EFEK VIRUS CORONA

Sri Mulyani: Insentif Pajak Efek Covid-19 Diperluas ke 11 Sektor Usaha

Dian Kurniati | Selasa, 14 April 2020 | 13:31 WIB
Sri Mulyani: Insentif Pajak Efek Covid-19 Diperluas ke 11 Sektor Usaha

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam konferensi video, Selasa (14/4/2020).

JAKARTA, DDTCNews – Pemerintah memutuskan memperluas sektor usaha penerima berbagai insentif fiskal yang diberikan untuk menekan dampak virus Corona (Covid-19) terhadap perekonomian. Sebelumnya, insentif hanya berlaku untuk industri manufaktur.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan insentif tersebut akan diberikan pada 11 sektor usaha yang dinilai ikut tertekan akibat virus Corona. Sektor usaha itu misalnya transportasi, perhotelan, dan perdagangan.

“Dengan insentif pajak ini, diharapkan bisa memberikan daya tahan di 11 sektor yang kita anggap mendapatkan dampak sangat negatif dari Covid-19 ini," katanya melalui konferensi video, Selasa (14/4/2020).

Baca Juga:
Kemenkeu Era Prabowo Tak Lagi Masuk di Bawah Koordinasi Menko Ekonomi

Sri Mulyani mengatakan insentif pajak tersebut meliputi pajak penghasilan (PPh) Pasal 21 ditanggung pemerintah (DTP) untuk karyawan, restitusi pajak pertambahan nilai (PPN) dipercepat, serta pengurangan angsuran 30% PPh Pasal 25.

Dia menambahkan kebijakan perluasan insentif pajak tersebut dilakukan karena eskalasi dampak virus Corona terus meluas karena banyak sektor usaha memberlakukan kebijakan work from home. Akibatnya, dampak ekonomi virus Corona juga ikut meluas tidak hanya pada sektor industri manufaktur.

Sri Mulyani menyebut perluasan insentif pajak tersebut telah melewati kajian yang komprehensif antara Kementerian Keuangan dan Kemenko Bidang Perekonomian. Menurutnya, detail perluasan insentif pajak akan diumumkan kepada masyarakat secepatnya.

Baca Juga:
Kembali Dilantik Jadi Menkeu, Begini Pesan Sri Mulyani kepada Jajaran

"Dengan pemberian stimulus ini, kita berharap kemampuan sektor usaha untuk bertahan bisa ditingkatkan," ujarnya. Simak artikel ‘Kaji Usulan, Sri Mulyani Bakal Perluas Penerima Insentif Pajak’.

Sebelumnya, pemerintah telah menerima banyak permintaan insentif pajak dari berbagai asosiasi sektor usaha, seperti transportasi hingga media massa. Para pengusaha meminta insentif pajak karena merasa ikut tertekan akibat wabah virus Corona.

Saat ini, pemerintah menganggarkan Rp70,1 triliun sebagai dukungan untuk industri dan UKM. Nilai itu termasuk cadangan perpajakan atau pajak yang ditanggung pemerintah. Ada pula pembebasan bea masuk untuk beberapa komoditas impor. Simak artikel ‘Kabar Terkini Rencana Perluasan Penerima Insentif Pajak Efek Covid-19’. (kaw)


Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Selasa, 22 Oktober 2024 | 11:45 WIB PERPRES 139/2024

Kemenkeu Era Prabowo Tak Lagi Masuk di Bawah Koordinasi Menko Ekonomi

Selasa, 22 Oktober 2024 | 09:30 WIB KABINET MERAH PUTIH

Kembali Dilantik Jadi Menkeu, Begini Pesan Sri Mulyani kepada Jajaran

Senin, 21 Oktober 2024 | 16:15 WIB KABINET MERAH PUTIH

Anggito: Belum Ada Pembagian Tugas yang Formal Antar Wamenkeu

Senin, 21 Oktober 2024 | 09:15 WIB BERITA PAJAK HARI INI

Wajah-Wajah Lama Masih Isi Tim Ekonomi Prabowo-Gibran

BERITA PILIHAN
Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:45 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

Sah! Misbakhun Terpilih Jadi Ketua Komisi XI DPR 2024-2029

Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

PPN Mestinya Naik Tahun Depan, Gerindra akan Bahas Bareng Kemenkeu

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:30 WIB KPP PRATAMA JAMBI TELANAIPURA

WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:06 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

DPR Tetapkan Daftar Mitra Kerja untuk Komisi XII dan Komisi XIII

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:41 WIB IHPS I/2024

BPK Selamatkan Keuangan Negara Rp13,66 Triliun pada Semester I/2024

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:30 WIB KANWIL DJP JAWA TIMUR II

Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:00 WIB TIPS PAJAK DAERAH

Cara Daftarkan Objek Pajak Alat Berat di DKI Jakarta secara Online

Selasa, 22 Oktober 2024 | 15:30 WIB AUSTRALIA

Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

Selasa, 22 Oktober 2024 | 14:00 WIB KP2KP SIDRAP

Ubah Kata Sandi Akun Coretax, Fiskus: Tak Perlu Cantumkan EFIN