KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

Setoran PBB Belum Maksimal, Pemutihan Pajak Diadakan Hingga Desember

Dian Kurniati | Senin, 15 November 2021 | 10:00 WIB
Setoran PBB Belum Maksimal, Pemutihan Pajak Diadakan Hingga Desember

Ilustrasi.

LAMPUNG TIMUR, DDTCNews – Pemkab Lampung Timur, Lampung mengadakan program pemutihan atau pembebasan denda pajak bumi dan bangunan (PBB) kepada wajib pajak sampai dengan 31 Desember 2021.

Plt Kepala Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Akhmad Faozi mengatakan pemutihan pajak dan perpanjangan jatuh tempo pembayaran PBB dari sebelumnya 30 September 2021 menjadi 31 Desember 2021 tersebut bertujuan untuk mendorong masyarakat memenuhi kewajibannya.

"Dengan adanya keputusan tersebut, Bapenda tidak akan mengenakan administrasi denda sampai dengan akhir tahun ini," katanya, dikutip pada Senin (15/11/2021).

Baca Juga:
Sengketa Yuridis Pengenaan PPN atas Jasa Kecantikan

Bupati Lampung Timur M.Dawam Rahardjo telah menerbitkan keputusan No B.314.a/29-SK/2021 yang mengatur penghapusan denda keterlambatan PBB. Insentif tersebut diberikan demi meringankan beban ekonomi masyarakat akibat pandemi Covid-19.

Selain itu, lanjut Akhmad, insentif dan relaksasi jatuh tempo tersebut juga karena mempertimbangkan realisasi setoran PBB yang masih kecil. Untuk itu, pemberian insentif diharapkan turut meningkatkan penerimaan daerah dari pajak.

Sampai dengan 30 September 2021, penerimaan PBB di Lampung Timur baru Rp11,65 miliar atau 80,21% dari target Rp14,53 miliar.

Baca Juga:
Konsep PPN, Deviasi, dan Isu Kenaikan PPN 12%

Jika merujuk pada perda yang berlaku saat ini, wajib pajak yang telat membayar PBB akan dikenakan sanksi administrasi berupa denda 2% per bulan dari ketetapan pokok pajak yang telah ditetapkan.

"Semoga dengan adanya keputusan ini, wajib pajak segera melunasi PBB paling lambat 31 Desember 2021," ujarnya seperti dilansir medialampung.co.id. (rig)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Jumat, 27 Desember 2024 | 14:30 WIB RESUME PUTUSAN PENINJAUAN KEMBALI

Sengketa Yuridis Pengenaan PPN atas Jasa Kecantikan

Jumat, 27 Desember 2024 | 14:00 WIB KELAS PPN

Konsep PPN, Deviasi, dan Isu Kenaikan PPN 12%

Jumat, 27 Desember 2024 | 13:30 WIB UU HKPD

Berlaku Mulai 5 Januari 2025, Begini Penghitungan Opsen Pajak

Jumat, 27 Desember 2024 | 12:30 WIB LAPORAN BELANJA PERPAJAKAN

Masih Ada Fasilitas Kepabeanan Tak Dimanfaatkan, DJBC Beri Penjelasan

BERITA PILIHAN
Jumat, 27 Desember 2024 | 14:30 WIB RESUME PUTUSAN PENINJAUAN KEMBALI

Sengketa Yuridis Pengenaan PPN atas Jasa Kecantikan

Jumat, 27 Desember 2024 | 14:00 WIB KELAS PPN

Konsep PPN, Deviasi, dan Isu Kenaikan PPN 12%

Jumat, 27 Desember 2024 | 13:30 WIB UU HKPD

Berlaku Mulai 5 Januari 2025, Begini Penghitungan Opsen Pajak

Jumat, 27 Desember 2024 | 12:30 WIB LAPORAN BELANJA PERPAJAKAN

Masih Ada Fasilitas Kepabeanan Tak Dimanfaatkan, DJBC Beri Penjelasan

Jumat, 27 Desember 2024 | 12:00 WIB PMK 81/2024

Catat! Dokumen WP Badan Era Coretax Diteken Pakai Sertel Pengurus

Jumat, 27 Desember 2024 | 11:30 WIB PMK 168/2023

Penghitungan PPh 21 Pegawai Tidak Tetap untuk Masa Pajak Desember

Jumat, 27 Desember 2024 | 11:00 WIB INFOGRAFIS PAJAK

Analisis Kesebandingan dalam Tahapan Penerapan PKKU

Jumat, 27 Desember 2024 | 10:45 WIB KEBIJAKAN PEMERINTAH

Jamin Stimulus Ekonomi Efektif, Birokrasi Penyaluran Perlu Dipermudah

Jumat, 27 Desember 2024 | 10:30 WIB KILAS BALIK 2024

Maret 2024: Pemerintah Rilis Ketentuan Baru terkait Akuntansi Koperasi

Jumat, 27 Desember 2024 | 10:00 WIB KEBIJAKAN KEPABEANAN DAN CUKAI

Reformasi Berkelanjutan DJBC, Kolaborasi Lintas Sektor Jadi Kunci