PAJAK

Tahun Baru, PTKP Baru? Catatan bagi yang Baru Menikah atau Punya Anak